8: Rebutan seks malam ini?

30 1 0
                                    

Genala memegang kepala nya sendiri yang terasa sedikit ngilu. Kenyataannya kepala nya itu tidak pernah sembuh, saat pertama kali Bima menindas nya dan membenturkan kepalanya berkali-ksli itu sudah benjol dan kini mampir setiap hari Bima melakukannya.

Genala lalu keluar dari kamar itu, ia pergi ke kamar Nevano dan menatap pria yang sedang melepas baju nya itu, menampilkan tubuh kekar milik nya.

Nevano menoleh saat menyadari Genala ada di sana, ia lalu menunggu Genala mendekat dan memeluk tubuh kecil itu.

"Kepala nya masih sakit?, hm?", tangan Nevano mengusap kepala belakang Genala dengan lembut.

Genala menggeleng, lalu ia melepas pelukan itu dan keduanya saling tatap.

"Gue ada kerjaan bentar, tunggu gue dan kita tidur bareng".

Genala mengangguk, ia lalu mengikuti Nevano yang duduk di kursi meja belajar nya, Nevano menoleh, ia menatap Genala yang berdiri di sebelahnya.

"Mau duduk di sofa atau di pangkuan gue?".

"Pangku.."

Nevano lantas membiarkan Genala duduk di pangkuannya, lalu ia pun mulai mengerjakan sesuatu di laptopnya.

Genala menatap hal itu. Genala kira tentang tugas kampus, namun nyatanya itu adalah pembahasan sebuah narkoba.

"Kenapa harus narkoba?", tanya Genal sembari menyandarkan punggungnya di dada milik Nevano.

"Banyak peminat".

"Kakak gak takut di tangkap polisi?".

"Aman, gue punya orang dalam".

Genala menaikan alisnya. "Kalo konsumsi?, kakak ngelakuin itu?".

"Enggak, dulu doang, gue bukan orang depresi yang harus ke canduan barang gak guna kayak gitu".

"Tapi kakak kan jual?".

"Biarin, itu penenang buat orang depresi".

"Ouhh...", Genala mengangguk-angguk.

Pintu milik Nevano lalu di buka, menampilkan Gerhana yang baru saja masuk dan menghampiri Genala.

"Tidur sama gue".

"Enak aja", ketus Nevano.

"Lu juga kan lagi kerja".

"Enggak enggak, udah selesai", Nevano segera menutup laptopnya.

Ia menatap Gerhana sembari menaikan alisnya seakan menantang Gerhana.

Gerhana berdecak. "Yaudah kita tidur bareng aja, Genala kan punya gue juga".

"Gak ada, gak usah ngarep malam ini tidur sama dia".

Genala mengeryitkan alisnya heran, mereka kenapa?, bukan kah biasanya juga mereka langsung berempat tidur bersama Genala?, jika mereka berdua saja tidak masalah bukan?.

"Kak Ger, ayo tidur di sini", ucap Genala.

"Enggak, Genala", tolak Nevano.

"Lu kenapa sih?, egois banget tau gak?, lu pikir lu pacar Genala?, sok iye sok ngatur, Genala kan milik bersama!", ketus Gerhana.

"Gue bilang enggak ya enggak!, gue mau berdua sama Genala disini!".

"Gue gak bakal pergi!", Gerahana kekeuh.

Genala akhirnya berdiri, ia menatap dua pria yang adu tatap dengan sengit itu.

"Yang lari ke aku deluan dia tidur sama aku!", ucap Genala dan berlari cepat kekasur.

Genala ShaneeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang