Prolog

78 11 5
                                    

Terlihat seorang gadis berambut pirang panjang sepinggang sedang duduk di pinggir pantai. Ia memejamkan kedua matanya, merasakan hembusan angin menerpa wajah, menikmati suara deburan ombak yang menenangkan baginya.

"Bisingnya suara debur ombak tidak bisa mengalahkan bisingnya isi kepalaku di saat kembali mengingat semua perkataan jahat para manusia yang membenciku di muka bumi ini"

"Semesta seperti nya sangat senang melihat seseorang menderita. Setiap tetes air mata yang keluar dari kedua kelopak mata itu bagaikan candaan yang membawa tawa riang dari semua orang.Mereka tertawa di atas penderitaan orang lain"

"Hal yang selalu kutanyakan kepada diriku sendiri, apa gunanya aku hidup di dunia?. Bertanya? Ya, aku selalu bertanya kepada cermin, melihat pantulan diriku di sana, melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang tak ku ketahui, lalu mencari jawaban itu sendiri"

"Bukan Tuhan ataupun alam semesta yang jahat, namun manusia lah yang jahat. Mereka egois, kejam, serakah. Hanya beberapa dari mereka yang memiliki hati seperti malaikat dan yang tersisa memiliki hati seperti iblis"

Hujan Tanpa Pelangi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang