1. Aku Hamil

27 1 0
                                    

"Aku hamil, Yud." Suara parau khas perempuan baru bangun tidur itu membuat Yudha tersedak kopi yang baru saja dibuatnya itu.

Hamil? Bukankah selama melakukan hubungan layaknya suami dan istri, Yudha selalu mengingatkan Nadira untuk pakai pengaman? Lantas mengapa bisa hamil? Yudha diam dan tercenung setelah meletakkan cangkir kopi yang isinya hanya tinggal setengahnya saja itu. Wanita yang baru saja mengaku hamil pada Yudha itu tak lain adalah mantan istri Yudha.

Mereka berpisah karena Nadira kedapatan selingkuh dengan teman dekat Yudha. Jelas hal ini tidak bisa diterima oleh sosok tampan yang merupakan anggota TNI dengan pangkat Letnan Satu itu. Nadira langsung diceraikan oleh Yudha yang tidak bisa menahan amarah kala itu. Rasa cinta itu masih ada dalam hati Yudha hingga saat ini.

"Nad, kamu 'kan selalu aku ingatkan untuk pakai pengaman. Lantas kenapa sekarang hamil? Jangan bercanda kamu! Aku itu udah nikah sama Laras," kata Yudha dengan ketus dan tidak bersahabat.

"Yud, namanya pengaman itu nggak bisa buat jaminan. Bisa aja kebobolan. Trus gimana sekarang?" Nadira bertanya dengan nada menuntut pada sang mantan suami. "Kamu bisalah ceraikan si Laras itu. Lagian apa sampai sekarang Mama kamu udah kasih restu? Lagian kamu cari penggantiku kok nggak selevel. Dia hanya kasir supermarket, Yud. Itu yang bikin Mama kamu ngerasa kebanting banget," lanjut Nadira merendahkan Laras di depan Yudha.

"Pernikahanku dengan Laras nggak akan berakhir, Nad. Aku nggak peduli keluargaku mau kasih restu atau tidak." Yudha menjawab dingin hinaan Nadira pada sang istri.

Satu setengah tahun yang lalu, Yudha menikahi Laras. Entah karena perasaan cinta atau hanya rasa tertarik pada kecantikan gadis blasteran yang diangkat anak oleh keluarga Mujiono. Asal usul Laras yang tidak jelas menjadi masalah utama ditambah, istri kedua Yudha bukan dari kalangan orang berpendidikan tinggi. Hanya saja, Laras memilih diam dan mengabaikan setiap hinaan dan cibiran dari keluarga Yudha.

"Oh, udah jatuh cinta kamu sama baby sitter anak kita?" Nadira membuat Yudha murka saat ini.

"Heh! Dia itu tulus sayang sama anak kita. Dia bahkan mau bantu jaga anak kita. Aku udah sering bohongi dia biar bisa ketemu kamu!" Suara Yudha menggelegar memenuhi kamar hotel yang mereka sewa saat ini.

"Ya, dari kemarahan kamu, aku udah tahu. Kamu jatuh cinta sama dia. Sudahlah, selera kamu turun drastis." Nadira membenahi pakaiaan yang tercecer di lantai karena ulah mereka semalam.

Tanpa rasa malu, Nadira bahkan berjalan tanpa sehelai benang pun menuju ke kamar mandi. Bunyi gemericik air menunjukkan jika Nadira sedang mandi. Yudha kini duduk diam, hari ini tidak ada jadwal masuk pagi. Ia akan langsung datang ke kantor saja tanpa mampir ke rumah dulu.

Yudha merapikan semua barang saat ini. Matanya tertuju pada kaos berwarna hijau. Ya, kaos itu disiapkan oleh Laras untuk pakaian ganti. Hati Yudha berdenyut saat ini karena mengingat kebaikan Laras.

Perlahan, tangan Haru menarik pakaian itu dari dalam tas ransel kecil miliknya. Ada terselip sebuah tulisan tangan. Tulisan tangan itu jelas milik Laras. Laras selalu melakukan hal itu, sebuah kebiasaan kecil yang membuat Yudha bisa melepaskan penat.

"Semangat bekerja, Suamiku. Ingat, jangan lupa makan dan salat. Aku tunggu di rumah dengan anak-anak."

Seketika, tulisan itu membuat mata Yudha sebak seketika. Ia merasa sangat bersalah pada Laras. Andai kala itu Laras tidak mendekatkannya dengan Nadira, tentu hal ini tidak akan terjadi. Yudha saja yang tidak peka, sang istri sebenarnya sangat cemburu pada Nadira.

"Jadi?" Pertanyaan dari Nadira membuat Yudha menoleh dan segera menyimpan tulisan dalam secarik kertas itu dalam saku bajunya. "Oh, apa itu?" tanya Nadira yang kini berjalan mendekat ke arah sang mantan suami.

"Jadi apanya, Nad? Kamu mending pakai baju dulu," kata Yudha sambil berusaha menyembunyikan kertas itu.

Nahas, kertas itu justru jatuh ke lantai karena tidak pas masuk di saku celana. Nadira berjongkok dan mengambilnya. Ia tersenyum sinis saat membaca isi surat itu. Ia lantas berdiri dan menyerahkan surat itu pada Yudha.

"Apa jadinya kalo si kasir itu tahu, kalo kita sering tidur bersama hingga aku hamil anak ketiga ini?" Nadira lantas tersenyum sinis pada Yudha.

Suamiku Gagal Move OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang