DAND 03

14 4 0
                                    

***

“Nah kan! Bener-bener ya lo! Enak-enakan tidur disini sedangkan kita diomelin di kelas sama bu kebangsaan.” Gilang.

Keempatnya sampai di rooftop dan menemukan orang yang mereka cari sedang enak-enakan menyelami alam mimpi disudut rooftop yang sudah mereka sulap menjadi tempat bolos yang comfortable.
Terdapat dua sofa bekas yang masih layak pakai, satu meja, rak, beberapa kursi kayu, dan sebuah karpet lengkap dengan bantalnya(untuk yang satu ini tentu mereka membawa dari rumah).

Zero langsung duduk di sofa berseberangan dengan orang yang sedang tidur dengan nyamannya. Dika duduk disebelah Zero, sedangkan Gilang dan Vano lesehan di karpet. Zero dan Dika sudah menyenderkan punggung masing-masing sambil meutup mata. Vano sudah terlentang diatas karpet dengan nyaman. Gilang yang melihat ketiga temannya malah ikut-ikutan tidur bingung harus bebuat apa.

“Kok kalian malah ikut-ikutan tidur sih? Terus bu kebangsaan gimana?” bingung Gilang.
Dari keempat temannya tidak ada yang membuka suara sedikitpun untuk menjawab dirinya.

Karena merasa diacuhkan Gilang pun memilih merebahkan tubuhnya disamping Vano. Tapi, belum sempat Gilang menutup matanya, suara berat khas orang bangun tidur terdengar ditelinganya.

“Geng Tiger ngibarin bendera perang.” Kalimat yang keluar dari mulut diksa mampu membuat semuanya kembali membuka mata, kecuali memang Gilang yang belum sempat menutup matanya.

“What?!” teriak Gilang dramatis campur bingung.

“Maksud lo apa Sa?” tanya Dika dengan kerutan dikeningnya.

“Basecamp diacak-acak tadi pagi.” Jelas siswa yang diketahui bernama Diksagra Okien Griklana.

“Terus?” Vano.

“Balikin.” Suara Diksa terdengar berat dan tegas.

“Pulang sekolah suruh anak-anak kumpul di basecamp.”

Dika yang mendengar ucapan Zero langsung memberitahu kepada anggota yang lain untuk kumpul setelah pulang sekolah.

DRAGON

Dika
Pulang sekolah kumpul.

Farel
ok.

Gara
ok

Dodi
ok

Gilang
Siap 86

Setelah melihat beberapa balasan dari anak Dragon yang lain dika meletakan hp nya diatas meja dan mengikuti jejak Zero menutupkan mata kembali.

Ting

Satu notifikasi pesan masuk ke hp Zero, tapi si empu masih setia menutup matanya tak menghiraukan notifikasi tersebut.

Ting
Ting
Ting
Ting

Zero menghela napas kasar. Dibukanya hp yang dari tadi berbunyi itu.

adik pungut

ro
ro
zero
nol
jawab
woi!

apa

Zero mengetikan balasan dengan hati yang sudah jengkel mengingat kejadian pagi tadi. Baru saja akan meletakan hp nya, balasan muncul di layar hp yang menyala.

adik pungut

minta uang dong,
lupa nggak bawa uang

karma

Setela itu Zero memode silent hp nya. Wajah datarnya tercetak senyum miring. Dirinya puas, pasti sang adik kini sedang mencak-mencak karena tak punya uang, juga pesannya yang tak lagi dibalas olehnya.

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang