02

67 11 2
                                        

Jam 23.40WIB, Gistara masih senantiasa duduk di meja belajarnya. Berdebat dengan semua rumus MTK dan pelajaran lain.

"Hari yang baik untuk hari ini. Ku harap besok akan menjadi hari yang baik seperti hari ini" ucap Gistara pada dirinya sendiri

Ting!

Satu pesan masuk ke dalam ponsel Gistara. Gistara menatap layar ponselnya yang menampilkan kontak yang tak ia kenal.

"Siapa ini? Aku tidak mengenalnya?" Ucapnya penuh pertanyaan

+62xxxxx

|Hallo, ini Gistara?


Iya|
Maaf, ini siapa?|

|Aku, Katherina Lwellyan Alexander
|Teman sekelas kamu

Oh, begitu|
Salam kenal Katharina|
Aku, Gistara Swastamita Putri|

|Save no ku ya
| Omong-omong ingin berangkat bersama besok?


Tentu saja|

|Baiklah
|Sampai bertemu besok

👍🏻|

Gistara meletakkan ponselnya selesai mengirim pesan. Ia merapikan buku-buku pelajarannya lalu bersiap-siap untuk tidur.

°°°°°°°°°

Totalnya 26ribu" ucap seorang kasir pada Gistara

Gistara memberikan selembar uang yang bernilai 50ribu  "kembalian nya ambil aja, sekalian kemarin kan kamu ada kasih aku susu sama roti. Anggap aja aku bayar roti sama susu kemarin ya" ujar Gistara lalu keluar dari dalam Indomaret

Gistara duduk di kursi depan Indomaret lalu memakan rotinya dengan tenang.

"Hari baru pengalaman baru" gumam Gistara pelan

"Ambil ini" Gistara mendongak menatap laki-laki yang memberinya sekotak susu

"Tidak perlu repot-repot, maaf aku tidak bisa menerima ini" tolak Gistara dengan tutur kata yang sopan

Laki-laki itu menarik nafas panjang lalu menatap Gistara dingin "Jika orang lain ada memberimu sesuatu, terimalah dengan baik, jangan pernah menolaknya. Dan aku ingin kamu menerima pemberianku ini" jelas laki-laki itu

Gistara dengan ragu menerima sekotak susu itu lalu tersenyum kaku "T-terima kasih kak Bian" ucap Gistara yang mendapatakan balasan senyuman hangat

"Menunggu siapa?"tanya laki-laki yang bernama Bian

"Temanku. Kami ingin berangkat sekolah bersama" jawab Gistara

"Sore kesini?" Tanya Bian gugup

" Humm... Iya aku kesini. Ada apa?" Tanya Gistara balik

"Bagaimana dengan jalan-jalan di sore hari? Melihat matahari terbenam bukankah ide yang bagus?" Tawar Bian mengajak Gistara untuk berjalan bersamanya sore ini

"Aku tidak bisa janji. Namun, sepertinya aku bisa" Bian mengukir senyum lebar di bibir tipisnya

"Tapi ingat aku tidak bisa berjanji"

"Itu bukanlah masalah besar, semua manusia pernah mengingkari janji mereka bukan? Kalau kamu sibuk kita bisa menunda acara jalan-jalan itu menjadi hari esok atau lusa, atau hari-hari selanjutnya" jelas Bian yang membuat Gistara tersenyum tipis

Hujan Tanpa Pelangi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang