04.....

78 5 0
                                    

Ini mengikuti pov Natan dan sedikit dari sudut aamon ya sayang...
.
.
.

"Hum?, butuh bantuan 'sayang'?" Tanya Aamon yang menekan kata 'sayang' pada Natan. Feromon yang Aamon keluarkan memenuhi ruang sempit toilet tersebut, bahkan feromon nya mengalahkan feromon Natan yang sedari tadi memenuhi ruang sempit itu!.

Aamon mencium bibir Natan. Sungguh, bagi Aamon ternyata bibir nya sangat lembut berbeda dengan omongan nya yang kasar.

Semakin lama Natan semakin di mabukan oleh feromon alpha itu. ah!, sekarang Natan sudah heat sepenuhnya dan kesadarannya, akal sehat nya sudah pergi entah kemana. Tubuh nya sangat panas, keringat mulai membasahi diri nya, air liur yang menetes akibat ciuman yang di berikan Aamon, dirinya yang mulai lemas akibat feromon Aamon yang membuat Natan merasa tercekik.
.
.
.
Aamon membuka celana Natan dan berkata "hmm, begitu saja kau sudah sebasah ini Natan?, lihat kancut mu sudah seperti di celupkan di air haha"
.
.
.
.
.



















Aamon beberapa kali berkedip yang awalnya bola mata berwarna kuning sekarang sudah mulai kembali normal. Yeah, Rut nya telah usai. Namun di saat Aamon sedang memproses kesadaran nya ia terkejut dengan pemandangan Natan, ya Natan Sekarang terbaring lemas dengan posisi bokong nya ke atas dan yah, Natan tak sadarkan diri.

Aamon melihat ke jam tangan nya sekarang sudah pukul 17.03 dan ini sudah waktu nya pulang, sekolah pun sepi sudah.

Aamon bergegas mengenakan celana nya ia tak lupa untuk menutupi tubuh Natan yang telanjang bulat tanpa sehelai benang pun.

Aamon memesan taksi online untuk menuju ke rumah sakit, takut jika Natan kenapa Napa dia juga yang akan di salahkan toh.

Dua jam telah berlalu kini hari makin larut, Natan tak ada tanda akan sadar kan diri. Pikiran Aamon kacau bagaimana ia memberitahu keluarga Natan nanti jika Natan tak kunjung bangun?.

Beberapa menit kemudian terdengar suara lenguhan dari Natan yang membuyarkan lamunan Aamon, Aamon merasa sedikit lega. Walau pikiran nya sedikit kacau.

Natan membuka mata nya ia kebingungan. ini dimana?, bagaimana ia bisa disini?, dan kenapa ada Aamon, itulah isi pikiran Natan.

Aamon menghampiri Natan dan terus-menerus meminta maaf kepada nya. Natan tentu tambah bingung kan?. "Ini kenapa Aamon?, kenapa aku ada di sini?" Tanya nya. Aamon menjawab sedikit ragu untuk mengatakan nya. "Maaf.. Natan, saat kamu terkena heat Rut ku ikut terpancing.. dan kita berciuman setelah itu...kita.." Aamon berhenti berbicara, ia seolah tidak mengingat apa pun padahal itu terlihat jelas di ingatan nya walau sedikit kabur.

"Aku tidak mengingat apa pun Natan, maaf"

"Apa kita tidak Knot?" Tanya nya sambil melihat ke selimut rumah sakit. Astaga, Aamon tidak ingat bagian itu, jujur saja tidak semua tertanam jelas di ingatan nya.

"Kurasa tidak Natan" jawab nya dengan lirih. Bagaimana jika Natan hamil?, bagaimana cara ku menghadapi keluarga Natan dan keluarga ku?, apa yang akan mereka katakan jika hal itu terjadi, kau terlalu bodoh Aamon. Kira kira itulah tanya da di benak Aamon.

"Aamon, bagaimana jika aku hamil?, apa yang akan kamu lakukan?" Tanya nya secara tiba tiba membuat aamon Tambah pusing. "Aku tak tau Natan, aku tidak tau apa yang akan aku katakan pada keluarga mu, terutama kakak laki laki mu" jawab nya

"Ahaha, sepertinya aku tidak akan hamil kan, aku kan omega resefsif, aku.. aku..."

"Mungkin saja, semoga saja benar... Maaf"

"Tak apa..."

"Aku akan mengantarmu pulang"
.
.
.

Tbc

Rivals or love? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang