5. Kebetulan

85 13 2
                                    

Jeana merengek bak bayi didalam kamar-nya.

Ia baru ingat, jika malam ini diri-nya ada tanding balapan dengan geng dari sekolah tetangga.

Namun, saat sadar akan keadaan diri-nya, seketika membuat Jeana merasa kesal, hingga menangis.

“Aaaa gue mau balapan, apa kata geng kampret itu nanti kalau gue nggak datang, bisa-bisa gue dikira cupu,”rengek-nya histeris.

Ia bisa saja pergi diam-diam malam ini.

Hanya saja, itu tidak mungkin, karena ia pastikan, jika Davinka sang ibu akan mengomeli-nya, jika ia sampai melakukan hal itu.

Hingga nama Yimika sang teman terlintas dikepala-nya.

Langsung saja Jeana meraih ponsel-nya diatas nakas, menghubungi teman terbaik-nya itu.

Belum sempat ia berucap, Yimika malah mendahului-nya.

“Woi Jea! Lo nggak lupa kan ada tanding malam ini?”

“Ya enggak-lah! Tapi Mik,”

“Apaan? Buruan kearena, semua orang udah mulai ramai, geng-nya Duello juga udah ngumpul ini,”

“Nah itu dia masalah-nya Mik!”

“Apa sih Jea?”

“Gue kan abis kecelakaan, jadi kayak-nya malam ini nggak bisa tanding,”tutur Jeana mengingat-kan sang teman akan keadaan-nya.

“LAH IYA ANJING! GUE LUPA! TERUS GIMANA INI? DUELLO MUKA-NYA UDAH KEK SETAN,”panik Yimika diseberang sana, sang teman yang sudah berada diarena itu menjadi was-was seketika.

“Mik, tenang dulu anjing, jangan teriak-teriak gitu, didenger Duello abis lo,”peringat Jeana.

“Posisi dia duduk jauh dari gue kok, gue sama yang jauh banget duduk-nya, udah bising banget juga disini, jadi dia nggak mungkin denger,”

“Dengerin gue baik-baik, karena malam ini gue nggak bisa tanding, lo atau yang lain aja gantiin, gue bisa aja diem-diem keluar, cuma karena keadaan gue ini, bisa abis diomelin nyokap gue,”kata Jeana meminta teman-nya itu menggantikan-nya, atau bisa saja digantikan oleh teman-temannya yang lain dari sekolah sebelah, tapi bukan sekolah yang dihuni oleh orang yang mengajak-nya tanding malam ini.

“GILA AJA LO! GUE BELUM ADA PERSIAPAN YA!”

“Kalau gitu Firly aja dah, pokok-nya siapa-pun itu gue mohon banget gantiin gue malam ini!”putus Jeana dengan menekan kalimat-nya.

“Lo nggak mau kan kalau kita di-cap cupu sama geng-nya Duello? Jadi ikutin omongan gue, lagian kalau menang juga lumayan, motor-nya jadi taruhan-nya,”tambah Jeana, berharap salah satu teman-nya mau menuruti apa yang ia ucapkan.

“Yaudah deh, nih si Firly mau kata-nya, karena gue nggak sanggup, lo tau sendiri gimana gue kalau nggak ada persiapan apa-pun?”

Jeana tersenyum lebar mendengar-nya.

“Oke! Kalau gitu semangat! Gue harap kita menang! Tenang, besok gue traktir makan dikantin sepuas-nya,”

“Serius lo ya? Awas aja kalau enggak, gue tonjok muka cantik lo itu Jea!”kata Yimika mengancam.

Jeana mendengus kesal, mendengar kata 'cantik' dilayang-kan untuk-nya.

“Gue ganteng ya Mika anjing!”umpat-nya sensi.

“Kalau kata gue sih mending lo ngaca deh Je,”

“Asu lo!”

“Hahahaha! Gue tutup ya! Bye!”

𝑫𝑬𝑺𝑻𝑰𝑵𝒀 [LOCAL VERS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang