17. Pengaruh Bidak Catur

164 27 3
                                    

"Mayat." Sambung MoRan, membuat Chu WanNing dan (Y/n) menatap kearahnya.

゚。•*.゚*~~~~*゚.*•。゚


Melihat Shizun dan Da-Shixiongnya menatap satu sama lain, MoRan memanggutkan dagu, 'Hmm, kukira itu hanya imajinasi ku saja, tapi jika Shizun dan Da-Shixiong merasakannya, kemungkinan ini hanyalah ilusi sangat minim. Artinya, Guochen palsu di istana teratas bukan hanya bukan orang asli tapi juga bukan makhluk hidup! Sangat memungkinkan orang dibelakang layar mencuri mayat dan menggunakannya sebagai boneka puppet, dan dia mungkin tidak datang kemari sama sekali.'

Saat semua orang sibuk dengan pikiran mereka masing-masing, tiba-tiba suara kekehan terdengar dari arah danau, membuat mereka menoleh.

"Hehehe..."

Air menyembur, seorang pria keluar dari semburan air itu. (Y/n) Langsung mengalihkan pandangan, tidak hanya penuh luka, pria itu bugil, membuat (Y/n) sangat tidak nyaman untuk melihatnya. Ia datang dengan tangan terbuka, senyum merekah, "Penguasa Giok Malam, Penimba kekekalan Utara, Wahh Tuan Chu, kau sangat pantas mendapatkan reputasi itu. Orang sepertimu, kenapa konfusianisme tidak dapat menahan mu?"

Chu WanNing berdiri diantara pria itu dan murid-muridnya, "Siapa kau sebenarnya?"

"Kamu tidak perlu tau siapa aku, aku tidak akan membiarkanmu tau siapa aku. Anggap saja aku sebagai orang yang seharusnya sudah lama mati, lalu merangkak keluar dari neraka untuk mengambil nyawa kalian." Ucapnya dengan senyum penuh kemenangan.

"Dasar anak tidak tau diri tidak punya malu!!! Pohon Willownya sudah hancur, dengan kekuatan spiritual mu, tanpa kekuatan dari pohon itu, kamu sudah tidak bisa melakukan teknik terlarang lagi dan tidak bisa lagi membuat masalah!" Teriak Wangyue.

Teriakan itu membuat pria misterius ini tertawa, "Dasar belut tua, kamu sudah hampir mati masih saja ingin menghancurkan rencana besarku, kamu tidak perlu bicara disini. Cepat saja mati."

Chu WanNing mendengus, "Apa bidak catur putih sepertimu punya hak untuk berbicara?"

Pria itu tertegun sebelum tertawa terbahak-bahak sambil bertepuk tangan, "Kata-katamu benar-benar bagus, Chu WanNing, jangan kira menghentikanku hari ini akan bermanfaat. Bahkan jika pohon itu hancur, tubuh asliku tetap menemukan sumber kekuatan spiritual yang baru. Kamu. Jika kamu pikir aku satu-satunya orang yang paham dengan 3 teknik terlarang, sayang sekali kamu tidak berumur panjang." Matanya melirik kearah MoRan.

Mendengar itu MoRan menggigit bagian dalam pipinya. Matanya terus menatap pria itu, 'Apa maksudnya? Kenapa dia melihatku seperti itu?'

"Apa maksudmu?!?" Belum sempat pria misterius itu menjawab tubuhnya berubah menjadi bidak catur putih dan jatuh ke dalam danau.

MoRan mendekat kearah Chu WanNing, "Sepertinya tubuh aslinya bersembunyi di kegelapan, setelah kehilangan bantuan dari pohon spiritual, bidak caturnya tidak dapat support untuk bertahan."

Chu WanNing mengangguk, "Benar."

Tiba-tiba suara teriakan dan panik dari 3 orang lainnya terdengar, "Wangyue!!" Mereka membaringkannya ditanah.

"Jangan percaya yang dia bilang, semuanya jauh dari kebenaran!" Ucapnya hingga terbatuk. (Y/n) menjadikan pangkuannya sebagai bantal untuk Wangyue.

"XianBei, jangan bicara lagi, aku akan...-"

"Tidak perlu." Ucap Wangyue memotong ucapan Shi Mei, "Bahkan guru kalian tidak bisa melakukannya." Ia batuk sangat parah hingga mengeluarkan darah dari ujung bibirnya.

Melihat itu Chu WanNing hanya bisa berdiri disana dengan tatapan sendu, tangan Wangyue meraih kearah MoRan, "Sulur... Sulurnya milik daoist muda ini, pada saat itu di tepi danau, saya berkata padamu bahwa saya tak bisa menghentikan perbuatan jahat di masa lalu. Saya hanya kebaikan di masa depan. Tapi sebenarnya... sebenarnya, sesuai dengan keinginan sang guru, senjata ilahi hanya boleh dimiliki oleh orang yang berhati baik. Jadi, saya harap kamu bisa... kamu bisa...-"

Black Cat Disciple (Male Reader X 2Ha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang