Pada masa yang sama, sepasang raja dan permaisuri Slizerstone baru pulang dari melawat rakyat jelata di halaman kampung. Mereka adalah Amato Asvara Slizerstone dan Mara Cyvelline Slizerstone. Mereka terkenal dengan sikap yang agak mesra dan ramah terhadap rakyat mereka. Setelah mereka sampai di istana, semua pengawal dan pembantu istana menunduk hormat pada mereka.
Semua: Selamat kembali, Tuanku!
Mara: Selamat petang, semuanya! Apa harini semuanya baik-baik saja sepanjang kami tiada di istana?
Pengawal 10: Iya, tuanku! Semuanya baik-baik saja!
Pengawal 9: Hanya saja beberapa kekecohan diantara putera dan puteri.
Amato: Oiya, bagaimana dengan anakku?
Pengawal 23: Maksud tuanku, Putera Halilintar?
Amato: Iya, bagaimana dengan Halilintar? Apa dia baik-baik saja?
Pengawal 18: Demamnya menurun dan tadi pagi asmanya sempat kambuh, tapi untungnya ada putera Gempa, jadi beres deh masalahnya. Oh iya, dan putera Gempa bilang kalau putera Halilintar masih ingin keluar istana. Emang gapapa? Kasian juga liatnya.
Amato: Sebenarnya sih bisa, tapi cuacanya gak menentukan.... Anginnya yang berhembus kesejukan bakalan bikin asma Halilintar kambuh lagi karna udaranya gak sesuai untuk anak sepertinya.
Mara: bagaimana kalau begini? Halilintar bisa keluar istana tapi dengan syarat, harus pakai masker dan berjaket tebal? Dan ditemani Gempa?
Amato: Uhh, emang gak kambuh kalau pake masker? Kan dia juga butuh udara?
Mara: iya juga sih....
Amato: Eh, kejap? Kenapa harus ditemani Gempa, bukan lainnya?
Mara: Mama paling mempercayai sama Gempa berbanding dengan anak-anak kita yang lain. Lagipula, kalau anak-anak kita yang lain yang menjaga Halilintar nanti malah ceroboh.
Walaupun ini kelihatan tidak adil, namun raja itu menyetujuinya. Berbanding dengan Gempa, yang lainnya emang ceroboh dalam menjaga abangnya. Pernah satu hari, mereka mau menyuapin Halilintar [walaupun dia sebenarnya kagak mau] lalu bertengkar dan berakhir dengan asma Halilintar kambuh gara-gara mencoba untuk menenangkan mereka dan diakhiri dengan pukulan kasih sayang daripada abangnya yang ketika itu balik dari pergi meronda di bandar.
Gempa yang mendengar suara dari bawah pun ingin turun kebawah. Halilintar yang menyadari Gempa mau keluar pun jadi pengen ikut keluar juga.
Halilintar: Abang, abang nak kemana? Kok tiba-tiba banget?
Gempa: Abang mau turun bentar, mau ngecek ada apa dibawah.
Halilintar: Bisa nggak aku ikut turun? Aku gak betah dikamar lama-lama..... Bosen tau! Mau keluar kek, apa kek, semuanya gak bisa....
Gempa merasa bersalah dengan Halilintar yang juga ingin bebas, tapi kan suhu persekitaran emang gak menentukan, apalagi sekarang musim luruh. Angin sangat banyak menghembus dimana-mana tempat.
Gempa: Abang cuba nanya dulu sama ayah bila dia sudah pulang, yah?
Gempa pun turun untuk mencari asal usul suara itu berasal dan kaget selepas sampai ke tempat yang ingin dia tuju.
Gempa: Loh, Ayah! Mama! Sejak kapan kalian pulang?
Mara: Baru sahaja tadi, sayang. Adik-adik kamu sihat?
Gempa: Terkecuali dengan Halilintar, semuanya baik-baik saja!
Amato: Oh, cakap tentang Halilintar, kami udah membuat keputusan...
Gempa dengan refleks memandang ayahnya dengan jantung berdebar. Apa mereka tahu kalau Halilintar mau keluar?
Amato: ....Dia bisa keluar kemana-mana pun dia mau pergi, tapi dengan beberapa syarat.
Perasaan Gempa antara dalam keadaan senang, penasaran dan khawatir. Senang karna adiknya udah bisa keluar, Penasaran karna terdapat beberapa syarat untuk membenarkan Halilintar keluar dan khawatir karna suhu yang mungkin akan mencengkam nyawa adiknya.
Gempa: Syaratnya apaan, yah?
Amato: Satu, dia bisa keluar pada bila-bila masa, kecuali sewaktu ia MUSIM SALJI. Dua, keselamatan Halilintar harus kalian tanggung, terutama kamu. Tiga, dia mungkin memerlukan aksesori yang boleh menghangatkan dirinya.
Gempa: Kalau scarf, ayah?
Amato: .........Scarf adalah salah satunya. Empat, siap-siap bawa alat inhaler jikalau ada kecemasan. Dan, ayah menaruh harapan kepada kamu supaya jaga dan lindungi adik kamu daripada segala yang mendatang kepadanya.
Walaupun di luar kelihatan berbahaya untuk budak asma seperti Halilintar, namun Gempa tiada pilihan lain. Asalkan ia tidak memudaratkan. Dan, nasib baik ayahnya melarang Halilintar keluar waktu musim sejuk, karna Halilintar agak membenci musim itu. Lagipula, emang agak kurang selamat kalau Halilintar keluar sewaktu musim itu.
Dan ketika Gempa mau berkata lagi, datang seseorang yang......kelihatan kusut. Ice Snowfire Slizerstone, adik Gempa yang kelima, datang memasuki istana milik ayahnya.
Gempa: Ice, lu lagi kenapa? Kok kusut amat?
Ice: Aku lagi habis memanah bentar tadi. Lalu aku mau melihat kondisi kota Skyville, lah anehnya kota itu kayak gak terurus dengan baik! Perasaan aku udah nyuruh Lunar buat menggantikan aku! Pas aku tolong rakyat disana, dimasa itu juga aku mencari Lunar dimana-mana, tapi gak jumpa-jumpa. Masa itu juga aku keliatan lapar, tapi seperti yang kita tahu, kota Skyville adalah kota terpencil, jadi disana gak ada restoran atau tempat makan gitu. Terus aku mau ke bandar metropolit, bandar SkyNova. Disitu, aku dengar kalau ada jualan bebola daging yang enak di bandar itu.
Mara: Terus?
Ice: aku pun mampir di restoran itu, eh, tahu-tahunya ada TTM, Lunar sama Solar makan disitu, padahal lagi masa ronda loh itu! Gua ngesyak mereka lagi bolos kerja! Gua gak heran sih kalau TTM yang emang sikapnya begitu dan Lunar yang emang selalu menjadi pengikut TTM dan gua gak mau cerita yang itu, tapi.....
Gempa, Amato dan Mara ngelag bentar sebelum.........
Gempa: SOLAR?! Solar bolos kerja?! Padahal aku kira dia bisa diandalkan loh! Lah, ternyata sama aja?! Emang bener-bener sialan tuh, bensin! Awas aja tuh mereka! Aku baling juga ini panci!
Mara: Hadeuh.....Disuruh ronda malah bolos.....
Amato: Benar kata kamu, Mara....Kayaknya si Gempa emang bisa diandalkan.... dan mungkin Ice juga.
Mara: Udah dulu, Ice. Kamu mandi dulu, ya?
Ice mengangguk lalu beredar kekamar mandi. Gempa langsung menuju kekamar Halilintar dan mengatakan apa yang diputuskan oleh Amato.
Halilintar: Wah, berarti aku bisa keluar dong!
Gempa: Iya, dan yang penting, jaga kesihatan kamu ya?
Halilintar: Oke!
Sejujurnya, Gempa agak ragu dengan keputusan ayahnya, namun dia gak tega melihat Halilintar kebosanan. Ya, namanya juga adik kesayangannya Gempa, siapa yang tega kalau Halilintar kebetean?
YOU ARE READING
8 putera dan puteri
FantasyPutera: Halilintar, Gempa, Ice, Solar Puteri: Taufan, Blaze, Duri, Lunar