3

193 43 10
                                    

Malam semakin larut. Namun, suasana yang awalnya santai segera berubah saat seorang wanita dengan pakaian ketat dan penampilan yang mencolok tiba-tiba muncul di hadapan mereka.

"Hai sayang, kenapa tidak bilang padaku kau akan datang?" ujarnya sambil memeluk Gulf dari samping. Aroma parfum yang menyengat segera menguar, memenuhi udara di sekitar mereka.

Gulf terkejut dan berusaha melepaskan diri dari pelukan wanita itu. "Gina, menjauhlah dariku. Aku sedang tidak mood untuk meladenimu," ucapnya dengan nada tegas namun terkontrol.

Gina mengerucutkan bibirnya, tampak seperti anak kecil yang tidak mendapatkan apa yang diinginkannya. "Gulf, apa kau tidak merindukan aku?" rengeknya manja, mencoba menarik perhatian Gulf dengan menempelkan tubuhnya lebih dekat.

Gulf menatap Gina dengan pandangan yang penuh ketegasan. "Gina, kamu itu sebenarnya cantik, tapi karena sikapmu yang terlalu murahan membuatmu jadi nggak menarik dan rendahan," ujarnya tanpa ragu, kata-katanya tajam seperti belati.

Gina terperangah, matanya berkaca-kaca seakan tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. "Kamu kok tega sih ngomong gitu ke aku?" ujarnya dengan suara bergetar, mencoba menahan air mata yang mulai menggenang di sudut matanya.

Gulf menghela nafas panjang, menurunkan nada suaranya sedikit. "Gina, aku tidak bermaksud menyakiti perasaanmu. Tapi kamu harus mengerti, aku butuh ruang dan aku ingin menjalani hidupku dengan cara yang berbeda dari yang kamu bayangkan."

Gina memalingkan wajahnya, menghapus air mata yang mulai jatuh. "Jadi kamu benar-benar tidak peduli lagi padaku?" tanyanya dengan nada terluka.

Gulf merasa sedikit bersalah, tapi dia tahu dia harus tegas. "Gina, aku peduli padamu sebagai teman. Tapi hubungan kita tidak bisa berlanjut jika kamu terus bersikap seperti ini. Kita harus sama-sama menghargai diri sendiri dan orang lain."

Gun dan Win, yang menyaksikan kejadian itu dari kejauhan, mendekat untuk memberikan dukungan. "Hei, Gina, mungkin sekarang bukan waktu yang tepat. Kita semua hanya ingin bersantai dan menikmati malam," kata Win dengan nada lebih lembut.

Gina menghela napas lagi, kali ini lebih dalam. "Baiklah, Gulf. Aku akan pergi. Tapi ingat, aku akan selalu ada jika kamu berubah pikiran," ujarnya sebelum berbalik dan berjalan menjauh, meninggalkan Gulf dan teman-temannya

"Eh itu gapapa si Gina lo biarin gitu aja?" Tanya Win dan Gulf tidak menjawab dia lebih memilih meninggalkan ruangannya

"Gulf mau kemana?" tanya Gun

"Toilet!!" teriak Gulf sambil terus berjalan meninggalkan mereka

Gulf membasuh wajahnya dengan air untuk menghilang sedikit rasa mabuk yang dia rasakan, merasa sudah tenang barulah di keluar dari toilet hendak kembali ke ruangannya

Saat Gulf membuka pintu ruang dia terkejut banyak sekali pria besar berjas hitam di dalam ruangan itu mereka menatap Gulf dengan tajam, Gulf sempat bingung namun sedetik kemudian dia tersadar kalau memasuki ruangan yang salah

"Eemmm maaf, saya salah masuk ruangan" ujar Gulf lalu pergi begitu saja meninggalkan ruangan itu

"Gulf, kemana aja sih kok lama banget?" tanya Win

"Tadi sempet salah masuk ruangan" jawab Gulf

"Oh untung gak di bungkus om-om yah Gulf" canda Gun dihadiahi sentilan di bibirnya oleh Gulf

Secret Mission || MewGulf (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang