02 • Ahh... Mas Mahfudz

1.4K 56 5
                                    

***Mahfudz POV


"Mahfudz, nitip Dedi yah".

"Iya Mah Pah".

"Kalau dia nakal pukul aja", pesan Ayahku.

Perkenalkan namaku Mahfudz, aku adalah seorang polisi. Umurku sudah menginjak kepala 3. Statusku adalah duda, aku cerai dengan istriku yang seorang perawat karena dia selingkuh dan lebih memilih pengusaha kaya dibandingkan aku.

Aku tinggal bersama adikku, Dedi Wahyudi. Umur kita berdua terpaut 12 tahun. Dia kini sedang menjalani kuliah. Ayah dan Ibuku menitipkan dia padaku.

Suasana sepi dan udara sejuk sangat aku sukai. Rumahku yang di pinggiran kota memang menawarkan hawa dinginnya. Itulah sebabnya aku memilih tinggal di sini.

Adikku Dedi, dia tidak tahu tentang kecenderungan seksual yang aku miliki. Setiap adikku pergi atau menginap di rumah temannya, pasti aku selalu membawa bottom hyper seperti Riyano dan lainnya untuk memuaskan nafsu birahiku.

Akhir-akhir ini birahiku sangat tinggi, namun aku tidak bisa melampiaskannya hanya dengan onani saja. Aku tidak bisa membawa bottom hyper ke rumahku karena Dedi tidak ada rencana untuk pergi menginap di rumah temannya.

Hingga suatu ketika, entah mengapa sudah jam 12 malam Dedi belum pulang ke rumah. Aku berpikir bahwasanya Dedi sedang menginap di rumah temannya. Lantas aku kontek Riyano, dan yang lainnya. Namun mereka menolak ajakanku. Mereka nampaknya sudah punya rencana sendiri menghabiskan malam jumatnya.

Alhasil, karena nafsu yang sudah tak terbendung aku memutuskan untuk mengocok penisku dengan bantuan vagina silikon. Kulepas semua pakaianku dan terlihatlah tubuh kekarku.

Pertama-tama kumainkan kedua putingku, perlahan-lahan aku memilin putingku dengan lembut. Lalu aku mencoba memasukan penisku ke dalam vagina silikon yang aku punya. Terasa nikmat, namun tidak senikmat anus bottom hyper yang sering ku gagahi.

Aku duduk di sofa menikmati himpitan vagina silikon pada penisku ini. Lama sekali aku mengocoknya, dan aku belum mencapai klimaks.

Keringatku telah bercucuran membasahi seluruh tubuhku. Aku sangat mengagumi tubuh indahku ini.

Tubuh kekarku yang bercucuran keringat kian indah, dengan kulit sawo matang. Rambut kasar memenuhi hampir di seluruh kedua lengan tangan dan kaki, lebih-lebih pada daerah kemaluanku.

Rambutnya tumbuh subur dengan penis jumbo milikku yang selalu terhangati olehnya.

Aku pun melepas vagini silikon pada penisku, karena aku merasa bosan dengan jepitan vagina silikon itu. Lalu kuraba-raba batang kemaluanku yang sudah tegang ini. Sungguh nikmat sekali, air keringatku turut membasahi batang penis dan buah zakarku.

Dengan sambil duduk aku berfantasi seandainya ini dilakukan oleh Riyano. Mataku hanya merem-melek menikmati sensasi yang nikmat ini.

Perlahan-lahan aku mulai melumuri penisku dengan air liurku sendiri. Kini sambil menggenggamnya, aku terus-menerus mengocok-ngocok secara lembut dan berangsur-angsur berubah menjadi ke tempo yang lebih cepat.

Aku tengah menikmati semua dengan sensasiku yang luar biasa. Tiba-tiba pintu rumahku terbuka.

"Mas Mahfudz".

Seketika aku mematung, ternyata Dedi tidak menginap di rumah temannya. Ia tiba-tiba pulang ke rumah.

"Ehhhhh....", aku membisu.

"Gak papa Mas, lanjutin aja".

Dedi pergi begitu saja dan memasuki kamarnya. Aku menghela nafasku dalam-dalam, aku masih kaget karena Dedi adik kandungku memergoki diriku yang sedang telanjang bulat dan mengocok penisku sendiri.

Police Story - Bang MahfudzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang