#07

77 12 2
                                    

Chanyeol duduk di meja makan, menikmati sarapan yang Seungwan siapkan dengan telaten. Makanan di hadapannya sebenarnya tak istimewa, namun terasa berbeda hari ini. Ia perlahan mengunyah, tapi pikirannya tak sepenuhnya hadir di ruang itu. Ada sesuatu yang terus mengusik, kejadian malam itu tak bisa sepenuhnya diabaikan. Ciuman mendadak yang terasa dalam, begitu penuh arti, seakan menggantung di udara di antara mereka hingga saat ini. Meskipun keduanya sama-sama mencoba untuk bertindak biasa, ada sesuatu yang tak terucap yang membuat setiap gerakan terasa lebih berat, lebih canggung dari biasanya.

Sementara itu, Seungwan berdiri di balkon, sibuk dengan Leon yang sedang ia jemur. Bayi kecil itu terlihat tenang, menikmati udara segar pagi yang menyejukkan. Namun, meski tangannya bergerak tanpa ragu, Seungwan pun tak sepenuhnya bisa memfokuskan pikirannya. Setiap kali ia teringat kejadian malam itu, perasaannya campur aduk. Ia tak tahu bagaimana harus merespons, namun ia tahu bahwa semuanya telah berubah sejak saat itu, meski mereka berdua belum membicarakannya.

Di dalam, Chanyeol menyelesaikan sarapannya dengan cepat, lalu membersihkan meja makan. Ia meraih piring-piring kotor, membawanya ke wastafel dan mencuci semuanya, mencoba untuk mengalihkan pikirannya dari perasaan ganjil yang terus mengganggunya. Sesekali, ia melirik ke arah balkon, melihat Seungwan dengan Leon di pelukannya.

Ketika akhirnya piring-piring bersih tersusun rapi, Chanyeol mendekat ke balkon, memperhatikan Seungwan yang sedang dengan lembut mengayun Leon di pelukannya. Ada sesuatu dalam cara Seungwan merawat Leon membuat Chanyeol tersenyum. Ia mengumpulkan keberanian untuk memecah keheningan. "Kamu tidak sarapan?" tanyanya dengan suara yang berusaha terdengar biasa.

Seungwan menoleh sebentar, tersenyum tipis. "Nanti saja setelah memandikan Leon," jawabnya singkat, lalu kembali fokus pada Leon dalam gendongannya.

Chanyeol mengangguk pelan, memperhatikan Seungwan dengan perhatian yang tulus. "Jangan sampai telat makan, Seungwan," katanya lembut, mencoba menunjukkan kepeduliannya meski ada jarak yang kini terasa di antara mereka.

Seungwan tersenyum kecil, meski dalam hatinya ada rasa canggung yang sulit dihilangkan. "Iya. Terimakasih sudah mengingatkan," jawabnya dengan suara yang lembut.

Seungwan merasa sebaiknya dia tidak menatap Chanyeol terlalu lama. Setiap kali dia melihat wajah Chanyeol, ingatan tentang kejadian malam itu langsung berputar di kepalanya, seakan mengingatkan kembali perasaan intens yang mereka rasakan saat itu.

Seungwan mencoba menenangkan dirinya. "Calm down, Seungwan. Itu sudah 4 hari berlalu. Ayo lupakan itu," bisiknya dalam hati, berusaha keras mengendalikan pikirannya.

Dengan usaha yang besar, Seungwan mencoba mengalihkan pembicaraan. "Kamu ingin berangkat sekarang?" tanyanya, menatap Chanyeol dengan mata yang berusaha terlihat biasa.

Chanyeol melihat jam tangannya, mengecek waktu yang tersisa sebelum dia harus pergi. "15 menit lagi," jawabnya dengan nada santai.

Sesuai dengan ucapannya, 15 menit kemudian Chanyeol sudah siap dengan tas kerjanya. Ia berdiri di ambang pintu balkon, siap untuk pamitan dengan Seungwan dan Leon. Ada sedikit ketegangan dalam dirinya, namun ia berusaha tetap tenang dan santai.

"Aku berangkat kerja dulu," katanya, menatap Seungwan dengan lembut.

Chanyeol kemudian sedikit menunduk, mendekati Leon yang berada di pangkuan Seungwan. "Papa berangkat kerja dulu ya. Nanti malam papa bacakan dongeng lagi, okay?" ujarnya dengan penuh kasih. Ia mencium kedua pipi Leon serta keningnya, merasakan kehangatan dari bayi kecil itu.

Chanyeol berdiri kembali, menatap Seungwan dengan penuh perhatian. "Aku pergi. Kalau ada apa-apa kabari aku ya," katanya sambil mengacak rambut Seungwan dengan lembut.

When Love Finds A WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang