04. Back In Time

331 28 1
                                    

Pair: heesunsun - tentu kita tahu jika semua hal tidak bisa berjalan sesuai dengan keinginan. Ada kalanya kehilangan satu hal, bisa memberikan satu hal lebih besar nantinya.

[selamat membaca]

*****

"Sedang apa?" Dia bertanya sambil menghampiriku yang tengah berdiri di balkon, ditemani hembusan angin yang datang cukup tenang.

"Hmm?" sahutku singkat. Tanpa menengok pun aku tahu sosok tinggi itu sudah berada di belakangku sedikit mengawasi.

"Sedang apa?" ulangnya.

Aku menggeleng pelan, mata kita bertemu satu sama lain dan aku selalu takjub pada mata itu yang menatapku penuh percaya diri. "Hanya diam dan teringat masa lalu," jawabku disertai kekehan kecil.

Dia sedikit bergeser, mengambil posisi untuk mendekat lalu meraih bahuku. "Di sini dingin, kamu butuh pelukan."

Aku memegang tangannya yang dengan lembut mengusap bahuku pelan. "Tanpa aku minta pun, kamu pasti memberikan aku pelukan."

"Itu benar." Kepalanya dia dekatkan lalu menyender pada kepalaku yang jaraknya sedikit lebih pendek, tapi tetap saja jadi salah satu kata yang akan selalu dia gunakan untuk mengejek.

Namun, aku tidak ambil pusing, sedikitnya aku tahu jika itu salah satu caranya untuk menarik perhatianku saat aku sudah mulai kabur. Bukan berarti berusaha lari dari rumah atau pergi tanpa arah melainkan kebiasaanku yang sering melamun karena terlalu banyak hal yang aku pikiran. Dia tahu, dia sangat tahu tentang itu.

"Aku mendengar cerita temanku, dia memutuskan hubungan dengan kekasihnya." aku kembali memulai percakapan.

"Itu kenapa kamu memikirkan masa lalu?" Kepalanya sudah tidak menyender pada kepalaku, dia sepenuhnya melihatku dengan penasaran. Wajahnya sedikit dia miringkan supaya lebih leluasa melihatku.

Aku mengangguk. "Hanya terdengar tidak asing."

Dia mengeratkan rangkulannya. "Aku belum mendengar lanjutan cerita tentang masa lalumu. Mau bercerita untuk mengisi malam ini?" tawarnya.

Aku tidak menjawab, melainkan hanya melihat ke arahnya, mengagumi ciptaan Tuhan yang begitu sempurna. Mata yang selalu melihat dengan tatapan penuh rasa kagum dan senyuman manis yang selalu dia perlihatkan saat bertemu denganku.

Tidak banyak kata yang bisa aku ucapkan padanya, tapi dalam setiap hal yang kulakukan, aku hanya ingin dia tahu, jika aku adalah manusia yang selalu mengagumi setiap hal manis yang dia lakukan.

"Melihatku seperti itu adalah rutinitas favoritmu, 'kan?" ucapnya memecah fokusku. Dia menunjukkan wajah jahilnya.

Aku kembali mengangguk sembari terkekeh pelan. "Kamu sangat tampan."

Ini bukan pertama kali aku memujinya, tapi rona di wajahnya selalu terlihat jelas pun telinganya yang ikut memerah saat aku melakukannya lagi dan lagi.

Dia yang awalnya ingin menjahiliku malah tersipu malu. "Aku sudah sering mendengar itu darimu Sunoo, tapi aku selalu senang mendengarnya."

"Mau kuungkapkan lebih banyak?"

Dia dengan cepat menggeleng. "Tidak perlu, terima kasih. Nanti aku lupa cara bernapas." Dia dengan segala hiperbolanya yang lagi-lagi membuatku tertawa.

"Aku tidak sengaja melihat foto di bukumu." Setelah puas tertawa kini wajahnya berubah serius, tanda jika rasa penasarannya itu sudah sedikit mengganggunya. Dia sedikit menyibakkan rambutku yang menutupi mata.

"Iya, aku tadi melihatnya sebentar-"

"Lalu kembali teringat masa lalu?" potongnya. Dia melanjutkan kalimatku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Galaxy (cerita sun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang