1. Bukan Brondong Biasa

899 12 0
                                    

Pic: Ilustrasi AbdurrahmanSc: IG pesona_pria_lokal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pic: Ilustrasi Abdurrahman
Sc: IG pesona_pria_lokal

Hari ini hari yang mencengangkan ku.
Namaku Fahmi, 23 Tahun. Aku seorang gay dan aku menjual tubuhku. Aku terkejut ketika tiba-tiba remaja berusia 17 tahun menyewaku. Dia masih duduk dikelas 12, dari pengakuannya dia penasaran ingin mencoba seks dengan seorang pria(katanya). Karena aku membutuhkan uang aku meng iyakan saja permintaannya, toh siapa juga yang mau menolak brondong. Kami janjian bertemu di kostannya katanya aman saja dan dia lagi malas keluar. Aku pun setuju dan berangkat di waktu yang dijanjikan. Jam 7 malam, aku datang ke alamat yang diberinya. Ternyata itu bukan sebuah kost melainkan rumah dengan ukuran sedang. Aku mengetuk pintu rumah itu dan keluarlah seorang brondong. Wajahnya khas orang Indonesia, kulit nya kecoklatan terbakar matahari.
Namanya Abdurrahman. Dia mempersilahkan ku masuk. Dan dia bilang pemilik rumah ini adalah tetangga nya di kampung daripada kosong jadi disewakan jelasnya. Letaknya memang agak jauh di dalam gang dan hanya ada beberapa rumah saja yang ada disini.
"Ini suara siapa ya?" Tanyaku setelah mendengar suara dari dalam kamarnya.
"Ooh, itu temanku tapi tenang aja kami biasa kok" Ujarnya yang membuat ku jadi gugup.
Aku hanya ber oh saja, tapi jantung ku makin cepat karna sebelum nya aku belum pernah main sambil ditonton orang lain.

Sebelum masuk ke kamar pergi ke kamar mandi sebentar untuk menenangkan diri. Sekembalinya aku menuju kamar dan membuka pintunya. Aku melihat ada enam orang yang sedang main kartu juga beberapa botol minuman.
"Eh perek lu dah dateng tuh" Ujar salah satu temannya
Abdurrahman yang diatas kasur sambil memainkan ponselnya menoleh kemudian menyuruh ku mengunci pintunya. Aku berjalan menuju kasur dimana dia sudah bertelanjang dada dan sambil mengelus kemaluannya.
Kami mulai berciuman, kurasakan aroma minuman bercampur dengan rokok dari mulutnya. Lidah kami saling beradu ludah kami bertukar dan aku mulai lupa bahwa bukan hanya kami berdua di sini berkat ciuman yang intens itu. Tangan masuk ke bawah kaus hitamku, mulai merayap dan berhenti di puting ku. "Hhmmh hmmh" aku mendesah tertahan oleh permainannya di putingku. Aku tak mau kalah, tanganku turun menuju ke kejantanannya yang sudah mengeras sedari tadi. Kuturunkan perlahan celananya dan tersingkaplah sudah benda itu. Perlahan mulai ku elus dan kocok di tengah ciuman kami yang dahsyat.

Dia kemudian melepas ciumannya "ahh ahh ahh" desahnya saat kukocok lebih cepat. Aku kemudian turun mulai menjilati leher dan singgah di putingnya. Kumainkan putingnya dengan lidah dan sesekali kuhisap yang membuat nya merem melek. Kutuju kejantanannya yang kukira sekitar 18 cm itu, kujilat precum di yang keluar di lubang kencingnya. Dia hanya bisa mendesah menikmati permainan ku bawah sini. Aku mulai dengan menghisap kepala nya kumaju mundurkan sesekali ku jilat. Buah zakarnya yang besar menggoda tak luput dari jamahanku. Ku lanjutkan terus mulai menghisap kemaluannya yang membuat nya mulai meracau. "Anjing enak terus ahhh hmmm" desah nya sambil merem melek. Sesekali dia menyentakkan yang membuat kontolnya mentok dan membuat ku tersedak.

Ditarik nya kepala ku dan kembali dia menciumku dengan ciuman nya yang ganas, tangan nya menurunkan celanaku dan dilempar nya sembarangan. Jarinya mulai mengelus lubangku dan memasukkan jarinya. "Hmm hmm" bunyi desahan tertahanku di ciuman kami yang panas saat dia mulai memasukan tiga jarinya. Dia melepas ciuman nya, dan meludah kejarinya sebagai pelumas. Dan mulai mengarahkan kontolnya ke lubangku. Dia memasukkan kontolnya perlahan lahan dan aku memejamkan mata merasakan kontolnya yang mulai masuk hingga mentok. "Ah" aku mendesah antara perih dan nikmat dibawah sana, dia mulai memaju mundurkan kontolnya di lubang ku dan sambil mulai menghisap pentilku. Genjotan nya yang semula pelan mulai semakin cepat, dan masih memainkan putingku kiri dan kanan. "Ah ah ah ah" aku hanya bisa mendesah mengikuti irama genjotan nya yang kurasa mengenai prostatku.

Tak sampai disitu, permainan panas ini masih terus berlanjut ketika bosan dengan posisi aku diatas kami benganti posisi doggy style. "Plok ah plok ah plok ah" desahan ku beradu dengan suara saat kulit kami bertemu karna genjotan nya. Aku dibuat nya merem melek, permainan nya yang lihai kadang pelan sambil sesekali dia menghentak kan kontolnya hingga mentok yang membuat aku "ahhhhh" mendesah panjang. Kadang temponya cepat dan tangannya memainkan putingku.

Abdurrahman ini tahan lama, sudah hampir satu jam dan sudah beberapa posisi yang kami lakukan namun masih belum juga dia ngecrot. Kudengar juga temannya juga berhenti main kartu dan mulai menonton dan menyoraki permainan kami (dan kurasa mereka sudah mulai mabuk). Posisi kami kali ini kakiku berada dipundak nya, dia menggenjot ku pelan sambil menciumku. Aku melepas ciumannya, ah ah ah aku mendesah dan kurasa aku akan keluar. Dia rupanya tau aku akan keluar dan mempercepat gerakan nya, ah ah ah ah ah desahan kami beradu dan crot crot crot aku keluar bahkan tanpa aku kocok(btw ini udah ke 2 kalinya). Dan tak lama di temponya yang cepat crot crot crot kurasakan cairannya yang hangat memenuhi lubangku. Namun tak berhenti dia masih memaju mundurkan kontolnya sambil terpejam dan kemudian mulai menciumiku lagi.

Setelah beberapa saat dia keluar dan sampai kontolnya sudah lemas barulah dia mencabut kontolnya dan berbaring di sebelah ku dan tersenyum. Kurasakan lubangku di bawah sana lega dan mengeluarkan pejuh Abdurrahman.

Gimana chap 1 nya semoga menikmati ya.
Author jadi pengen deh main sama Abdurrahman juga hehe kuat dan tahan lama soalnya. Eh tapi ada yang kelupaan nih kan ada temen-temennya, 6 orang mabuk pula. Hmm Fahmi bisa pulang nggak ya atau malah digilir.

Penasaran ya, sama nih Author juga. Tunggu update selanjutnya ya, semoga Fahmi gak kenapa-napa.

Jangan lupa Komen dan Vote ya supaya author semangat nulisnya.

Kisah Sang GigoloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang