2

192 40 7
                                    

Keesokan paginya Gulf sudah siap-siap untuk pergi ke kampus tempat dia belajar menuntut ilmu, sampai kampus Gulf langsung pergi ke taman belakang kampus menemui teman-temannya

"Hai guys" sapa Gulf

"Hai Gulf, gimana pesta semalem?" tanya Win

"Lo pasti dikenalin sama cewek-cewek anak konglomerat atau penjabat" tebak Gun

"Hahh~ kalo kalian nanya tentang itu lagi, gw pergi sekarang juga" ancam Gulf

"Hehh jangan sobat, serius amat sih lagi pms ya" ledek Win

"Win!!" panggil Gulf dingin

"I-iya maaf, udah yuk lanjut ngobrol di kelas" ujar Win

Setelah cukup lama berbincang di taman belakang kampus, Gulf dan teman-temannya memutuskan untuk membicarakan tentang perkuliahan mereka yang tidak kalah menarik-dan seringkali menyebalkan. Mereka duduk di bangku kayu panjang di bawah pohon rindang, menikmati semilir angin pagi.

"Jadi, gimana kuliah lo seminggu ini?" tanya Gulf kepada Win, sambil menyesap kopi dari gelas plastiknya.

Win menghela napas panjang, wajahnya menunjukkan kelelahan. "Dosen Matematika Ekonomi gue, Pak Sandi, semakin gak masuk akal aja deh. Dia kasih tugas tambahan setiap kali kita selesai satu tugas utama. Serius, gue rasa dia pikir kita robot atau gimana."

Gulf mengangguk setuju, "Iya, gue denger dari anak-anak lain juga pada ngomong gitu. Gue aja yang gak ambil kelas dia udah ngeri dengernya."

Gun menimpali dengan tawa pendek, "Lu beruntung, Gulf. Gue terpaksa ambil kelas dia, dan itu bener-bener mimpi buruk. Belum lagi, cara dia jelasin materi tuh kayak ngomong ke dinding. Nggak ada yang nyangkut di kepala gue."

"Serius? Gue pernah denger dia ngajar sih, dan ya, dia kayak ngomong pake bahasa planet lain," kata Gulf sambil tertawa. "Eh, Win, lu tahu nggak? Anak-anak di kelas gue pada bilang kalo dia ngajar tuh kayak ngelantur. Bikin kita bingung setengah mati."

Win mengangguk. "Iya, bener banget. Gak cuma itu, dia juga suka tiba-tiba ngasih kuis dadakan. Udah lah materinya susah, ditambah lagi kita gak pernah siap buat kuis. Gue yakin nilai gue bakal jeblok deh semester ini."

Gun yang dari tadi hanya mendengarkan, tiba-tiba menyahut, "Tapi yang paling parah, tau gak? Si Bu Rini di kelas Manajemen. Dia suka ngasih ceramah panjang tentang kehidupan pribadi dia, terus ujung-ujungnya marahin kita kalo nilai ujian jelek. Gue kan jadi bingung, kita di sini buat belajar atau dengerin curhatan dia?"

Gulf tertawa keras. "Oh my God, Bu Rini emang gitu banget. Gue pernah denger dari anak-anak kelas dia, katanya dia bisa habisin setengah jam cuma buat cerita tentang kucing peliharaannya. Trus, pas masuk materi, waktunya udah habis."

"Dan kita yang disalahin kalo gak paham materinya," tambah Win dengan suara sarkastik. "Serius, kadang gue ngerasa kuliah ini lebih kayak ajang hiburan daripada tempat belajar."

"Untungnya dosen lain masih ada yang normal," kata Gulf, mencoba melihat sisi positif. "Kayak Bu Mira di kelas Marketing. Gue suka cara dia ngajarnya, interaktif dan bikin kita bener-bener paham konsepnya."

Gun mengangguk setuju. "Iya, Bu Mira emang salah satu yang terbaik. Dia ngerti gimana caranya bikin materi yang kompleks jadi lebih gampang dicerna."

Percakapan mereka berlanjut tentang dosen-dosen lain yang mereka sukai atau tidak sukai, sesekali diselingi tawa dan keluhan. Suasana santai ini membuat mereka semakin dekat sebagai teman, meski harus menghadapi tantangan perkuliahan yang tak jarang menguras energi dan pikiran.

Sampai akhirnya, bel berbunyi menandakan waktu mereka harus masuk ke kelas. Mereka bangkit dari tempat duduk, siap menghadapi sesi perkuliahan hari itu dengan semangat baru yang terisi oleh obrolan ringan dan tawa bersama.

"Yuk, masuk kelas dulu. Nanti malem kita seneng-seneng lagi," kata Gun sambil mengedipkan matanya

"Mau kemana emangnya?" tanya Gulf balik

"Biasalah, clubbing kita" jawab Gun

"Okey gw ikut" ujar Gulf

"Asikk, nanti malam kita jemput ya" ujar WWi

Gulf tersenyum. "Deal. Sampai nanti malam, guys." Mereka pun berjalan bersama menuju ruang kelas.

~~~

Malam itu, Gulf menatap bayangannya di cermin, merapikan rambut dan memastikan penampilannya sempurna. Dentingan pintu bel terdengar, menandakan kedatangan Gun dan Win. Gulf menghela napas, merasakan campuran antara kegembiraan dan sedikit ketegangan.

"Gulf, mau pergi kemana kamu?" suara mommy-nya, Nyonya Prita, terdengar dari balik pintu kamarnya. Gulf tahu, percakapan ini tak bisa dihindari.

"Clubbing, Mom. Sudah dijemput teman-teman tuh," jawab Gulf jujur, matanya bertemu dengan pandangan tajam ibunya.

Nyonya Prita menghela nafas panjang. "Mommy nggak ngelarang kamu buat clubbing sama teman-temanmu itu, tapi ingat jangan lakukan hal yang bisa mempermalukan nama keluarga." Ada nada tegas namun lembut dalam suaranya, menunjukkan kekhawatiran seorang ibu.

Gulf menatap ibunya dengan penuh pengertian. "Iya, Mom. Tenang aja. Gulf tahu batasannya kok," ujarnya sambil memberi senyum meyakinkan.

Nyonya Prita meraih tangan Gulf, menggenggamnya erat. "Mommy hanya ingin kamu berhati-hati. Dunia luar bisa sangat kejam."

"I know, Mom. Gulf janji akan berhati-hati," kata Gulf dengan suara yang lebih lembut. Setelah itu, dia berlalu pergi, meninggalkan ibunya yang masih berdiri di pintu dengan pandangan cemas namun penuh harap.

Di luar, Gun dan Win sudah menunggu dengan mobil hitam mengkilap yang terparkir di depan rumah. "Ayo Gulf, kita sudah gak sabar!" seru Gun dari jendela mobil.

Gulf melompat masuk ke dalam mobil, disambut dengan sorakan semangat dari Win. "Malam ini kita akan bersenang-senang!"

Mereka meluncur di jalanan kota yang gemerlap dengan lampu neon, suasana malam yang hangat dan penuh kehidupan. Gulf merasa kebebasan mengalir dalam darahnya, menyisakan segala kekhawatiran dan beban rutinitas di belakang.

 Gulf merasa kebebasan mengalir dalam darahnya, menyisakan segala kekhawatiran dan beban rutinitas di belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setibanya di klub, suara musik menggelegar menyambut mereka. Lampu-lampu berkelap-kelip, menciptakan atmosfer yang menggairahkan. Gulf, Win dan Gun langsung di antar ke ruang khusus yang sudah mereka pesan, suara dentuman musik memenuhi ruangan dan bau alkohol tercium pekat di sekitarnya

"Woww kayaknya anak konglomerat satu ini lagi galau nihh sampe banyak amat minuman yang dipesen" ledek Win

"Diem deh, nikmatin aja mumpung lagi baik nih mau traktir kalian" ujar Gulf

"Terimakasih yang mulia Gulf" ujar Gun

~~~

Jangan lupa Vote dan Komen yahhh

Secret Mission || MewGulf (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang