bab 15

674 59 10
                                    

"Kapan kita bikin rencana del? " tanya Zee pada temannya yang kini berada di depannya.

"Nanti malam, bilang ke yang lain kita ketemuan di rumah lo aja"ucap Adel sebelum beranjak dari tempat duduknya.

"Kenapa di rumah gw? " balas Zee bingung

"Heh kalau di rumah gw Shani bakal tau dan gw pasti gak akan di bolehin sama dia"

Zee memutar bola matanya malas mendengar jawaban dari Adel.

"Cupu lo! " teriak Zee yang sedang mengejek Adel.

"Diem ya njing! " balas Adel kesal, lalu dia pergi dengan sopir pribadinya kembali menuju rumah sakit tempat Shani di rawat.

Setelah sampai di depan rumah sakit itu Adel perlahan melangkah mendekati ruangan Shani lalu terlihat Katrina yang berdiri di samping ranjang Shani sembari menggenggam erat salah satu tangan Shani.

Ada koper Adel dan Katrina di dalam ruangan Shani kemungkinan diantar oleh satpam yang berjaga di depan pintu lobi.

"Atin" ucap Adel pelan.

Mendengar namanya dipanggil Katrina menoleh manatap Adel dengan berlinang air mata. Dia langsung berlari dan memeluk Adel dengan erat.

"Kamu kenapa tin? " tanya Adel bingung.

"Ci Shani belum sadar dari tadi aku takut del... Hiks.. Hiks" lirih Katrina dalam tangisnya.

"Kamu tenang ya Shani butuh waktu untuk sadar" ucap Adel sembari mengelus punggung Katrina berusaha menenangkannya.

"Ayo masuk" ucap Katrina menarik tangan Adel.

Adel menahan tangannya seolah tak ingin masuk ke dalam, sebenarnya ia ingin sekali melihat wajah manis bidadarinya itu namun egonya menyuruh Adel untuk tidak mendekati Shani terlebih dahulu.

"Del inget ya ini semua juga salah kamu udah percayain ci Shani sama orang brengsek kaya gitu" ucap Katrina tiba-tiba menatap Adel tajam namun dengan air mata yang masih mengalir di pipinya.

"Aku tau tapi tolong beri aku waktu buat nyelesain pertarungan di pikiran aku sendiri ya" ucap Adel mengelus puncak kepala Katrina

"Permisi keluarga dari pasien atas nama Shani" ucap dokter itu tiba-tiba berada di samping mereka.

Adel langsung menoleh ke arah dokter itu lalu kembali menatap Katrina dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"Kamu jaga cici kamu dulu ya" ucap Adel sembari mengelus pipi halus milik Katrina.

"Jangan lama-lama" ucap Katrina lalu menghapus air matanya.

Adel mengangguk lalu mengikuti langkah dokter itu menuju ruangannya.

"Kenapa dok? " tanya Adel terlebih dahulu.

"Maaf sebelumnya apakah anda pernah melakukan kekerasan pada pasien? " tanya dokter menatap Adel serius.

"Gak ada dok, emang kenapa? "

"Saat kami mengecek tubuh pasien terlihat ada beberapa luka sayatan dan lebam di beberapa area tertentu, tapi terlihat luka itu sudah cukup lama namun yang lebih parah pasien juga sering terlambat saat makan dan minum obat jika di teruskan dapat menyebabkan kangker ditubuh pasien bisa semakin bertambah dan semakin menyebar" ucap dokter itu menjelaskan semuanya pada Adel.

Adel yang terkejut langsung mengerutkan keningnya seolah kebingungan dengan penjelasan dokter didepannya.

"Luka lebam dan sayatan?" Ucap Adel dengan tatapan kebingungan.

"Iya, banyak sekali luka yang berada di tubuhnya terutama punggung dan bahu"

"Tolong jaga pasien dengan baik ya karena kangkernya akan semakin buruk lagi jika tidak anda perhatikan dengan baik"

dangerous love (JKT48) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang