Panas

60 11 1
                                    



Pagi-pagi sekali, terdengar keributan di sebuah rumah. Riku terbangun karena mendengar keributan itu. Ia segera ke luar dari kamarnya dan turun ke bawah untuk mengecek keadaannya.

Sesampainya di bawah. Ia melihat rekan seperjuangan nya sedang ribut memasak di dapur, nampak beberapa gadis yang ingin unjuk bakat memasaknya, namun ada satu gadis yang hanya duduk diam di meja makan sembari meminum teh paginya.

"Ah Riku-san, kau sudah bangun? ayo duduk di sini. Kita minum teh bareng sambil menunggu makanannya jadi", seru Suzuna menepuk-nepuk kursi di sampingnya.

Riku lekas mendudukkan dirinya di samping Suzuna. Sebenarnya dia bingung saat ini. Selama ini yang bertugas memasak adalah Suzuna sendiri, kenapa sekarang Suzuna yang duduk santai menunggu mereka selesai memasak?

"Riku, kau nampak pucat. Apa terjadi sesuatu?", tanya Ellen yang baru saja datang dengan membawa makanan buatannya.

"Benar, kau pucat sekali. Kau sakit?", tanya Selena juga yang baru saja datang membawakan makanan buatannya juga.

"Riku-san, jika Riku-san sakit, Riku-san istirahat saja. Hari ini juga tidak ada misi yang perlu dilakukan", ujar Tamae meletakkan piring yang berisi masakannya di atas meja sebelum duduk di sisi samping Riku yang masih kosong.

"Aku tidak apa. Badanku hanya sedikit lemas dan panas sejak kemarin malam. Selebihnya aku tidak apa-apa", jawab Riku tak ingin membuat mereka khawatir.

"Kau pasti demam karena di misi kemarin, hujan turun begitu deras. Makanlah dulu, setelah itu istirahat lah di kamarmu", ujar Sera yang sedari tadi diam.

"Baiklah kalau begitu", balas Riku pada akhirnya.




....................



"Umhh.. panas".

Riku menggeliat tidak nyaman dalam tidurnya. Pada akhirnya dia membuka kedua matanya kembali. Suhu tubuhnya entah mengapa terasa lebih panas dari semalam.

Celananya kini sudah amat basah karena cairan bening yang terus menerus keluar dari lubang belakang Riku dan tentunya Riku tidak ingin memusingkan hal itu dan hanya fokus pada rasa sakit yang dialaminya.

Sebuah ide seketika muncul di benak nya. Ia lekas bertanya pada Dewi Alastasia untuk tau apa yang terjadi dengan tubuhnya saat ini.

"Alastasia. Ungh.. apa kau tau kenapa tubuhku seperti ini?", tanya Riku mencoba untuk menahan rasa panas di sekujur tubuhnya.

"Riku, kata Dewi Aelina, kau sekarang sedang dalam masa kawin mu. Di masa ini, rahim yang diberikan oleh Aelina sebagai berkat darimu, jauh lebih subur daripada hari-hari sebelumnya. Tubuhmu akan merasakan rasa panas dan gairah yang membakar selama 3 hari jika tidak ada laki-laki yang menggagahimu.

Aroma tubuhmu kini sangat memikat para lelaki. Dalam artian, kau harus berkembang biak dengan seorang lelaki selama masa ini dan jika tidak, tubuhmu akan merasakan apa yang kau rasa sekarang selama beberapa hari. Maaf, aku tidak dapat membuat Aelina menarik berkat yang dia berikan padamu", jelas Dewi Alastasia.

"Sial! unghh..".

Alastasia menatap khawatir ke arah Riku yang sedang menggeliat kesakitan di atas kasur. Dia ingin sekali menolong, namun yang bisa menyembuhkan Riku hanyalah Dewi Aelina sendiri. Dan sudah dipastikan jika Dewi Aelina mana mungkin mau menyembuhkan Riku, karena dengan itu, berkat yang dia berikan pada Riku akan hilang.

"Maaf Riku. Kali ini aku tidak bisa menolong. Tapi! kau akan segera bertemu dengan beberapa orang pria tampan, jadi bersabar ya? hanya ini yang bisa kubantu, sampai jumpa lain waktu Riku", pamit Alastasia sebelum menghilang dari pandangan Riku yang mengantuk.

Riku sendiri sejujurnya tidak peduli. Dan hanya berharap jika perkataan Alastasia akan segera terjadi karena dia menanti itu semua.



.................



Riku keluar dari kamarnya untuk mengambil air dirasa jika tenggorokannya terlalu kering. Saat sampai di bawah, dia melihat anggota guild nya yang sudah bersiap dengan pakaian lengkap mereka yang biasa digunakan saat ada misi.

"Riku, bagaimana keadaan mu?", tanya Selena duluan karena dia duluan lah yang menyadari keberadaan Riku di sana.

"Sudah lebih baik dari tadi pagi. Kalian mau melakukan misi?".

"Ya. Misi kali ini agak membahayakan keselamatan warga, jadi kita terpaksa tidak bisa meninggalkan misi ini. Riku nggak apa-apa di sini sendiri kan?", tanya Ellen hawatir, pasalnya ia takut Riku kenapa-kenapa jika ditinggal sendirian dalam kondisi sakit.

"Tidak masalah. Aku dapat menjaga diriku sendiri di sini", balas Riku.

"Syukurlah kalau begitu. Jaga dirimu baik-baik, kami akan segera kembali saat misi telah selesai", ujar Tamae mendekat ke arah Riku dan mencium pipinya.

Yang lainnya bergegas untuk pergi menyusul Sera yang sudah keluar duluan tanpa berpamitan dengan Riku. Sedangkan Ellen, Selena, dan Suzuna juga melakukan hal yang sama kepada Riku sebelum mereka pergi.

Riku yang sudah terbiasa dengan kelakuan keempat perempuan itu, hanya dapat menerimanya dengan pasrah. Beberapa saat kemudian, Riku memutuskan untuk ke dapur dan melakukan kegiatan yang ingin dia lakukan, yaitu meminum air.




.................




"Sepi sekali di sini".

"Mungkin mereka sedang melakukan misi".

Beberapa orang pria nampak memasuki sebuah bangunan rumah yang luas tersebut. Mereka dapat masuk karena memiliki kunci cadangan yang diberikan oleh adik-adik mereka.

"Kalau begitu kita bebas bersantai di sini tanpa adanya omelan yang memekikan telinga", seru pemuda bersurai silver dengan senang.

"Jaga martabatmu sebagai putra mahkota, Breinde Osaloa", ancam seorang pria lainnya dengan surai coklatnya.

"Hehe sorry. Omong-omong, kalian mencium bau manis ga? dari masuk ke dalam sini aku mencium bau itu terus menerus", tanya pemuda bernama Breinde tersebut.

"Kau benar. Sedari masuk, aku juga menciumnya", ujar sosok pemuda dengan telinga dan ekor rubahnya.

"Breinde, Tomoya, Suzura, Doyoun, Mykel, Elaxo, apa kalian pikir aroma ini dari lantai atas?", tanya pemuda lain yang bernama Zhouyan atau lebih lengkapnya Zhouyan Hanakawa.

"Kau benar. Apa kita perlu mengecek nya?", pemuda bernama Elaxo tersebut, lekas bertanya pada sahabat-sahabatnya yang lain.

"Kurasa begitu", balas Suzura, pemuda dengan telinga dan ekor rubah tadi.







..................



To be continued

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Trapped in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang