BAB 3: HAL BAIK DAN HAL BURUK

22 7 0
                                    

Sabtu, 07.00 BST

Pagi yang indah kembali menyambut kediaman keluarga Charlene. Burung yang berkicau ceria menjadi backsound di pagi ini.

Hari ini akhirnya Dady Chelena pulang dari dinas kerja ke luar negeri. Bram Sard Charlene nama sang Dady. Bram Sard Charlene anak tunggal sekaligus pewaris tunggal dari keluarga Charlene yang sangat terkenal di Inggris sebagai keluarga pengusaha yang sangat berbakat, yang tentu saja membuatnya menjadi kaya raya juga. Meskipun begitu Bram adalah orang yang sangat misterius, tidak ada orang yang tahu wajah asli darinya selain keluarga dan anak buahnya.

Sedangkan sang Momy, Helena Jane Ludwind adalah anak bungsu dari keluarga Ludwind. Helena terkenal akan kekayaannya karena merupakan anak dari keturunan bangsawan Eropa yang sudah lama menetap di Inggris, Helena juga dikenal sebagai mantan dokter anastesi terkenal di Inggris. Mereka berdua adalah sepasang suami istri yang dulunya berhasil di jodohkan oleh keluarga mereka masing-masing.

Chelena yang mengetahui kedatangan Bram langsung bergegas turun dari kamarnya. Dia berlari, kemudian memeluk sang Dady tercintanya yang kemudian dibalas dengan ciuman di keningnya oleh Bram.
 
“I’m Miss you, Dady.. kenapa Dady lama sekali? Dady bilang hanya akan pergi sebentar.” Ucapnya manja saat masih di dalam pelukan Bram.

“kamu rindu sama Dady? Kamu yakin? Bukannya kamu lagi menunggu kabar yang Dady bawa?” mendapati pertanyaan seperti itu Chelena tawa, Bram memang selalu mengetahui isi pikiran Chelena.

Helena tersenyum melihat interaksi dari anak dan suaminya, “Duduk dulu, ayo makan setelah itu kita bicarakan lagi.” Ucap Helena sambil membawa piring di tangannya, lalu diletakkannya piring itu ke depan anak dan suaminya.

“YES, MOM!” jawab mereka serentak. Helena menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan keduanya yang selalu kompak.

Mengikuti arahan dari Helena, mereka semua akhirnya makan dengan damai seperti biasa. Selesai makan mereka lantas turun ke bawah untuk melihat taman bunga yang terhampar di belakang rumah mewah ini. Mereka sibuk memandangi keindahan taman bunga

Yang ditanam dan dirawat langsung oleh Helena.

“Bunga-bunga itu sangat cantik, ya, sayang” ucap Bram kepada istrinya. Helena hanya menjawabnya dengan senyuman disusul dengan senyuman lain dari Chelena. “Bunga-bunga itu secantik pemiliknya.”

“Jadi kapan aku bisa bersekolah di Indonesia, Dady?” Pada akhirnya Chelena mengungkapkan sesuatu yang mengusik di pikirannya sejak tadi.

“Hari ini pergilah temui teman-temanmu, ucapkan selamat tinggal, karena besok kamu sudah harus pergi ke Indonesia untuk mempersiapkan sekolah di sana.” Jawab Bram dengan nada yang sangat lembut dan menghangatkan sambil melihat ke arah Chelena.

“Secepat itu? Aku pikir, aku akan mendapat dispensasi selama beberapa hari buat lihat-lihat sekolahnya dulu,” ucap Chelena yang di akhir kalimatnya ia justru tersenyum dan menunjukan deretan gigi-giginya yang indah.

“Bukannya kamu mau secepatnya?” Chelena tidak menjawab sang Dady, ia justru tersenyum manis sebagai balasannya.

Bram membalasnya dengan mengacak-acak rambut anak kesayangannya itu dengan lembut. Bram selalu gemas dengan tingkah laku anaknya yang lucu ini. Helena yang melihatnya juga ikut tersenyum.

Akhirnya mereka menghabiskan pagi mereka dengan meminum teh sambil memandangi keindahan hamparan bunga-bunga yang sebenarnya di tanam langsung oleh Helena dan Chelena ketika mereka ada waktu senggang.

Saat siang menjelang sore, Chelena memutuskan untuk pergi ke salah satu cafe di tengah kota London untuk bertemu dengan Michelle, sahabat satu satunya yang ia punya dan ia percaya hingga saat ini.

SECRET STORY {Revisi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang