Yang tadinya gerimis kecil, sekarang menjadi hujan deras. Winny berdecak kesal karena dia kira gerimis akan berhenti tapi malah menjadi hujan deras seperti ini. Dia melihat sekeliling kelasnya udah sepi, ada satu anak sih tapi dia ngga terlalu akrab karena orang itu emang anaknya introvert.
"Perth, lo ngga pulang?" Tanya Winny yang sekarang bersiap keluar.
"Duluan aja Win." Mendengar jawaban temannya itu, Winny cuma mengangguk. "Duluan ya," ucap winny yang cuma diacungi jempol sama Perth.
Winny berjalan kearah kelas pacarnya. Sebenarnya kelas dia udah bubar tapi dia ngga langsung pulang karena kelas pacarnya belum selesai dan dia milih nunggu dikelas tapi siapa sangka kalo hujan datang tiba-tiba. Padahal sebenarnya ngga mendung, tapi wajar karena emang sekarang musim penghujan.
Dilihatnya pacar mungilnya itu baru saja keluar kelas dengan segerombolan anak kelasnya, Winny langsung menghampiri sang kekasih dan memeluknya, refleks aja gitu.
"Maaf ya, aku bikin kamu nunggu."
"Ngga apa-apa, gimana pelajarannya tadi?"
Satang, pacar Winny itu menghela nafas kasar. "Kamu tau sendiri pelajaran Pak Tay gimana. Sumpah ya padahal udah lewat jam ngajarnya tapi dia tetep lanjut, ih kesel banget aku tuh." Winny cuma terkekeh mendengar keluhan pacarnya itu.
"Yaudah ngga apa-apa, yang penting sekarang udah kelar kan," ujar Winny sambil mengusap rambut Satang sedangkan sang empu cuma mengangguk lucu.
"Mau pulang sekarang tah? Deres banget Win hujannya." Satang ngeliat kearah lapang, dimana kondisinya udah basah banget dan wangi petrichour juga menyengat.
"Ngga dong sayang, aku ngga ada jas hujan kamu juga ngga bawa kan? Kita tunggu hujan reda aja di kelas aku."
Akhirnya mereka ke kelas Winny dimana emang tempatnya lebih dekat dengan parkiran.
"Satang, aku mau beli cemilan dulu ya? Kamu diem disini ngga apa-apa."
"Ngga apa-apa Win, aku mau bakpao ya."
Winny mencubit gemas pipi Satang, "Makan bakpao mulu sampe pipinya mirip bakpao."
Satang cuma menjulurkan lidahnya ngeledek dan Winny benar-benar pergi ke kantin, tinggallah Satang sendirian karena seperti Perth sudah pulang.
Awalnya Satang asik dengan handphonenya sampai tiba-tiba dia mendengar suara tangisan. Satang refleks dong ngeliat sekitar karena takut ada orang selain dirinya di sini, tapi ternyata ngga ada siapa-siapa, dia cuma sendirian.
'Ngga beres' Satang ngebatin tapi pas dia mau pergi, suara tangisan itu berhenti yang bikin Satang kembali duduk.
'Eh kok ilang, apa gue salah denger ya?' Satang menajamkan pendengarannya dan ngga denger apapun selain suara hujan, udah ngga kedengaran suara tangisan itu lagi Satang mulai tenang dan kembali bermain handphone sampai lima menit kemudian suara itu kedengaran lagi.
"KACAU!" Satang teriak sambil keluar kelas dan ternyata Winny ada di depan alhasil mereka tabrakan.
"Eh yang kenapa?"
Winny yang panik ngga sadar beberapa chiki yang dia beli jatuh karena Satang tiba-tiba meluk dia dan badannya gemetaran alhasil dia meluk Satang balik tanpa perduliin chiki chiki itu.
"Yang kamu kenapa?" Tanya Winny sekali lagi, Satang ngga jawab dan masih meluk Winny dengan posisi kepalanya dia tenggelamkan di dada Winny.
Winny yang mengerti akhirnya ngga nanya lagi dan milih membawa Satang ke kantin karena disana lumayan banyak orang lah.
"Loh mas Winny itu mas Satang kenapa?" Tanya salah satu Ibu kantin langganannya.
"Kayaknya ngeliat sesuatu Bu," jawab Winny sambil mengarahkan mereka duduk. Ibu kantin itu mendekat mereka sambil bawa segelas air.
"Disuruh minum dulu mas Satang nya, gemetaran gitu," pesan Ibu kantin yang langsung diangguki Winny.
"Sayang." Winny mencoba melihat Satang tapi sayangnya Satang masih meluk dia erat. Winny mencoba menenangkan dengan cara mengelus punggung sang kekasih sampai beberapa menit kemudian Satang mendongakkan kepalanya yang sejujurnya ingin membuat Winny ketawa karena gemas dengan muka merah itu. Muka Satang bener-bener merah seluruh muka
"Winny takut, ada yang nangis tapi ngga ada siapa-siapa," ucap Satang dengan muka merahnya.
Winny kembali memeluk Satang, dia jadi ngerasa bersalah karena ninggalin satang sendirian di kelas.
"Maafin aku ya, karena aku nyuruh kamu nunggu sendirian kamu jadi di ganggu." Dalam dekapan Winny, Satang menggeleng.
"Bukan salah kamu, dianya aja yang jahil." Satang melepaskan pelukannya dan Winny menghapus air mata Satang.
"Lagian ujan gini jangan sendirian di ruangan, ujan ujan gini mereka emang suka ikut neduh," celetuk seseorang dari meja lain.
"Gue ngga tau fakta itu," jawab Winny. Orang itu cuma melengos pergi.
"Apa sih aneh banget, sayang minum dulu ini." Winny menyodorkan air yang tadi Ibu kantin Itu kasih.
Hujan sudah berhenti dan jam menunjuk pukul setengah enam sore. Akhirnya mereka memutuskan pulang dengan Satang yang masih dengan rasa takutnya.
Selesai...
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story // Winnysatang
Historia CortaSepenggal kisah winnysatang yang setiap part nya berbeda.