#06

99 12 2
                                    

Seungwan perlahan membuka matanya, merasakan kehangatan sinar matahari yang menembus tirai jendela kamar, membentuk pola-pola cahaya yang menyebar di dinding putih. Cahaya itu, lembut dan hangat, membangunkannya dari mimpi indah yang sudah mulai mengabur dari ingatannya. Dia mengusap matanya yang masih terasa berat, membiarkan pandangannya menyesuaikan diri dengan cahaya pagi yang semakin terang. Suasana pagi terasa begitu damai, seolah hari ini adalah hari yang sempurna untuk dihabiskan bersama orang-orang yang dicintainya.

Seungwan mengalihkan pandangannya ke sisi kanan tempat tidurnya, dan di sana, Leon—putra kecilnya yang selalu menjadi pusat dunianya—sudah terjaga. Mata besar Leon yang jernih menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu, seolah-olah dia sudah menunggu ibunya terbangun sejak lama. Tatapan polosnya penuh cinta, seolah pagi ini hanya mereka berdua yang ada di dunia, menikmati momen tenang bersama.

Melihat Leon sudah terbangun lebih dulu, hati Seungwan langsung dipenuhi oleh perasaan hangat yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Tidak ada hal yang lebih indah daripada melihat wajah ceria putra kecilnya yang menyambutnya di awal hari. Seungwan mengulurkan tangannya dan dengan lembut membelai rambut halus Leon, yang lembut seperti sutra di bawah sinar matahari pagi.

"Selamat pagi, singa kecil ibu," sapa Seungwan dengan suara serak khas orang yang baru bangun tidur. Suaranya rendah dan lembut, penuh dengan kehangatan yang hanya bisa dirasakan antara seorang ibu dan anaknya. Setiap kata yang terucap seakan menjadi pelukan tak terlihat yang mengisi ruang antara mereka berdua.

Leon, meski masih sangat kecil, seolah mengerti cinta yang diberikan oleh ibunya. Tangannya yang mungil dan gemuk terangkat, berusaha meraih wajah Seungwan dengan gerakan yang belum sempurna. Jari-jari kecilnya yang hangat menyentuh pipi Seungwan, seakan-akan menunjukkan kasih sayangnya dengan caranya sendiri.

Suara tawa Seungwan dan gerakan lembut Leon rupanya membangunkan Chanyeol yang masih terlelap di samping mereka. Perlahan, Chanyeol mulai bergerak. Ia menggosok matanya yang masih terasa berat, berusaha mengusir sisa-sisa kantuk yang masih menggantung di kelopak matanya. Kesadaran yang perlahan kembali membuatnya sadar bahwa suasana di kamarnya terasa begitu hangat dan damai. Sambil berbaring, ia merasakan ada sepasang mata yang tengah memperhatikannya.

Dengan setengah sadar, Chanyeol menoleh ke arah sumber kehangatan itu, dan pandangannya langsung bertemu dengan senyum Seungwan yang lembut, yang tampak begitu berseri di bawah sinar matahari pagi. Di sebelahnya, Leon yang masih nyaman berada dalam pelukan ibunya, ikut menatap Chanyeol dengan mata bulatnya yang bersinar cerah. Ada kilauan kebahagiaan yang terpancar dari kedua orang yang paling ia cintai di dunia ini. 

Sejenak, Chanyeol terdiam, membiarkan momen itu mengisi hatinya dengan kehangatan yang sulit dijelaskan. Pemandangan sederhana ini—Seungwan dan Leon yang menatapnya dengan senyum manis—membuat Chanyeol merasa bahwa segala perjuangan dan kerja keras yang ia lalui sepadan. Ini adalah hadiahnya; pagi yang dipenuhi cinta dan kedamaian.

Chanyeol tersenyum, hatinya dipenuhi dengan kehangatan yang tak tergambarkan melihat pemandangan manis di depannya. Matanya menatap Seungwan dan Leon dengan kilatan kasih yang tak terucap, namun jelas terasa. Tanpa bisa menahan diri, dia berbisik dengan nada lembut namun penuh canda, "Tampan sekali ya."

Seungwan, yang masih sibuk mengamati wajah mungil Leon, langsung terkekeh mendengar komentar Chanyeol. Dia mengangkat alisnya dengan gaya jahil, matanya menyipit seolah menantang, namun ada kilatan kegembiraan di sana. "Siapa?" tanyanya, berpura-pura tidak mengerti maksud dari ucapan suaminya.

Chanyeol memiringkan kepalanya sedikit, memberikan Seungwan tatapan yang begitu lembut dan penuh kasih. "Aku," jawabnya dengan nada tenang namun penuh keyakinan, suaranya seakan menyelinap ke dalam setiap sudut hati Seungwan.

When Love Finds A WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang