Elsha tania giodra

21 2 15
                                    

Heyy balik lagi nihh.
Jangan lupa klik vote di pojok kanan bawah yaa..
Vote terus di setiap bab

Selamat membaca

***


Acha tak pernah mau tau, tentang orang yang berada di sekeliling nya jika orang itu tidak mempedulikan nya. Ia hanya fokus kepada dirinya sendiri. Selama ini tak ada yang pernah tau apa yang acha ingin kan bahkan keluarga nya, mereka hanya sibuk dengan urusan masing-masing. Yah mungkin ada beberapa orang yang bisa di jadikan tempat curhat, tempat melepaskan letih dan mungkin rumah bagi nya.
Dia adalah syifa teman yang selalu ada bersamanya sejak usia 5 tahun, selalu bermain bersama, tertawa bahkan berbagi cerita random. Ya itu lah mereka.
Di sisi lain ada Fendi, ya mungkin acha baru mengenal pria itu namun rasa percaya nya kepada fendi sangat erat seperti tali yang sudah di ikat mati. Okey itu terlalu berlebihan.

Dan mereka juga sering berbagi cerita, bertukar tawa, dan saling menasihati. Walaupun sama sama gila tapi mereka tetap memberikan solusi dan pengertian yang baik.

Dan ada beberapa teman laknat lainnya yang selalu bisa menghibur dan menghilangkan rasa sedihnya. Selalu saja mengomentari tentang penampilan orang yang berada di sekitar mereka. Ya itulah yang sering mereka lakukan, tak luput dari acha dan teman teman nya yang saling menistakan satu sama lain. Terkadang juga mereka terlihat seperti anak spesial karna terlalu aktif ketika berkumpul.

Seperti saat sekarang ini, gelak tawa, dan candaan yang mengisi sudut kelas. Kelas 8a kelas paling unggul namun sering sekali jamkos. Tampak di sebuah meja yang bisa di pastikan itu meja windy, di sana sudah berkumpul segerombolan orang orang dengan suara kekeh-an mereka.

Semua orang yang berada di kelas itu hanya bisa melihat menatap mereka sinis, sesekali mereka di tegur namun hal itu tak di acuhkan, mereka tetap saja mengeluarkan suara yang cukup besar. Bahakan ketua kelas saja sudah letih menegur mereka berkali kali, bukan hanya membuat keributan di dalam kelas mereka juga tak kira kira jika izin ke kamar mandi, bisa sampai 2 jam di luar dan yang izin juga bukan satu atau dua orang,tapi sekaligus 5, ketua hanya bisa geleng-geleng melihat tingkah mereka.

Kembali kepada mereka yang sedang asyik mengobrol.
"Eh fah jadi gimana lo sama gilang?"
Tanya acha sambil menaikkan dagu ke arah afifah.
Afifah hanya mengelik-kan bahu nya, dengan raut muka datar.
"Ya gitu deh,baru pdkt an aja sihh"

"Ya bagus lah anjirr, hoki itu mah kalau lo bisa langsung pdkt sama dia"
Ucap rana spontan.
Gadis itu hanya memanyunkan bibir,dan menggaruk kepalanya.
"Hmm, iya sii tapi_"

"Tapi apa"
Rasa penasaran acha yang sudah bergejolak, ingin tahu apa yang hendak fifah bicarakan.
Afifah hanya menggeleng kan kepala dan tersenyum licik.
Oliv sontak langsung menempeleng kepala anak polos itu, merasa gregetan dengan tingkah afifah. Gadis itu mengerutkan dahi, memegang kepalanya yang telah di di celakai dengan tangan kosong oliv, sambil menggerutu kesal.
"Anjir lo se enak nya aja main nempeleng nempeleng kepala gueh"

"Lo nya yang kalau ngomong suka setengah setengah, mending ga usah ngomong"

"Dihh suka suka gue lah anying"

Bisa di pahami siapapun yang berada dekat dengan oliv atau pun berbicara dengan nya pasti akan membuat keributan.

"Mulai"
Ucap windy yang melipat kedua tangannya di dada, sambil menghembuskan nafas kasar.

"Apalah si gilang gilang, yang sering dapat nilai nol kalau ulang"
Sambung oliv dengan nada mencemooh.
"Eeh biarin lah anjir yang penting dia ganteng, tinggi, ga menye menye kek ardi"
Dengan nada malas Afifah mencemooh balik.

FENDI ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang