Unknown Trap

308 50 8
                                    

"Minjeong."

Sapaan pertama mengambang di udara, tak memperoleh balasan dari pemilik nama.

"Kim Minjeong."

Sapaan kedua menyusul, namun gadis bernama Kim Minjeong itu masih membisu, seolah terjebak dalam pikirannya yang jauh.

"Hey, Minjeong, kamu dengar aku tidak?"

Sapaan ketiga, disertai nada yang lebih nyaring di dekat kuping, membuat gadis itu akhirnya kembali ke realita. Kelopak matanya mengerjap-ngerjap, terkesiap dari lamunannya.

"O-oh, iya, maaf, ada apa, Ningning?"

Gadis yang diketahui bernama Ningning itu memandangnya dengan penuh keheranan. "Ada apa? hey, kelas sudah selesai 10 menit yang lalu. Kenapa kamu masih di sini?"

Minjeong nampak terkejut. Ketika pandangannya menyapu ke segala penjuru ruangan, barulah ia tersadar dan tertawa kikuk.

"Kamu tidak apa-apa? wajahmu terlihat pucat."

Pertanyaan Ningning refleks membuat Minjeong menyentuh wajahnya. "Benarkah?"

Ningning mengangguk mengiyakan. "Kantong matamu juga terlihat gelap, kamu kurang tidur, ya?"

Lagi-lagi Minjeong hanya bisa membalas dengan tawa canggung tak bermakna. Lagipula bagaimana ia harus menjelaskannya?

Ia tidak mungkin bisa memberi tau Ningning bahwa tadi malam, dirinya bukanlah sosok teman yang ia kenal. Kim Minjeong yang dikenal orang-orang sebagai mahasiswi cemerlang di departemennya, primadona yang kerap kali masuk social media kampus berkat kecantikannya, dipuja-puja karena dianggap seolah memiliki segalanya, harus rela menukar harga dirinya menjadi seorang jalang demi mendapatkan uang. Minjeong memiliki segalanya? Itu tidak benar. Dia bahkan tidak punya uang.

Minjeong juga tidak mungkin menceritakan pada Ningning tentang malam yang telah ia lalui dengan mata terjaga, berusaha mencerna fakta bahwa ia hampir kehilangan nyawa. Bayang-bayang si setan malam yang nyaris menikam takkan bisa hilang dari ingatannya begitu saja. Dan mungkin yang lebih tidak masuk akalnya lagi, makhluk mengerikan itu malah menjadi klien pertamanya saat bekerja sebagai pekerja prostitusi.

Minjeong takkan mau memberi tau Ningning tentang 'Winter Kim' dan apapun hal yang sudah dilewatinya. Ningning pasti akan menganggap jika ia sudah gila.

Dan Minjeong bersumpah, takkan pernah kembali ke club bar itu lagi. Menjadi pekerja prostitusi adalah keputusan terbodoh yang pernah ia buat seumur hidupnya.

"Minjeong? Kamu melamun lagi."

Minjeong terhenyak. "Eh? Ah, maafkan aku."

"Berhenti meminta maaf." Ningning menghela napas pelan. "Sepertinya kamu benar sedang tidak baik-baik saja. Perlu teman cerita?"

Minjeong hanya tersenyum simpul. Pertanyaan Ningning ia biarkan menggantung sembari mengemas beberapa barang dari atas meja dan memasukkannya ke dalam ransel. Ia ingin cepat-cepat pergi sebelum Ningning lanjut bertanya lagi.

"Tidak apa-apa, aku hanya sedang banyak pikiran. Tapi tidak terlalu penting, jadi tidak perlu khawatir."

Ningning menatap Minjeong lamat-lamat. Berusaha menemukan kebohongan dari gadis yang masih memasang senyum di wajahnya itu. Senyumannya jelas palsu. Namun melihat Minjeong berusaha keras memaksakannya, ia menghela napas lagi. Mungkin Minjeong memang tidak ingin membicarakannya.

"Baiklah kalau begitu, aku pamit dulu." Ujar Ningning yang kemudian disambut lambaian tangan dari Minjeong. Namun ketika sampai di ambang pintu, ia berpaling sebentar untuk mengatakan sesuatu. "Tapi kalau kamu butuh teman cerita, Minjeong, aku siap mendengarkan." Kemudian benar-benar menghilang di baliknya.

Unregretful Sin [jmj]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang