N06

255 28 4
                                    

Keesokkan paginya si kecil bangun lebih awal dari sang dominan, tapi Grace tidak bergerak sedikit pun dari pelukkan suaminya, ia hanya menatap tajam langit² kelambu di atas ranjang mereka dan juga dinding kamar mereka.

"Sepertinya tidak buruk jika balas dendam dengan permainan" Grace berbicara di dalam hati dan jiwanya.

Pernahkah kalian membayangkan Grace yang cantik dan imut akan berubah sifat manjadi kejam sekejam-kejam nya.

Grace menyingkirkan tangan yang lebih tua yang sedang memeluknya, ia turun dari ranjang nya dan berjalan menuju kamar mandi.

Seperkian menit Grace sudah selesai dengan acara mandi nya dan kembali ke kamar dengan pakaian yang sudah rapi dan wangi.

Grace duduk di depan meja rias nya tetapi tidak melakukan apapun, jika biasa nya di pagi hari ia akan melihat berbagai aplikasi internet nya atau ia akan melihat lagu² yang telah ia ciptakan di laptopnya.

Tapi sekarang Grace harus termenung tanpa ada yang bisa ia kerjakan, sampai tiba-tiba suara bariton menyapanya dengan lembut.

"Hei... Grace sudah bangun dari sejak kapan sayang?? Itu Highness yang baru bangun dari tidurnya, Highness memeluk Grace dari belakang dan menaruh dagunya di pundak dekat ceruk leher Grace.

"Dari 40 menit yang lalu" jawab Grace dengan suara yang sangat dingin, bukan Grace sekali ini.

Dimana Grace yang aktif dan ceria, kemana perginya sikap hangat seorang Grace cantik ini.

"Grace sakit sayang, atau Grace masih marah sama daddy, daddy minta maaf ya, daddy cuma ingin Grace bersikap sebagaimana royal lembut dan sopan sayang, hukuman itu tidak akan terjadi jika Grace menurut dan tidak membantah, jangan ulangi lagi ya sayangku" ujar Highness berbicara selembut mungkin di dekat telinga Grace.

Grace hanya diam tak menyahuti ucapan Highness sama sekali, membuat Highness bingung sekaligus sedih, Highness berfikir mungkin kah Grace nya ini masih marah kepadanya.

"Daddy mandi dulu sayang, lalu kita sarapan bersama" ujar Highness berlalu ke kamar mandi.

---------------------ZEENUNEW--------------------

Di meja makan, Grace tetap diam, tidak ada suara sedikit pun yang keluar dari belah bibirnya.

"Sayang, biar daddy saja yang menyuapi mu, tangan nya masih sakit kan" ujar Highness dengan suara lembutnya.

"Tidak perlu Highness saya bisa sendiri" jawab Grace masih dengan suara dingin nya yang sangat pelan, namun terdengar tegas.

Sikap Grace yang seperti itu membuat Highness semakin merasa bersalah, Highness memandang sedih pada Grace, ini salah nya sehingga Grace marah padanya.

Memaksakan tangan yang di balut perban, untuk memegang sendok makan nya, Grace ingin merintis namun matian-matian ia menahan ringisan nya, ia tidak ingin terlihat lemah padahal tangan yang ia gunakan untuk memegang sendok itu terasa sangat sakit, apakah daging tangan nya hancur akibat pukulan Highness kemarin, karena Grace merasakan tangan nya yang begitu sakit luar biasa, sehingga membuat Grace tidak bisa makan banyak.

"Grace, sehabis ini kita akan belajar lagi ya, hari ini jangan membantah ya sayang, karena minggu depan kita akan mengadakan acara, yang hadir para petinggi dan juga keluarga bangsawan lain nya, kau juga harus menyapa rakyat kita bersama dengan daddy" ujar Highness dengan senyum yang ia tujukan hanya untuk Grace nya.

"Em.. Highness, maaf,ijinkan aku ikut dengan mu juga, aku akan belajar di ruang kerja mu juga" ujar lady Diana.

"Tidak, aku tidak menginjinkan siapa pun ke ruangan ku selain Grace dan Earl boun, bukan kah pekerjaan mu setiap hari hanya berdandan dan mengganti-ganti warna kuku mu saja" ujar Highness

OUR DESTINY (ZEENUNEW) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang