Bab 35

1.7K 171 107
                                    

***

Merasa cukup Zee pun menarik diri, melepaskan tautan antara dirinya dan Marsha. Zee menatap wajah Marsha yang nampak memerah dengan nafas terengah-engah, ia mengulurkan salah satu tangannya menyentuh pipi Marsha yang terdapat rona merah sehingga membuat Marsha menatap dirinya.

"Sha.." lirih Zee menatap wajah gadis di hadapannya. "Aku suka kamu," ucap Zee.

Mendengar hal itu membuat Marsha tersentak, Zee tersenyum tipis melihat respon Marsha, ia mengusap lembut pipi Marsha. "Aku tau kamu tidak merasakan hal yang sama, tapi tolong beri aku kesempatan... beri aku kesempatan untuk perjuangin kamu," ia berhenti sebentar untuk menetralkan detak jantungnya sebelum akhirnya kembali membuka suara. " Aku ga maksa kamu untuk jadi pacar aku sekarang, aku cuma mau kamu lihat aku..." lirih Zee.

 "Beri aku kesempatan sha... sekali saja." Zee menatap mata Marsha mencari secerah harapan disana, namun kenyataannya tidak ada sama sekali harapan untuknya di sana.

Marsha hanya terdiam seribu bahasa dan ntah mengapa beberapa saat kemudian Marsha menggangguk pelan sebagai jawaban, melihat respon dari Marsha membuat Zee seketika mengulas senyumnya.

"Aku.. kasi kamu kesempatan itu, tapi untuk saat ini aku belum bisa jadi pacar ka-"

Dengan cepat Zee memotong ucapan Marsha. "Cukup lihat aku sha..." ucap Zee dengan senyum tulus di bibirnya.

Senyuman itu membuat jantung Marsha terasa aneh, ini pertama kalinya Marsha melihat senyum tulus dari Zee. "Aneh..."  batin Marsha.

Sementara itu disisi lain...

Terlihat seorang gadis yang tengah berdiri bersilang tangan di depan dadanya sembari menatap gadis lainnya yang duduk di sofa hadapannya. 

"Paham ga ucapan gue tadi, Freyana?" tanya gadis yang sedang berdiri.

Freya menggangguk pelan."Paham..." ucap Freya menatap Fiony yang berdiri di hadapannya.

Ya, kedua gadis itu adalah Freya dan Fiony, sedari tadi memang Fiony terus menceramahi Freya yang duduk di hadapannya. Meskipun Fiony tahu hubungan mereka berdua hanya ketidaksengajaan yang Fiony putuskan, namun bagi Fiony hubungan itu adalah sebuah komitmen.

Fiony menatap Freya sebelum akhirnya menggangguk pelan. "Bagus, jangan ulangin lagi atau gue ga segan segan buat nge-"

Drtttt... Drtttt... Drtttt...

Dering dari handphone Fiony memotong ucapan Fiony sebelum ia menyelesaikan ucapannya. Fiony lalu merogoh ponselnya dari saku celananya dan membaca pesan dari seseorang, sementara Freya? gadis itu hanya diam dan menatap Fiony yang sibuk dengan handphone.

"Shitt" batin Fiony menatap pesan yang masuk di handphonenya. ia memasukan kembali ponselnya ke saku celananya sebelum kembali menatap gadis di hadapannya.

"Ekhm... karena urusan gue sudah selesai, gue balik dulu." Fiony berbalik dan pergi meninggalkan Freya yang masih terduduk disofa tamu.

"Aneh," gumam Freya sendiri.





Setelah Fiony keluar dari rumah Freya, ia langsung masuk ke dalam mobilnya dan beranjak pergi meninggalkan halaman rumah Freya.

Apa Itu Kebahagian? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang