Sentuhan awal

7.1K 22 0
                                    

Dan lagi dia takut jika sosok laki-laki dihadapan nya hanya mencintai mommy nya dan tidak ingin menerima dirinya sebagai bagian dari mereka nanti nya. Aurora terkadang berusaha untuk tahu diri tentang siapa dirinya.

Sebab sudah berapa kali laki-laki dekat dengan mommy nya dan nyata nya mereka tidak menyukai Aurora. Berkali-kali Aurora di anggap sebagai benalu dalam hubungan mommy nya dan laki-laki tersebut, hal itu seringkali membuat Aurora sedih dan berpikir apakah dia seharusnya tinggal terpisah saja dengan mommy nya tersebut.

Namun perempuan berusia 30 tahunan lebih itu tidak pernah mau Aurora hidup terpisah dari nya, dia jelas menolaknya dan berkata tidak untuk kehidupan memisahkan diri mereka. Perempuan itu memilih putus dari para laki-laki tersebut dan tetap mempertahankan Aurora di samping nya.

Dan kali ini Aurora tidak tahu bagaimana hubungan mommy dan laki-laki itu akan berjalan nanti.

"Berikan pelukan mu pada calon daddy baru mu." mommy nya kembali berbisik, mencoba meraih tangan Aurora, membiarkan gadis itu merapatkan tubuhnya pada laki-laki dihadapan nya tersebut.

Laki-laki itu menatap dalam netra mata nya, menyentuh puncak kepala Aurora secara perlahan, dia mencium puncak kepala Aurora kemudian salah satu tangannya secara perlahan menyentuh dagu Aurora.

"Kamu cantik, baby." Suara bariton itu bicara, memujinya namun hanya menaikkan ujung bibirnya.

Begitu tipis dan misterius di mana kedua bola mata itu tidak mau melepaskan sedikitpun pandangannya dari netra Aurora.

mendengar pujian itu wajah Aurora tersipu malu.

"Thank you, uncle." jawab Aurora dengan suara yang begitu halus dan juga lembut.

tapi sepersekian detik kemudian sebuah pelukan hangat diberikan laki-laki itu pada dirinya.

"Daddy, call me daddy, baby." Laki-laki tersebut berbisik dibalik telinga nya, mengeratkan pelukannya dan mengelus lembut punggung nya dengan cara yang begitu hangat.

Aurora tidak pernah tahu dan tidak pernah berpikir pelukan dan ucapan tersebut mungkin memiliki arti lain di kemudian hari nya.

"Aku harap kalian menjadi ayah dan anak yang akur," perempuan di samping Tristan dan Aurora bicara sambil mengembangkan senyumannya, terlihat bahagia dengan respon yang diberikan Aurora.

dia mengelus lembut punggung Tristan sambil terus memberikan sebuah senyuman manis yang begitu hangat.

"Aku khawatir Aurora tidak suka, aku pikir dia menyukai kamu." ucap perempuan itu kemudian.

Pelukan secara perlahan terlepas, tanpa di sadari Tristan seolah-olah tidak puas dan belum puas melakukan nya tapi dia berusaha untuk tidak menampilkan ekspresi ke tidak puasan nya tersebut.

"Aku senang putri mu menyukai ku dan menyambutku dengan baik saat ini." laki-laki itu bicara gimana netra nya sama sekali tidak ingin lepas dari Aurora, bola mata abu2 bercampur biru itu begitu indah namun sangat tajam dan mampu membunuh siapapun yang melihatnya nya.

Aurora menatap kearah bola mata itu untuk beberapa waktu, dia malu, menundukkan kepalanya tanpa menyimpan sedikit saja curiga, menyentuh lengan mommy nya kemudian berkata.

"Aku akan pergi ke sekolah, mom." ucap nya kemudian dengan nada yang begitu lembut dan pelan.

Dia berniat beranjak pergi dari sana, meninggalkan sepasang kekasih yang ada di hadapannya tersebut, tapi belum sempat dia beranjak pergi tiba-tiba Saja sang calon ayah tiri nya berkata.

"Aku akan pergi keperusahaan, aku bisa langsung mengantar mu saat ini." Tawaran nya terdengar begitu hangat dan juga penuh kasih sayang.

Pemuas ayah tiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang