20.

887 93 6
                                    

Seminggu berlalu sejak kunjungan mereka ke kebun binatang. Gracie, anak yang penuh energi dan rasa ingin tahu, telah mengikuti berbagai kegiatan di playgroup serta les bahasa Inggris yang diatur oleh Marsha. Marsha ingin Gracie memiliki dasar bahasa Inggris yang kuat sejak dini.

Meski begitu, Gracie tetap menjadi anak kecil yang penuh antusiasme dan keinginan. Hari ini, ia merengek ingin pergi berenang, bukan di kolam renang rumah mereka, tetapi di waterboom yang lebih besar dan menyenangkan.

Di ruang keluarga, Gracie duduk dengan wajah cemberut, sesekali menyeka air mata yang mengalir di pipinya. Marsha duduk di sampingnya, mencoba memberikan pengertian dengan penuh kasih sayang.

“Gracie, sayang, kenapa nangis hmm?” tanya Marsha dengan lembut, menyentuh bahu Gracie.

“Gracie mau berenang di waterboom, Mama,” jawab Gracie dengan suara yang serak karena menangis.

Marsha mengangguk dan mengusap punggung Gracie. “Mama ngerti, sayang. Tapi kita gak bisa pergi sekarang. Bagaimana kalau kita berenang nanti, ya?”

Gracie menggeleng dengan tegas. “Tapi Gracie mau sekarang, Ma. Di waterboom kan lebih seru!”

Marsha tersenyum tipis, memahami keinginan putrinya yang sangat kuat. “Mama tahu, Gracie. Tapi kita harus bersabar. Kita bisa pergi nanti, mungkin akhir pekan ini. Bagaimana?”

Gracie tampak tidak puas dengan jawaban itu. “Tapi nanti lama, Ma. Gracie udah pengen banget sekarang.”

Marsha berpikir sejenak, mencari cara untuk mengalihkan perhatian Gracie. “Gracie, kamu tahu nggak, akhir pekan ini Papa juga libur. Jadi kita bisa pergi bertiga ke waterboom, main dan berenang sepuasnya.”

Gracie berhenti menangis sejenak, memikirkan kata-kata Marsha. “Beneran, Ma? Papa juga ikut?”

“Iya, sayang. Papa juga ikut. Jadi kita bisa bersenang-senang bersama,” jawab Marsha sambil tersenyum lembut.

Wajah Gracie mulai menunjukkan tanda-tanda keceriaan. “Oke, Gracie tunggu sampai akhir pekan. Tapi janji ya, Ma?”

“Janji, sayang. Mama janji kita akan pergi ke waterboom akhir pekan ini,” jawab Marsha dengan yakin.

Gracie mengangguk, meskipun masih ada sisa-sisa air mata di pipinya. “Gracie tunggu, Ma. Tapi Mama jangan lupa janji ya.”

“Iya, sayang. Mama nggak akan lupa,” jawab Marsha sambil memeluk Gracie.

Di saat itu, Zee masuk ke ruang keluarga, baru saja selesai dari pekerjaannya di rumah. Ia melihat Marsha dan Gracie dalam pelukan dan segera tahu bahwa sesuatu telah terjadi.

“Ada apa ini? Kenapa Gracie nangis?” tanya Zee dengan nada khawatir.

Marsha menjelaskan situasinya kepada Zee. “Gracie ingin pergi berenang di waterboom sekarang. Tapi kita janji padanya untuk pergi akhir pekan ini.”

Zee mengangguk, mengerti. Ia mendekati Gracie dan mengusap kepalanya dengan lembut. “Hei, Gracie. Papa dengar kita mau pergi ke waterboom akhir pekan ini. Papa janji kita akan bersenang-senang.”

Gracie memandang Zee dengan mata yang masih sedikit berair. “Papa, kita beneran pergi ya? Nggak bohong?”

“Papa nggak bohong, sayang. Kita pasti pergi. Kita akan bermain di waterboom sampai puas,” jawab Zee dengan penuh keyakinan.

Gracie akhirnya tersenyum. “Oke, Gracie tunggu. Papa, Mama, kita harus janji ya.”

Marsha dan Zee saling menatap dan tersenyum. “Janji, sayang,” kata mereka serempak.

With You [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang