00. "Prolog"

39 20 17
                                    















Pemuda itu berlari secepat yang ia bisa mengejar waktu yang telah berlalu. Mengejar kesempatan yang sudah menghilang atau bahkan kesempatan yang tak pernah ada.

Keabadian tak akan ada di dunia ini, Artha tau ia sangat tau tentang hal itu. Bahkan, orang yang ia sayangi dan ia cintai sekalipun tak akan pernah abadi untuknya. Namun, perasaannya abadi untuk Ely. Bahkan jika semesta tak merestui.

Kaki nya kini melamban menurunkan kecepatannya, saat Artha sadar semua keindahan yang ia lalui hanya kekejaman dari dunia. Sejauh apapun Artha melangkah takdir tak akan berubah, kesempatan yang Artha pikir ia sia-siakan nyatanya tak pernah ada untuk mereka.

Ucap ia pria lemah karna menangis di tengah badai yang menerjang, ini adalah kedua kalinya ia merasakan kehilangan dan kali ini sangat menyakitkan.

Teriakan yang begitu pilu menggelegar mengisi kesunyian, ia lelah, ia letih sebab tak ada keadilan untuk mereka. Apa salah mereka? Tak ada dosa yang mereka perbuat dalam cinta. Lantas, kenapa mereka di beri hukuman yang sangat menyakitkan? Kenapa takdir dan waktu tidak merestui mereka? Mengapa?

Pertanyaan yang tak akan mendapatkan jawaban bahkan jika Artha mencari sampai di ujung dunia sekalipun. Itu adalah takdir yang mutlak, mereka hanya saksi dari pena yang menari di atas takdir.

"Bahkan, jika dunia berkata tidak untuk ketulusanku padamu. Percayalah Ely akan menunjukkan ketulusanku yang abadi untukmu. Bahkan, jika aku harus menentang kehendak semesta."

Luka tetap lah luka yang akan terus membekas bahkan jika luka itu sudah sembuh sekalipun. Biarkan waktu berlalu memberikan luka di dalam kisah mereka, keindahan yang sementara setidaknya cukup untuk memenuhi keinginannya.

"Kita hanya debu yang tidak di restui semesta. Takdir tak berpihak pada kita, walau begitu aku tetap mencintaimu, Artha. Lantas, kau tak pantas menentang kehendak nya."

Dengan keindahannya dunia bisa memberikan luka yang amat dalam untuk setiap penghuninya. Namun begitulah hidup, terluka separah apapun kau harus tetap berjalan.



























Jumat, 21-jun-2024.

AbadiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang