1: Cinta di tolak club bertindak.

68 1 0
                                    

Seorang pria kini menatap pria di hadapannya dengan tatapan penuh arti.

Genala tersenyum sangat tipis, ia ingin mengungkapkan sesuatu kepada pria yang telah akrab dengannya 3 tahun belakangan ini.

Dia adalah Daven, kakak kelas nya dulu yang kini sudah menjadi kakak-kakak kuliahan.

Mereka kenal dan baru akrab saat Genala baru kelas 10 dan Daven kelas 12, namun meski sekarang keduanya sudah beda jalan mereka tetap akrab seperti dulu.

Sejak awal jantung Genala selalu berdetak cepat saat bersama Daven, pria yang sangat ia kagumi itu.

"Kak..", panggil Genala sedikit ragu.

"Kenapa?", tanya Daven yang duduk di depan Genala sembari menaikan alisnya.

"Kakak gak capek jomblo?", tanya Genala.

Daven menggeleng, ya sejak dulu pria setampan Daven memang selalu jomblo, itulah membuat Genala selalu berharap dengan pria itu.

Genala menaikan alisnya. "Kenapa kak?".

Daven tersenyum. "Harus nya gue yang nanya itu, lu ngapain tanya kayak gitu?, hmm?".

Genala tersenyum tipis, jika ia berani mengungkapkan perasaannya malam ini apakah mereka akan jadian?, ah tidak terbayang Genala sebahagia apa!.

"Genala suka sama kakak".

Pernyataan itu.... Daven terdiam sejenak, senyumnya seketika luntur dan berubah menjadi raut terkejut.

"Kita udah kenal 3 tahun... dan aku suka sama kak Daven sejak pertama ketemu".

Daven diam, membuat Genala meremas paha nya sendiri, ia malu jika di tolak.

"Genala maaf.... tapi gue gak suka lu... kita sebatas adek kakak aja ya?", suara Daven terdengar lembut meski itu adalah kalimat penolakan.

Genala menatap Daven, ia menaikan alisnya, "Oh gitu ya?", Genala benar-benar meremas paha nya sendiri di bawah meja itu.

"Gakpapa, kita masih bisa akrab, oke?".

Genala diam sejenak. "Kenapa kak Daven gak mau nyoba suka aku?".

Daven tersenyum. "Bukan saat nya Genala, gue mau fokus kuliah dulu ya?".

Genala diam, ia akhirnya berdiri dan melangkah pergi begitu saja.

Ia malu, ia malu di tolak!!!.

"Genala!", panggil Daven yang mengejar langkah Genala, di depan restoran itu Daven menggapai tangan Genala dan menahan pria itu untuk melanjutkan langkah nya.

Genala membalikan badannya dan menatap Daven, berharap pria itu berubah pikiran dan bisa menerima nya.

"La, maaf...."

Genala tersenyum dan mengangguk, meski terlihat jelas tatapannya menunjukan kekecewaan yang begitu mendalam.

"Gue antar pulang ya?", ucap Daven yang merasa tidak enak.

Genala menggeleng. "Gak usah", ucap Genala dan melepaskan tangan Devan yang memegang nya tadi.

Genala segera pergi, Devan menatap Genala yang berjalan semakin jauh.

Mengapa rasa nya berat untuk melangkah dan kembali menghampiri Genala?.

Devan menyesal menolak Genala namun mengapa ia benar-benar berat untuk melangkah?, Devan juga tidak tau ingin mengatakan apa kepada pria itu yang intinya Devan tidak mau Genala merasa sakit hati dan mereka menjadi asing.

•'•'•

Sakit hati menguasai perasaan Genala, di dalam taksi itu Genala menatap keluar jendela.

Sial, selama 3 tahun ini Devan memberinya harapan-harapan dengan sikapnya yang manis ternyata itu hanya bagian dari sikap friendly nya?.

Genala ShaneeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang