Dewi 'sengklek'

116 17 0
                                    

"Jadi? mengapa aku bisa di sini? apa aku beneran sudah mati?", tanya seorang pemuda pada sesosok dewi yang duduk berhadapan dengan nya.

"Hehe maaf, kamu memang sudah mati dan itu kesalahanku. Aku salah mengira jika kau adalah Riku Ozama, tapi ternyata kau Riku Ozami, hanya berbeda satu huruf membuat semua ini terjadi", ujar dewi itu yang seketika membuat kerutan di wajah sang pemuda terlihat makin jelas.

"Hanya karena satu huruf?? apa kau bercanda! kembalikan aku ke duniaku!!", teriak sang pemuda. Dewi tersebut hanya tertawa canggung.

"Sayangnya, kamu tidak bisa kembali. Tubuhmu di dunia sebelumnya sudah dikremasi", ujar sang dewi yang membuat pemuda itu seketika frustasi.

"Berarti aku sudah benar-benar mati? tapi aku masih terlalu muda untuk mati. Bahkan masih ada adikku yang perlu ku jaga", ucap pemuda itu murung. Mau menyalahkan dewi itu, tapi semuanya sudah terjadi.

"Ye tinggal login lagi, ape susahnye?", ujar sang dewi.

"Kau kira ini game? ini itu dunia novel cok! btw, emang bisa login lagi?", tanya si pemuda.

"Gampang itu mah, cuma tinggal cling, kamu pasti bisa idup kembali", balas sang dewi membuat pemuda itu kembali berharap.

"Hidup kembali ke duniaku?",

"Geer kali, kamu bisanya di dunia lain kalo mau idup balik!", balas si dewi yang membuat urat nadi si pemuda kembali muncul.

"Sama aja kalik! gitu mah mending ga usah hidup lagi", ujar sang pemuda. Ia nampak lesuh, setelah berteriak pada sang dewi.

"Wahai pemuda yang budiman, kau akan tetap hidup kembali ke dunia lain dengan tubuhmu yang semula. Selamat bersenang-senang, btw masalah kekuatan, dah ku kasih biar OP, bye Riku!", belum sempat sang pemuda kembali berucap. Pandangannya seketika menghitam.

................

Cahaya matahari semakin menerobos retina matanya. Riku Ozami, terbangun, ia memegang kepalanya yang terasa berdenyut-denyut. Selang beberapa saat, ia melirik sekitarnya dan bingung. Di mana ia berada sekarang?

Sesaat setelahnya, ia tersadar dan kerutan di wajah Riku kini nampak kembali.

"Dasar dewi sengklek! setidaknya kasih info ini di dunia mana kek!", teriak Riku kesal. Tiba-tiba muncul sebuah layar berukuran sedang yang memampangkan wajah sang dewi.

"Halo ha, Riku. Maaf lupa memberi tahu, kalau dunia yang kau tempati sekarang adalah dunia di mana ada sihir dan monster. Istilah kata, ada yang namanya hunter, ngerti ga?", ujar sang dewi.

"Jadi? katanya kau beri aku kekuatan. Apa kekuatanku?", tanya Riku pada dewi itu.

"Ya cari sendiri, males aku jelasinnya. Bye Riku, selamat bersenang-senang!", balas sang dewi sebelum layar yang menampilkan wajahnya menghilang.

Riku menghela nafas panjang, ia sungguh kesal dengan kelakuan dewi kehidupan itu.

Ia menatap ke sekeliling, kemudian teringat sesuatu. Ia segera mengambil benda di dalam sakunya.

"Uang ini mana mungkin bisa digunakan di sini. Lalu apa yang harus kulakukan? huh, lebih baik aku mencari letak desa aja deh, masalah biaya hidup, biar nanti dipikirkan saat sudah menemukan desa", ucap Riku sebelum bangkit dari tempatnya.

"Alastasia yang agung, bisa anda kasih manusia ini sebuah peta?", tanya Riku. Ia tahu kalau dewi kehidupan itu masih memperhatikan nya.

Tidak lama, muncul sebuah kertas yang menunjukkan letak desa terdekat.

"Terimakasih", gumamnya. Kemudian berlalu, mengikuti jalan yang ada di peta itu.

................

"Tolong!",

Sayup-sayup terdengar sebuah suara dari arah pepohonan. Riku yang penasaran, segera melangkah untuk melihat. Betapa terkejutnya dia saat melihat seorang wanita cantik yang terkurung di sangkar.

"Manusia, tolong aku. Aku tidak sengaja terperangkap di sini, kekuatanku tidak dapat bekerja selama di sangkar ini", ujar wanita itu.

Riku mengangguk dan bergegas menolong sosok itu. Ia melihat jika gembok sangkar itu dilindungi oleh sihir.

"Alastasia, bagaimana caraku dapat membuka gembok ini?", tanya Riku di dalam pikirannya. Ia sedang mencoba untuk berinteraksi dengan dewi Alastasia.

"Rasakan, kumpulkan, dan hancurkan. Hanya itu yang perlu kau lakukan", balas Alastasia. Riku yang sejak awal memiliki otak di atas rata-rata, membuatnya langsung paham dengan kalimat ambigu Alastasia.

"Akan ku coba", gumamnya. Ia segera berfokus pada satu titik dalam tubuhnya. Merasakan aliran mana yang mengalir deras, berkumpul di satu titik yang ia fokuskan, yaitu pada tangannya.

"Sebentar, apa kau yakin mau menolongnya?", tanya Alastasia mendadak.

"Tentu saja, mana mungkin aku mengabaikan seseorang yang membutuhkan bantuan ku", balas Riku di dalam pikirannya.

"Tapi, dia bukan orang, dia seorang dewi sepertiku. Namanya adalah Aelina, dewi cinta yang sering menjebak seseorang yang polos seperti mu. Jika kau menolongnya maka_", belum sempat Alastasia menyelesaikan ucapannya, terdengar bunyi gembok yang terbuka secara paksa.

"Oh, manusia! kamu telah mau menolongku. Sebagai imbalan, tolong terimalah berkat dariku dan terimalah buah ini sebagai ucapan terimakasih ku", ujar Dewi Aelina. Riku melongo, ia tidak sengaja membuka gembok itu sebelum Alastasia menyelesaikan ucapannya.

"Um, terimakasih", Riku mengambil buah itu. Tidak memikirkan konsekuensi yang akan terjadi.

"Saya pamit dulu, nikmatilah berkat yang sudah saya berikan ini. Sekali lagi terimakasih sudah menolong saya", ucap dewi Aelina sebelum akhirnya menghilang dalam sekejap.

"Buah persik? biarlah, toh aku lapar", Riku segera melanjutkan perjalanan nya menuju desa sembari menggigit buah persik yang dihadiahkan oleh seorang dewi padanya.

"Riku",

"Kenapa lagi? oh ya, omong-omong kamu belum sempat melanjutkan kalimatmu. Sebenarnya apa yang ingin kau katakan?", tanya Riku pada Alastasia yang memanggilnya mendadak.

"Kau adalah manusia terbodoh yang pernah aku temui. Dewi Aelina sudah memberikanmu berkat berupa kesuburan, dan buah yang kau makan itu ya buah biasa sih. Tau ga plot twist nya?", tanya Alastasia.

"Apa?",

"Plot twist nya adalah, kau bisa hamil. Dan ya, selamat kau tidak bisa membuahi tapi bisa hamil. Selamat bersenang-senang Riku, ini salahmu sendiri", ujar Alastasia yang langsung membuat Riku terhenti dan menjatuhkan buah yang sudah habis setengah itu.

"A.. apa!!!!",

..................

To be continued

Trapped in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang