11. Pantai

985 36 0
                                    

HALLO SEMUANYA.

UDAH RAME BANGET YANG BACA CERITA GRACE😭😭MAKASIH NYAAA.

KEMBALI LGI DNGAN AaaKkkkUuuuu.

XIXI. GIMANA KABAR SEKARANG? BAIK?

AKU HARAP KALIAN BAHAGIA TERUS!!

SEBELUM MEMBACA, BUDAYAKAN VOTE, KOMEN AND SHARE!!

TYPO, TANDAI GUYS!

•HAPPY READING•

"Lo kenapa kaya lari-lari gitu? Ada maling?"

Deg!

Seketika Grace menengok ke arah suara, dan teryata... mereka adalah Ghava, Haidar, Arvin dan juga Mario yang masih memakai baju sekolah TK. Tak lupa dengan Haidar dan Ghava, mereka terlihat bingung menatap gadis itu. Namun berbeda dengan Arvin, cowok itu tampak lesu dan mata yang masih hitam seperti panda.

Buru-buru gadis itu menegakkan tubuhnya agar mereka tidak curiga. "Eh gak ada kok! Tadi cuman ada--e--" Karena Gugup, Grace mengigit kukunya gelisah. "Tadi ada keco--aa. Nahh, iya, kecoaa. Jadi gue lari deh, takut!"

"Bau-bau bohong nih?" Mario menyahut seraya memegang dagunya.

Gila! Dasar boncel! Mau di perpanjang lagi kah? Awas lu!! Gue tabok nanti!!

Grace geram terhadap ucapan yang dilontarkan Mario, dalam batinnya ia terus menggerutu.

"Lo gak yakin sama Kakak lo yang cantik ini Rio."Grace megedipkan matanya seolah-olah menggoda Mario, namun anak kecil itu mengindik ngeri.

"Dahlah, Rio mau tidur. Ngantuk!" lirih Mario.

"Mandi dulu, terus tidur," sahut Haidar perhatian.

Terlihat anak laki-laki itu mengangguk lesu dan melangkah ke lantai atas.

"Mau ke kamar sapa lo?!" teriak Ghava.

"Lo lah, Bang," balas Mario yang sedang menaiki tangga.

Ghava tercengang mendengarnya. "Sok-soan lo pake lo-gue! Lo masih bocil woy, jangan gitu!!"

Mario yang sudah sampai di lantai atas pun menepuk dadanya. "Biar akrab banget gitu." Setelah itu, anak itu mulai menjauh dan memasuki kamar Ghava.

Grace beralih menatap kedua cowok itu. "Eh ayo, duduk dulu di sofa. Anggap aja rumah sendiri," titah gadis itu pada Haidar, Ghava dan Arvin.

"Padahal rumah gue juga ini, aneh lo!" gerutu Ghava seraya berjalan menuju sofa di ikuti dengan kedua temannya.

"Yeh! Rumah lo? Ngaca, Bro. Ini mah rumah ortu lo." Haidar menyahut sambil mendudukkan pantatnya di sofa.

Gadis yang duduk di sebelah Ghava pun tertawa renyah. "Bener kata Kak Haidar. Ngaku-ngaku ini rumah lo, padahal mah rumah orang tua."

"Gue kan anak nya lah! Wajar nganggep rumah sendiri," balasnya.

"Iya in aja buat lo mah. Biar cepet."

"Kak Arvin tidur di kamar Ghava aja sana, kasihan tuh matanya masih hitam kaya panda," saran Grace yang merasa kasihan melihat teman Abanngnya itu.

Haidar melirik Arvin sejenak. "Nah, iya. Sana lo! Lo kan kalau tidur suka ngiler," oceh Haidar.

"Gila lo, Arvin! Gak ingat umur lo! Udah gede, masi ngiler." Ghava menyindir Arvin yang sedang tidur.

Suasana hening seketika. Semuanya melirik Arvin. Dia tidak terusik, hanya saja cowok itu menggaruk pipinya yang gatal, hanya itu. Artinya cowok itu tak mendengar percakapan tak berfaedah dari temannya itu.

GRACE (HIATUS SEMENTARA)Where stories live. Discover now