Melodie : 30

9.2K 1K 1K
                                    

Selamat membaca danSemoga suka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca
dan
Semoga suka
.
.
.
.
.

Archie berlari memeluk Aloisia. Memeluknya dengan sangat erat. menangis. Tidak mempedulikan tubuhnya yang basah bisa membuat Aloisia sakit. Archie merasakan keadaan di hatinya begitu dia melihat wanitanya baik-baik saja. Selama 1 bulan penuh dia tidak tidur dan mencari keberadaannya. Keadaan rumah yang kacau saat itu membuatnya tidak bisa menjaga wanitanya. Ia sangat takut kehilangannya. Kalau saja saat itu Aloisia berada di dekatnya. Dia tidak akan kehilangannya.

"Sia ... Sia ku, kau baik-baik saja ... Aku senang kau selamat."

Archie menangis. Memeluknya dengan sangat erat.

"Maafkan aku, aku tidak bisa menjaga mu dengan baik. Aku kira kau di bawa mereka. Tapi begitu aku datang kau tidak ada. Aku takut sekali." Tangan Archie gemetaran. Menangkup kedua pipinya. Memberikan kecupan di bibir kenyalnya. Lama-kelamaan kecupan itu berubah menjadi Lumatan yang penuh dengan gairah.

"Sia ... Sia ku."

Archie mengkhawatirkannya. Pria itu mati-matian mencarinya karna takut Ia menjadi korban. Sementara dirinya menjadi pengkhianat yang ingin agar dia terbunuh.

"Apa mereka melukai mu Sia? Apa ada yang terluka?" Archie melihat kedua tangannya.

"Tidak--"

"Sia?" Alessia terkejut melihat putrinya yang sedang bersama seorang pria di luar. Pria itu basah kuyup dan mengenai putrinya. "Ayo! Kalian berdua masuklah! Di luar dingin."

Aloisia mengajak Archie untuk masuk ke dalam. Membantunya untuk mengeringkan tubuhnya. Meminjamkan beberapa pakaian mendiang ayahnya yang masih tersimpan. Aloisia tidak menyangka jika Archie masih hidup dan menemukan keberadaannya. Aloisia juga langsung memberikan Archie makan. Menyuapinya hingga membuat pria itu makan dengan sangat lahap.

Kedatangan Archie membuat Alessia bingung dan jadi bertanya-tanya. Siapa pria yang tiba-tiba muncul di pekarangan rumahnya. Dengan pakaian basah kuyup seperti itu. Terlebih lagi putrinya itu membantunya untuk mengeringkan tubuhnya dan kini menyuapinya makan.

"Ibu ..."

Alessia tersenyum. "Ini sudah malam. Sebaiknya kau dan teman mu istirahat. Kita bicarakan nanti saja sayang."

Alessia pergi untuk masuk kedalam kamarnya. Meninggalkan putrinya berduaan dengan pria itu. Alessia meninggalkannya karena tidak merasakan ancaman dari pria yang datang itu karena sepertinya dia sangat patuh pada putrinya. Setelah melihatnya. Ia jadi paham tentang temannya itu."Ibu ... Ini cerita teman ku. ayahnya terbunuh. Dan pembunuhnya itu terobsesi padanya. Kemudian teman ku jatuh cinta. Apa itu salah ibu? Jika ibu adalah ibu dari teman ku ini, apa yang akan ibu lakukan?"

Alessia menutup pintu kamarnya. "Jadi itu maksudnya."

Aloisia membawa Archie ke kamarnya. Pria itu tidak mau tidur di kamar lain. Kemanapun dia berada Archie pasti akan selalu menempel padanya. Di kamarnya pun, Archie masih memeluknya dengan erat. Pria itu seakan-akan takut jika dirinya akan pergi meninggalkannya.

Melo-die [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang