1. Menemani Nabil

10 0 0
                                    


Jika ditanya, kenapa sih Tata betah main dirumah Cesa? Sudah pasti gadis itu akan menjawab 'rumah Cesa enak, ada wifi terus dapet makan gratis'. Ketahuilah, gadis bernama lengkap Naeswari Ganeta itu pecinta hal-hal gratis, apalagi keluarga Cesa sendiri sangat baik, tidak pernah marah dengan kedatangannya serta teman-temannya yang sangat berisik itu. Seperti saat ini, malam minggu adalah malam yang paling pas untuk mereka berkumpul, karena semenjak lulus SMP dan masuk ke sekolah yang berbeda membuat ketujuh gadis itu semakin jarang bertemu.

Tata menatap jengah petengkaran antara Jeha dan Tamara, mereka terus mempertengkarkan hal yang tidak penting. Dan itu selalu terjadi setiap mereka berkumpul bersama. Begitu pun dengan si tuan rumah, menurut Cesa, meladeni Tamara hanya akan membuat emosinya naik, jadi biarlah Jeha, karena hanya dia yang paling tidak sabaran dengan sifat Tamara yang terkadang aneh dan suka asbun.

"Ya gak bisa, Maraaa! Ini loh, kalo hapus tuh pencet ini!" seru Jeha tak sabaran sambil menunjuk layar iPad yang ada di lantai.

Tetapi gadis di depannya itu menggeleng tak terima, "Apasih Jeha? Orang aku tuh mau ganti warna doang!"

"TADI KATANYA MAU DIHAPUS???"

"Gak jadi, lucu gini gambarnya," cengiran Tamara kontan saja membuat Jeha hampir melempar bantal sofa yang ada di belakangnya jika saja Cesa tidak melotot ke arahnya.

Seorang gadis lain dengan hoodie putih datang dari arah dapur, di tangannya membawa segelas air minum yang baru saja dia ambil, "Biarin aja, Je, biarin. Yang penting Mara anteng aja," ucap Joice selaku pemilik iPad yang kini dikuasi oleh Tamara.

"Ces, ini Shella gak bisa dateng, gak ada yang nganter soalnya," Tata menoleh kearah Cesa sembari menunjukkan roomchat nya dengan Shella.

"Yaudah kalo gitu mah, Lilis juga gak bisa dateng gara-gara ada les. Lagian kenapa kamu ga jemput, Ri? Biasanya Shella nebeng sama kamu," yang ditanya menggeleng pelan, seiring jarinya yang bergerak lincah menari diatas bendah pipih tersebut, "Tadi udah aku tawarin, tapi Shella malah bilang duluan aja."

Mereka kemudian larut dalam obrolan. Saling bercerita tentang sekolah masing-masing dan bagaimana kehidupan asmara satu sama lain. Yaa walaupun diantara mereka semua hanya Tamara yang memiliki status jelas dengan laki-laki yang disukainya. Lain halnya dengan Joice yang bimbang memilih antara dua laki-laki yang menyukainya.

"Kalo kamu, Ri? Waktu itu katanya lagi deket sama kakel?" pertanyaan tiba-tiba Joice membuat Tata yang sedari tadi hanya haha hehe mendengar cerita kini mengerutkan kening bingung.

Memang benar, dua bulan belakangan ini ia tengah dekat dengan kakak kelasnya. Alvin namanya. Namun akhir-akhir ini komunikasi mereka tak bagus. Entah sejak kapan Alvin selalu lama membalas pesannya, bahkan terkadang pesan tersebut tak mendapatkan jawaban. Tata sendiri tak terlalu ambil hati, karena sejak awal ia tidak berniat serius dengan Alvin. Walaupun terkesan jahat, Tata meladeni Alvin hanya karena gadis itu kesepian. Toh Alvin juga tak jauh berbeda dengannya.

"Bentar lagi juga asing," jawabnya santai yang mengundang decakan sebal empat orang disekitarnya.

"Lo kok bisa santai banget sih, Ri? Gue kalo jadi lo udah tantrum anjir," celetuk Jeha sebal.

"Si Ari gak bakal bisa pacaran, asli, percaya sama aku. Padahal bagus deket sama cowok baru biar bisa lupain Gema," sahut Joice.

"WOY AKU UDAH MOVE ON YA!" seru Tata tak terima saat Joice mengungkit tentang mantan pacarnya, setelah itu helaan napas pasrah keluar dari mulutnya, "Gimana ya, dari awal aku juga tau kalo Alvin gak pernah serius. Buktinya aja dia gak pernah bilang suka atau jauhin Hana, kan? Makanya, dari awal aku gak pernah anggep Alvin serius."

Did You Choose Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang