03. Gagal

235 34 3
                                    

Disclaimer!

• Narasi harap dibaca juga, agar paham alur dan karakter tiap tokoh.
• Abaikan time stamp
• Komentar sesuai alur cerita, jangan bawa cerita lain.

Cerita ini diketik 4840 kata.

Happy Reading!

***


Ael kini sudah rapi dengan balutan leather jacket-nya karena akan melakukan syuting sebuah klip video untuk ditampilkan saat konser promosi debut pertama mereka nanti dan setelahnya, nama The Origin’s akan secara resmi milik mereka.

Ael mengambil topi berwarna hitam yang Maudy belikan kemarin, katanya untuk melindungi Ael dari teriknya sinar matahari, lucu sekali perempuan itu, Ael malah semakin tidak ingin melepaskannya.

Dalam perjalanan menuju perusahaan, Ael terus memikirkan bagaimana ia akan bicara pada Maudy tentang keinginan Mas Arjuna dan juga peraturan perusahaan untuk mengharuskannya melakukan hubungan tersenyum dengan Maudy.

Jejak digital itu ada, El. Makanya gue sama David coba cari solusinya. Maafin David, dia cuma mau karier lo semua cemerlang di masa depan, cuma itu.

Kalimat yang Mas Arjuna lontarkan cukup membuat Ael berpikir bahwa memang melakukan hubungan tersembunyi dengan Maudy adalah jalan terbaik untuk keduanya.

Sebab, hubungan jalan empat tahun mereka itu tidak sebentar. Sudah banyak rintangan yang Ael dan Maudy lewati selama ini, dan mungkin ini adalah puncaknya. Dan keduanya diminta untuk tetap bertahan dalam keadaan yang mengharuskan mereka untuk berpisah.

Suara dering ponselnya terdengar, panggilan video dari sang kekasih pun Ael terima. Ponselnya ia taruh di phone holder dan senyum langsung terukir ketika melihat wajah cantik Maudy yang sudah tampak di layar ponselnya.

“Hei, selamat pagi, Tuan Putri.”

Maudy si ratu salting pun langsung menutup mulutnya, sebab mulut Ael pagi ini begitu manis hingga semburat merah di wajahnya berhasil ia tutupi.

“Kenapa? Salting ya?”

Sttt, El. Bisa gak mulutnya tuh gak usah manis-manis? Masih pagi tau!”

Ael terkekeh pelan. “Abisnya, pagi-pagi gini kamu udah cantik aja, mau kemana emangnya?”

“Aku mau ngampus lah, emang kamu, bolosssss terusss. Kata Ojan setelah daftar seminar proposal, kita bakal dapet dosen pembimbing. Aku deg-degan deh kira-kira siapa ya yang bakal jadi dosen pembimbing aku nanti?” cibirnya.

“Aku gak bolos sayang, aku titip absen,” kekeh Ael membuat Maudy kembali mencibir. “Gak usah takut, ntar aku yang bimbing kamu aja gimana?”

“Kalo bimbing aku dalam berumah tangga, aku mau banget, El,” kata Maudy yang pagi-pagi gini sudah melantur.

Ael lantas tertawa karena jokes Maudy barusan nyampe ke dia. Sejak bergaul dengan Ojan lagi, Ael jadi lebih sering tertawa dan tak begitu jaim seperti dulu. Bersyukurlah Maudy, karena Ael sudah tidak kaku lagi seperti saat tahun-tahun pertama keduanya menjalin hubungan.

“Iya nanti ya, Dy. Kita kejar mimpi kita masing-masing dulu, katanya kamu mau jadi pelukis yang hebat dan punya gallery untuk taruh lukisan-lukisan kamu sendiri?”

Iya, benar. Itu mimpi Maudy. Tapi apa bisa tercapai? Sedangkan mimpi Ael menjadi seorang musisi sudah berada di depan mata. Selangkah lagi Ael mencapai mimpinya sendiri, sementara Maudy masih saja stuck di tempat yang sama.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GavraelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang