1. Naas

181 17 6
                                    


Destiny..
Lokal Story.
NetJames Only.
Harshword.
18+

•••

Navier tengah diburu oleh waktu.

Pagi ini, ia bangun sedikit terlambat, padahal ia ada kelas lebih cepat hari ini.

Bahkan, sangkin dikejar oleh waktu, ia sampai menggosok gigi-nya dalam keadaan mengemudi.

Dan ini adalah hal terkonyol yang ia lakukan sepanjang hidup-nya.

Melaju secara ugal-ugalan dengan sebelah tangan yang asyik menggosok gigi-nya, hingga mulut tersumpal sikat gigi itu terlihat dipenuhi busa-busa putih disekitar-nya.

Mata-nya menatap lurus kedepan, berusaha untuk tetap memperhati-kan jalan raya yang tengah ia lalui dengan benar, walau Navier sendiri merasa tidak yakin.

Hingga pada saat ia merasa gigi-nya telah bersih dan tidak lagi meninggal-kan bau mulut, yang akan menganggu orang-orang disekitar-nya, dengan asal-nya, Navier melempar begitu saja sikat gigi-nya kebelakang, beralih meraih sebotol air mineral diatas dashboard, yang akan ia gunakan untuk membilas mulut-nya.

“Hah..”hembus-nya, merasa lega.

Setelah berhasil membilas mulut-nya, dan sekarang, masih ada hal lain-nya yang harus ia lakukan, salah satu-nya adalah, memakai sepatu.

“Sialan! Kalau nggak karena begadang main games bareng Tero semalam gue nggak akan kesiangan kayak gini,”umpat-nya kesal.

Padahal semalam ia begitu senang karena berhasil mengalah-kan sang teman saat mereka bermain games online bersama.

“Mana kelas pagi ini dosen killer, lo bener-bener bego banget sih Nav kalo kata gue mah,”sungut-nya, mengatai diri-nya sendiri.

Kepala-nya menunduk, melihat sepasang sepatu yang biasa ia gunakan itu berada tepat dibawah dashboard mobil-nya, menghela nafas-nya kasar.

“Nyusahin banget,”keluh-nya, sebelum until kemudian sebelah tangan-nya merongoh kebawah, berusaha meraih sepasang sepatu-nya.

Sesekali melirik jalan raya didepan sana, hingga tepat saat tangan-nya berhasil meraih sepatu milik-nya, kejadian naas-pun malah ia dapat-kan juga, karena..











Dughh!!






Brakk!!!








“Bangsat!”

•••

Cepat-cepat pemuda tampan bernama lengkap Navier Aldekara itu bergerak keluar dari dalam mobil-nya, melempar kasar sepatu yang telah ia raih dengan susah payah itu, kini urusan sepatu tak lagi penting, karena yang terpenting saat ini adalah..

Sorry-sorry.. Lo nggak apa-apa kan? Sini gue bantu,”

Navier meminta maaf, pada seorang pengendara sepeda motor yang telah ia tabrak.

Iya, pemuda tampan itu menabrak pengendara sepeda motor, dan parah-nya, seperti-nya orang itu seorang pelajar, terlihat dari seragam sekolah yang ia kenakan.

Tangan-nya terulur, hendak membantu, namun ditepis kasar oleh seseorang itu.

Kepala-nya mendongak keatas, menatap-nya dengan tatapan tajam-nya yang terlihat sengit.

“Maaf kata lo? Nggak apa-apa? Mata lo buta?!”seru-nya dengan emosi yang tertahan.

“Dan gue nggak butuh bantuan lo!”kata-nya lagi.

𝑫𝑬𝑺𝑻𝑰𝑵𝒀 [LOCAL VERS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang