"Memangnya di sini disiapkan tempat tinggal?" tanya Shen Yang sambil mengikuti Chen Shuo masuk ke gedung studio tersebut. Tidak hanya mereka, masih ada beberapa penari di sana meski sudah larut. Studio dance itu dibuka 24 jam, tetapi ada penjaga khusus malam di luar.
"Tadinya aku juga tidak tahu. Tetapi pelatih Ding baik sekali, membiarkanku tinggal di sini tanpa bayar. Kamarnya hanya tiga untuk berjaga-jaga kalau ada murid di sini yang sakit tiba-tiba. Jadi sebenarnya tidak boleh dipakai tinggal."
Mereka berada di lantai satu dan berjalan menuju lorong sebelah kanan. Di salah satu ruangan itu Chen Shuo tidur sejak tinggal di Beijing. Pelatih Ding hanya memperbolehkan murid-murid yang datang dari jauh dan kesusahan secara ekonomi seperti Chen Shuo untuk tinggal sementara di sana. Kamar mandi di lantai satu itu berada juga di lorong yang sama dengan tiga kamar tidur tersebut.
"Oooh, ternyata cukup besar," komentar Shen Yang setelah Chen Shuo membuka pintu kamar. Tetapi lelaki itu terdiam sebentar saat melihat hanya ada satu tempat tidur.
"Chen Shuo! Selamat sudah masuk final!"
Shen Yang berbalik karena Chen Shuo masih berdiri di luar, berbicara dengan beberapa teman-teman yang berlatih di studio yang sama. Mereka mengucapkan selamat pada pemuda itu. Setelah beberapa menit, Chen Shuo baru masuk dan terkejut saat melihat sebuah banner membentang di depan wajahnya.
"Aku membuatnya untuk mendukungmu besok," ujar Shen Yang sambil tersenyum lebar.
Chen Shuo melihat spanduk itu dengan senyum lebar pula. Dia mengambilnya dari tangan Shen Yang sambil berkomentar, "Yang-ge benar-benar yakin aku bisa ke final?"
"Tentu saja. Aku tidak pernah salah menilai orang," jawab lelaki itu.
Chen Shuo duduk di kursi sementara Shen Yang di tempat tidur. Setelah beberapa menit hanya diam melihat, lelaki itu akhirnya berkomentar karena mulai bosan, "Sampai kapan kau mau menatap spanduk itu? Tidak lapar?"
Pemuda itu seketika berhenti tersenyum, baru menyadari dirinya hanya duduk mengagumi spanduk. Mengetahui Shen Yang membuat itu khusus untuknya, berarti lelaki itu memikirkannya.
Mereka sudah membeli makan di perjalan pulang tadi.
"Besok kita pergi jalan-jalan ke mana?" tanya Shen Yang sambil mengunyah.
"Ge, aku harus latihan."
Lelaki itu menggeleng, lalu menunjuk Chen Shuo dengan sumpit, "Kau harus rileks untuk final. Kalian diberi jeda sehari bukan untuk latihan, tetapi istirahat supaya lusa lebih fit. Kalau tidak mau jalan-jalan, aku akan memaksamu istirahat dan tidak boleh ke mana-mana, pilih."
"...Jalan-jalan."
Shen Yang mengangguk, "Bagus. Makan lagi, habiskan."
Mereka mengobrol sedikit tentang tiga orang lainnya yang masuk final. Mendengar cerita Chen Shuo dan juga bahasa tubuhnya. Pertama kali Shen Yang melihat pemuda itu benar-benar tidak percaya diri. Chen Shuo kenal tiga orang tersebut, terutama dua di antaranya yang selama bertahun-tahun telah memiliki nama dan pernah menjadi juara lebih dari satu kali bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunshine Becomes You [COMPLETED]
FanficSINOPSIS Shen Yang kembali ke rumah orangtuanya setelah mengundurkan diri dari perusahaan besar di Beijing. Dia memulai studio desain grafisnya di sana. Suatu hari, dia bertemu lagi dengan anak laki-laki pemilik kedai rumahan tempatnya sering makan...