Hari pernikahan yang ditunggu oleh Nafa pun tiba, pemberkatan berjalan dengan lancar seluruh tamu mengucapkan selamat kepada kedua mempelai. Senyuman bahagia terpancar di bibir Nafasya dan Revan. Namun pada kenyataannya Revan harus memasang topeng bahagia itu didepan Zahra, karena tepat saat Zahra berhadapan dengan Revan, Revan hanya membalas jabatan tangan Zahra dan tersenyum sangat manis untuk Zahra. Tetapi setelah Zahra pergi dari sana, Revan memandangi Zahra dengan tatapan nelangsa.
Celana kulot putih dengan dress biru muda selutut serta kerudung pashmina itu membuat wanita bernama Zahra Azalea semakin cantik Revan rasa polesan make up tipis itu pantas pantas saja pada wajah mungil Zahra. Kedua mata Revan memandangi Zahra sampai wanita itu menghilang dibalik pintu gedung. Zahra bilang dia tak bisa berlama lama karena ada urusan penting yang harus dia selesaikan, jadi tadi setelah berpamitan itu Zahra segera pergi dari pernikahan Revan. Sorot mata Revan kepada Zahra masih sama, Zahra tahu Revan masih mencintainya dan Zahra pun tak bisa berbohong jika dia masih amat mencintai Revan.
Disisi lain, Nafasya sadar akan tatapan Revan kepada mantannya. Jangan tanyakan Nafasya tahu Zahra dari siapa. Yang jelas apapun tentang Revan dia pasti tahu. Ada perasaan yang sulit Nafa jelaskan saat tak sengaja menatap Revan yang sedang memandangi Zahra berlari kecil menuju pintu keluar. Nafa menghembuskan napas panjang, dia tersenyum tipis, rupanya benar Revan memang belum melupakan mantannya ini.
Nafa untuk berhenti melangkah pun rasanya tak mungkin, dia sudah berjalan sejauh ini dan dia sedikit menyesal kenapa Nafa baru tahu sekarang kalau Revan memang masih mencintai Zahra. Rasa sesak di dada Nafa harus Nafa tutupi dengan rasa bahagia atas pernikahannya ini. Nafa tak tahu maksud dan tujuan Revan menikahinya untuk apa? Lalu kenapa Revan mau memberikan seluruh hidupnya untuk Nafa? Nafa paham jika berakhirnya hubungan mereka karena perbedaan keyakinan antara Revan dan mantannya tetapi yang disalahkan adalah Revan yang masih mencintai mantannya.
Tatapan Revan pada Zahra sukses membuat dada Nafa bak di tusuk pisau tajam yang menembus hatinya. Namun sebisa mungkin senyuman itu tak boleh luntur dari bibir Nafa, dia tak mau merusak kebahagiaan banyak pihak, karena pernikahan ini bukan tentang Nafa dan Revan saja. Tetapi tentang dua keluarga yang harus Nafa dan Revan satukan. Nafa hanya bisa berdoa dan berharap semua Nafa juga bisa di tatap penuh cinta itu oleh Revan. Boleh kan Nafasya berharap?
Pernikahan ini sakral dan tak mungkin Nafa permainkan, dia tak akan meminta cerai pada Revan hanya karena pandangan penuh cinta Revan pada Zahra. Lama kelamaan juga Revan akan mencintainya kan? Nafa berharap seperti itu. Tetapi Nafa lupa bahwasannya dia tak boleh berharap pada manusia manapun karena manusia bisa saja mematahkan.
"Capek, enggak?" Tanya Revan tepat pada saat Nafa duduk disebelah Revan.
Pernikahan mereka selesai pukul 3 sore tadi dan pukul 9 malam ini mereka sudah di hotel.
Nafa mengangguk, "Banget! Pundakku pegel banget--"
"Tadinya aku mau ajak kamu cari bakso. Mau?" Tanya Revan lagi.
Nafa mengulum bibirnya dan menatap Revan dengan pandangan penuh tanya, "Aku laper, Nafa. Pengen makan bakso, cepet siap siap!" Ucap Revan, final.
Revan segera bangkit dan mengganti baju secepat kilat. Nafa menghembuskan napaa berat, dia segera mengganti baju dengan celana panjang dan kaos putih di lapisi jaket jeansnya. Kemudian dia menyusul Revan yang sudah berdiri di depan pintu kamarnya. Revan tiba tiba menautan tangannya pada tangan Nafa. Dia segera menarik Nafa keluar dari kamar dengan genggaman tangan itu tak lepas dari tangannya.
Nafa sesekali melirik tangannya yang digenggam oleh Revan. Sejenak dia ingin tertawa untuk menertawai perilaku Revan kepadanya malam ini. Apakah Revan lupa pada sorot matanya pada Zahra tadi siang? Dan bisa bisanya sekarang Revan menggenggam tangannya seolah tak terjadi apa apa? Namun tak mungkin juga Nafa bilang jika dia merasa sakit hati akan tatapan Revan pada mantannya, hal itu hanya akan memperburuk suasana saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Trouble : Revan | RENJUN
Fanfiction"Makan dulu abisin, tunggu gue bayar baru lo minta putus. Biar lu nggak usah bayar bill." Sikap Revan kepada Nafa kalau kata orang bukan seperti seorang pacar, melainkan musuh. "Semalem aku pulang jam 2 malem, jadi nggak balas chat kamu. Maaf ya y...