Kafka POV
Sabtu pagi aku sudah berada di Rouge et Bleu, begitu sampai disana aku langsung menuju dapur lewat pintu belakang, lalu duduk di kursi yang menghadap pantry. Tapi sepertinya aku datang terlalu pagi, bahkan di depanku terlihat Kak Ru masih mengantuk (itu berbahaya, minggu lalu dia membuat kue saat mengantuk, dan akhirnya salah memasukkan warna kuning ke adonan red velvet). Di sebelahnya ada Jasmine yang sedang mengaduk cream sambil bersenandung, dia terlihat cantik dengan rambut panjang yang diikat ponytail dan diberi pita warna putih, wajahnya benar-benar serius saat memasak.
Dia mengoleskan cream yang dia aduk tadi ke atas kue yang dipotong tipis, menumpuknya lagi dengan potongan kue yang sejenis, dan terakhir memberi coklat cair diatasnya, oh, jadi dia membuat Boston Cream Cake, itu salah satu kue favoritku, buatannya lebih enak daripada buatan Kak Ru yang menurutku kurang bertekstur (maaf ya Kak Ru).
Aku mengenalnya sejak hari pertamanya menjadi adik kelasku di sekolah, saat dia tidak sengaja menabrakku. Ketika aku bercerita pada Ricci, dia langsung terinspirasi membuat sinetron dengan judul Cinta Pada Tabrakan Pertama. Aku setuju, dengan syarat pemerannya adalah dia sendiri dan ceritanya dia ditabrak cewek yang dia sukai, dengan truk. Semakin sadis semakin bagus.
Ricci tau kalau aku menyukai Jasmine, Kak Ru juga tau, tapi mereka tidak tau kalau mereka sama-sama mengetahui hal itu.
"Kak" panggil Jasmine, entah memanggil siapa, tapi aku menoleh, dan benar, dia memanggilku, oh tidak, aku jadi gugup.
"Mau?" tawarnya, sambil menunjuk sisa coklat cair di mangkuk.
Aku mengangguk lalu berdiri, setelah itu bergeser duduk di sebelahnya. Dia memakan coklat cair itu sendirian dengan sendok kayu, perasaan dia tadi menawariku deh.
"Eh ada coklat nempel" kataku tiba-tiba sambil menunjuk wajahnya.
"Mana?" tanyanya sambil menoleh ke arahku.
Dengan cepat aku mencolek ujung hidungnya dengan coklat cair.
"Itu" aku menahan tawa karena kepolosannya, sedangkan dia terlihat sebal, wajahnya yang cemberut sangat imut, duh.
"Gantiaaannn" dia merajuk, dan suaranya terdengar manja, membuatku merinding.
Sekarang dia ganti mencoreti wajahku, tidak tanggung-tanggung dia mencolek ujung hidungku lalu membuat tiga garis di pipi kiri dan kanan, aku pasti terlihat seperti Doraemon, tapi aku biarkan karena setelah itu dia tertawa lepas, dan aku suka mendengar suara tawanya.
"Ehem!" Kak Ru yang saat ini berada di depan oven berdehem keras.
"Maaf Kak!" sahut Jasmine, dia pasti berfikir Kak Ru memperingatkan kita agar tidak bermain dengan makanan, tapi aku tau sebenarnya dia menggodaku yang berduaan dengan Jasmine.
Setelah membersihkan wajahnya sendiri, Jasmine memberiku tisu untuk membersihkan wajahku yang penuh coklat karena ulahnya (meskipun aku yang memulai duluan). Setelah membersihkan wajahku dan merasa cukup bersih aku membuang tisu itu.
"Itu masih ada kak" katanya lalu mengambil selembar tisu lagi, dan secara mengejutkan tangannya menghapus sisa coklat di wajahku.
Jarak yang dekat membuatku menahan nafas, saat ini dia menatap pipi kananku yang dibersihkannya, lalu setelah selesai dia mendongak dan menatap mataku, hingga mata kami saling memandang dalam keheningan, mata coklat mudanya yang berbinar membuatku larut. Dia cantik. Banget.KLOTANG!
Kak Ru menjatuhkan panci, dan aku sangat terkejut sampai-sampai jantungku rasanya akan meledak.
"Maaf!" teriak Kak Ru lalu cekikikan.
Di depanku sekarang Jasmine menutup sebagian wajahnya yang...memerah? Eh, aku tidak salah lihat kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic cake shop
Krótkie OpowiadaniaRouge et Bleu, sebuah toko kue yang berbeda dengan toko kue lainnya, mulai dari pemilik toko dan kucingnya yang ajaib, setiap kue yang memiliki kisah tersendiri, dan pegawai toko yang semuanya siswa SMA bekerja paruh waktu menambah keramaian toko in...