BAB 03: Lirik Lagu

72 9 12
                                    


Meski kau pergi, namun cintaku tak pernah pudar,
Ku simpan rindu dalam lembaran kenangan.
Berharap suatu hari nanti kita kan bertemu lagi,
Di tempat yang abadi, di antara bintang-bintang yang bersinar.

[Cuplikan reff]

•••🦋•••

(Mungkin saat ini lirik yang kau buat untuknya itu akan relate dengan perasaanku terhadapmu saat ini)_22/06/24

•••🦋•••

"Nih," Ilesha mendongakkan kepala ketika seseorang menyodorkan satu botol air mineral padanya.

"Makasih," ucap Ilesha padanya, lalu meminum air tersebut.

Bentala duduk kembali ke tempatnya lagi, karena sebelumnya memang dia datang bersama Ilesha. Hanya saja tadi dia pamit sebentar ke dalam Alfamart untuk membeli minum dan camilan. mereka berdua sedang duduk santai di Alfamart hanya untuk menghilangkan stres karena pelajaran tadi di sekolah. Tentunya Bentala duluan yang mengajak.

Ilesha kembali menaruh botol air mineral yang sisa setengah itu ke atas meja. Ia mengangkat satu alisnya, bingung mengapa Bentala terus memperhatikannya seperti ingin berbicara sesuatu.

"Kenapa?" tanya Ilesha penasaran.

"Kamu suka air?" tanya Bentala membuat Ilesha mengerutkan kening bingung. Pertanyaan macam apa ini? Tentu saja jelas ia menyukai air, secara kan air itu kebutuhan makhluk hidup. Ilesha sedikit menertawakan pertanyaan itu, karena menurutnya sangat aneh sekali, seperti tidak ada topik lain saja. Tetapi ia tetap menghargainya, mungkin memang benar Bentala sudah kehabisan topik.

"Suka lah, anjir. Kalau nggak ada air gimana kita hidup? Aneh lo," jawab Ilesha dengan nada sedikit bercanda. Karena memang ia sedang bercanda, kan?

"Eum... By the way, tubuh aku 70% air, lho," ucapnya dengan tangan yang mengusap-usap belakang lehernya dan menyengir kikuk, antara malu dan takut candanya itu jayus, mungkin makanya dia bertingkah seperti itu.

"Hah? Maksudnya gimana sih?" tanya Ilesha yang masih bingung dengan maksud cowok yang berada di depannya saat ini.

Namun saat mulut Bentala akan melontarkan maksudnya itu langsung terhenti oleh suara Ilesha.

"Oh!" Ilesha terdiam sejenak, berharap bisa menebak apa maksud Bentala.

Namun, ia menggelengkan kepala, pasrah karena ia tidak tahu. "Tetap nggak tahu, apaan, dah?" tanyanya penasaran.

Bentala menghela napasnya. "Bentar," katanya lalu ia mulai mengetikkan sesuatu di ponselnya. Tidak lama kemudian, ia memberikan ponselnya pada Ilesha. Di layar ponsel itu menampilkan pencarian dari Google tentang maksud Bentala tadi.

 Di layar ponsel itu menampilkan pencarian dari Google tentang maksud Bentala tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Ephemeral (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang