CHAPTER 2

347 41 1
                                    



✧(⁠。⁠•̀⁠ᴗ⁠-⁠)⁠✧




!!VOTE!!
!!KOMEN!!







Doyoung merasa sesak, ia membuka matanya dan ingin melepaskan pelukan Haruto, namun tangan pria itu memeluknya dengan erat.

"Ruto.., sesek tau.." gumam Doyoung agar Haruto sadar.

"Lepas.." pinta Doyoung.

Haruto pun melepaskan pelukannya. Ia mengerang dan mengusap wajahnya.

"Eugh!" Haruto bangun dan langsung duduk di atas kasur.

Doyoung tidak peduli dan ingin lanjut tidur.

"Waktunya sarapan, jangan tidur lagi" ucap Haruto.

"Aku masih ngantuk" Doyoung menarik selimut.

Haruto memegang pundaknya, punggungnya masih terasa agak sakit.

"Kenapa?" Tanya Doyoung.

Haruto menggeleng lalu turun dari kasur.

"Saya buat sarapan dulu" pamit Haruto.

"Gak usah, makanan dari papah tadi malem masih ada belum di makan, kalau mau kamu makan juga gak papa" ucap Doyoung.

Haruto menghela nafasnya. Ia melihat dirinya sendiri di cermin. Badannya hampir penuh dengan perban.

"Saya kayak bukan jadi bodyguard kamu" ucap Haruto tiba tiba.

Doyoung menoleh ke arah Haruto dengan mata yang masih mengantuk.

"Lagian kamu kepikiran dari mana buat jadi bodyguard aku?" Tanya Doyoung.

Haruto menunduk sedikit.

"Papah saya udah gak ada, saya berguru ke papah kamu, jelas saya berutang budi,  papah kamu nawarin saya jadi bodyguard kamu, dan saya gak bisa nolak" jelas Haruto.

Doyoung kaget mendengar itu.

"Sejak kapan? Kenapa kamu gak bilang? Sejak kapan papah kamu gak ada, Ruto!" Doyoung benar benar sedih mendengar itu.

Haruto tersenyum tipis dan mencoba menenangkan Doyoung dengan mengelus pipi Doyoung.

"Udah lama. Udah 5 tahun yang lalu" jawab Haruto.

"Kenapa? Kenapa papah gak kasih tau aku?!" Doyoung kesal.

Haruto sedikit bingung, kenapa Doyoung begitu kesal saat tau papahnya di nyatakan sudah meninggal 5 tahun yang lalu.

"Kenapa kamu kesel kayak gitu?" Tanya Haruto.

Doyoung mencengkram lengan Haruto.

"Aku udah anggep dia papah aku juga Haruto.." jawab Doyoung dengan mata berkaca kaca.

Haruto yang mendengar itu agak kaget. Ia senang, senang karena tidak hanya dirinya saja yang menyayangi papahnya. Tapi Doyoung juga.

"Dia baik sama aku, kadang ada hal yang gak aku dapetin dari papah tapi bisa dapet dari papah kamu, kenapa?! Kenapa papah gak bilang..." Doyoung mulai menangis.

Haruto langsung memeluk tubuh Doyoung.

"Doyoung?"

Dari kejauhan ada suara pria lain. Itu adalah papah. Doyoung yang melihat papahnya langsung memasang wajah kesal.

"Kenapa pah?! Papah kenapa gak ngasih tau!" Haruto langsung menahan Doyoung saat dia mulai memberontak.

Papah termenung dan terus menatap ke arah Doyoung.

INFINITY || HARUBBY/HARUYOUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang