DAND 01

32 8 2
                                    

“We not gosht, but angel.”

***

“Zera mana kaos kaki gue?” teriak seseorang dari arah tangga atas dengan ekspresi yang sudah tidak bersahabat. Muka yang terpahat datar itu kini tertekuk sambil menuruni tangga.

Berbeda dengan si pembuat ulah yang malah dengan santainya memakan nasi goreng ditemani dengan segelas susu. Sebenarnya dia mendengar teriakan yang ditujukan untuk dirinya, tapi gadis itu memilih bungkam dengan sesekali cengengesan tidak jelas.

Gubrakk

Orang yang tadi berteriak-teriak kini meletakan tas yang dibawanya keatas meja dengan tidak santai.

“Lo umpetin dimana kaos kaki gue?” kalimat itu keluar dengan intonasi datar.

“…”

“Zera jawab! Ini sudah siang.”

“Kaos kaki siapa?” Zera menjawab dengan wajah yang dibuat polos.

“Gue.”

“Yaudah. Ngapain tanya ke gue.” Zera langsung melanjutkan kembali makannya.

“Kalian berdua bisa nggak sih sehari aja nggak ribut! Mama pusing dengerinnya.”

“Zero nuduh Zera ngumpetin kaos kaki.” Zera mencoba membela diri.

“Itu kenyataan kan. Gue nggak nuduh.” Zero.

“Nggak.”

“Iya.”

“Nggak.”

“Iya.”

“Bukan gue.”

“Lo.”

“Bukan gue.”

“Lo.”

“Hih! Udah dibilangin bukan gue!” Zera berdiri dari duduknya. “Tapi tangan gue.” Lanjut Zera sambil berlari keluar rumah.

“Ma, Zera berangkat dulu.” Teriaknya ditengah berlari.

“Awas lo!” ucap Zero yang pagi-pagi sudah dibuat kesal oleh adik tak punya adabnya itu.
Setelah sampai di depan rumah, Zera langsung melangkahkan kakinya menuju motor sport hitam yang dipadukan dengan corak warna biru. Motor itu bersandingan dengan motor kakaknya yang juga berwarna hitam, bedanya motor Zero dihiasi corak warna merah.
Ketika sudah akan menaiki motornya terlintas ide jail di otak mungil Zera.
Diurungkannya kegiatan menaiki motor, lalu beralih beranjak menuju mendekati motor Zero. Zera melihat kearah pintu rumah yang masih sepi. Itu berarti sang kembaran belum selesai sarapan ataupun belum menemuka kaos kakinya yang Zera sembunyikan dikamar sang mama. Langsung saja Zera menjalankan aksinya. Dikempeskannya ban motor yang sekarang ada di depannya ini.
Setelah dirasa cukup, Zera langsung berlari menaiki motornya dan berlalu menuju sekolah. Ditengah-tengah perjalanan Zera tak henti-hentinya tersenyum membayangkan wajah kesal sang kakak.

Itulah sifat jail seorang Kazera Oci Mauren kepada kakak kembarnya, Kazero Oki Moreno. mereka memang terlahir kembar, tapi jangan pernah anggap mereka sama. Zera yang aktif, cerewet, humoris, jail, berbanding terbalik dengan sang kakak kembarnya yang lebih cenderung pendiam, dingin, dan muka datar.
Keduanya hanya memiliki dua persamaan. Yang pertama keduanya sama malasnya. Dan persamaan yang kedua adalah mereka sama-sama anak dari ibu bernama Cantika Anggun Hapsari dan ayah bernama Angga Dwikara.








(17/06/24)

khoocengoren

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang