9. Pingsan?

1.1K 66 2
                                        

[Episode 09---Pingsan?]

"Jika kapalmu tidak lekas datang, maka berenanglah. Jangan biarkan dirimu tenggelam begitu saja tanpa adanya sebuah perjuangan."

7 RAGA

***

"Kalau kamu sedang galau, mending tidur seharian, biar mimpi aja nanti yang repot."

Catur Yaga Madaharsa

***

HALO GUYS! AKU KOMBEK LAGII🙌🏻 MANA SUARANYA?!🔥

ABSEN DULU DI SINI🤩👉🏻

Setelah hampir 4 malam bergadang, akhirnya up juga. Seneng nggak nih?

Apa kabar hari ini? Sehat-sehat ya?

Udah pada makan belum?

Baca ini jam berapa?

Tau cerita ini dari mana?

Tandai jika ada typo yang bertebaran.

HAPPY READING

***

Malam semakin larut, begitupun dengan hujan yang semakin deras berjatuhan ke atas tanah. Tampak Mahen dan adik-adiknya masih setia menikmati hujan di teras rumah. Memilih tempat yang sekiranya terbebas dari cipratan air, mereka bertujuh duduk di bawah di atas lantai. Tak peduli meski lantai itu begitu dingin.

"Za, bikin mendoan dong. Pasti enak banget hangat-hangat apalagi pas hujan kayak gini." ucap Harsa meminta Reza agar mau membuatkannya mendoan kesukaan dia.

Berapa menit yang lalu, ketika Harsa dan Reza keluar ke teras untuk melihat hujan, yang lainnya ikut menyusul. Dan jadilah mereka semua berada di teras sekarang.

"Tak culek koe ngko Sa," geram Reza kelewat sabar. Bagaimana tidak, bisa-bisanya Harsa menyuruh dia untuk membuatkannya mendoan malam-malam begini. Bahkan jam sudah menunjukkan pukul sepuluh tepat.

[Aku colok nanti kamu Sa]

"Ck, Reza mah gitu." decak Harsa. Ia lalu mengganti posisi langsung duduk ditengah-tengah diantara Nadi dan Noval.

"Nadi... Buatin mendoan dong..." rengek Harsa menarik-narik lengan Nadi.

"Bok kiro aku babumu piye. Moh, males." balas Nadi menolak mentah-mentah.

[Kamu kira aku babumu apa. Nggak mau, males]

"Ahh, Nadi..."

Plak!

"Aduh!" adu Harsa saat Nadi tiba-tiba memukul keras betisnya.

"Diem! Nggak usah aneh-aneh,"

"Sakit Nadi! Ini tuh anggota tubuh manusia, bukan samsak yang bisa kamu pukul seenak aja!" marah Harsa tak terima.

"Ya makanya kalau dibilangin tuh nurut,"

"Udah-udah jangan pada ribut." lerai Mahen berupaya agar suasana tidak semakin panas.

Keluarga Tujuh Raga (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang