16.

862 75 0
                                    

Pagi itu, Marsha sedang sibuk di dapur, menyiapkan sarapan untuk keluarganya. Gracie, yang kini berusia enam bulan, ditinggalkan bermain di ruang keluarga dengan mainan dinosaurus dan alat masak yang baru saja mereka beli. Marsha sesekali melirik ke arah ruang keluarga untuk memastikan Gracie baik-baik saja.

Gracie, dengan rasa ingin tahunya yang tinggi, mulai merangkak ke arah dapur. Bayi kecil itu meninggalkan mainannya dan perlahan mendekati Marsha. Tanpa disadari Marsha, Gracie merangkak sampai ke kakinya dan mencoba menarik perhatian ibunya.

Marsha yang sedang mengaduk panci di atas kompor, tiba-tiba merasakan ada sesuatu yang menahan kakinya. Ia menoleh ke bawah dan melihat Gracie, "Gracie, kamu ngapain di sini, sayang?" ujar Marsha dengan lembut, terkejut melihat Gracie sudah di dapur.

Gracie mengoceh pelan, "Mamama... bababa..." sambil tersenyum lebar dan memegangi kaki Marsha.

Marsha tertawa kecil, "Kamu ngajak Mama main ya? Sebentar ya, Mama matiin kompornya dulu," jawab Marsha sambil mematikan kompor dan meletakkan panci ke samping.

Setelah memastikan semuanya aman, Marsha mengangkat Gracie, "Ayo kita main di ruang keluarga lagi. Kamu nggak boleh main di dapur, bahaya," ujar Marsha sambil mencium pipi Gracie.

Gracie tertawa riang dan mengoceh lagi, "Bababa..."

Marsha berjalan kembali ke ruang keluarga sambil menggendong Gracie, "Nih, mainan kamu masih di sini. Ayo kita main sama dinosaurus dan alat masak ini," ujar Marsha sambil menaruh Gracie di atas matras bermain.

Marsha duduk di samping Gracie, mengambil mainan dinosaurus dan menggerak-gerakkannya di depan Gracie, "Lihat, Gracie. Dino ini lagi masak-masakan, lucu kan?" ujar Marsha sambil tertawa.

Gracie mengoceh senang, "Hihihi... bababa..." sambil mencoba meraih mainan dinosaurus dari tangan Marsha.

Marsha menyerahkan mainan itu kepada Gracie, "Nah, sekarang kamu yang masak ya. Dino-nya mau makan," ujar Marsha dengan nada bercanda.

Gracie tertawa riang sambil memegang mainan dinosaurus dan alat masak, bermain dengan semangat. Marsha mengamati Gracie dengan penuh kasih sayang, merasa bahagia melihat anaknya tumbuh dengan aktif dan ceria.

Marsha berbicara pada dirinya sendiri dengan senyum lebar, "pintar banget kamu ya. Mama senang bisa habiskan waktu sama kamu," ujar Marsha dengan lembut.

Gracie terus bermain dengan mainannya, sementara Marsha sesekali membantu dan ikut bermain, menciptakan momen kebersamaan yang penuh cinta. Hari itu, dapur sementara ditinggalkan, tetapi kebahagiaan dan keceriaan di ruang keluarga menjadi prioritas utama. Marsha merasa bersyukur bisa menyaksikan setiap perkembangan kecil Gracie, yang membuat hidupnya semakin berwarna dan bermakna.

Beberapa menit berlalu Zee baru pulang dari sesi olahraga paginya dengan semangat yang masih tinggi. Saat memasuki rumah, ia mendengar suara tawa riang dari ruang keluarga. Zee mendekati ruang tersebut dan melihat Marsha yang sedang duduk di lantai, bermain bersama Gracie. Gracie terlihat sangat antusias, memegang mainan masak-masakan dan dinosaurusnya, celotehnya mengisi ruangan dengan keceriaan.

Zee, dengan ide iseng di kepalanya, memutuskan untuk berpura-pura sebagai pembeli di 'toko' Gracie. Ia mendekati Marsha dan Gracie dengan langkah ringan, siap untuk memainkan peran barunya.

Zee sambil berpura-pura berdehem, "Permisi, apakah toko ini sudah buka? Saya ingin beli makanan nih," ujar Zee dengan nada serius namun penuh senyum.

Marsha menoleh dan tertawa kecil melihat aksi Zee, "Oh, tentu saja, Nyonya. Toko kami selalu buka untuk pelanggan istimewa seperti Anda," jawab Marsha sambil menggenggam tangan Gracie.

With You [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang