Fluffy menghirup rokoknya dalam dalam, pandangannya menatap nanar langit langit pos sekolah. Pasalnya saat ini ia sedang membolos, pelajaran informatika terlalu membosankan baginya. Matanya melirik malas saat mendengar derap kaki seseorang mendekatinya, Fluffy mematikan rokoknya dan berwaspada apabila yang memergokinya adalah seorang guru. Pintu pos dibuka secara perlahan, memperlihatkan lelaki yang tengah membawa setumpuk buku dengan wajah cengo nya saat bertemu pandang dengan Fluffy.
"eh..bang. Maaf, guru piket nya kemana?" Fluffy menelan ludahnya, ia terlihat seperti lelaki bodoh yang tengah ketahuan mencuri saat ini. Fluffy menatap lamat pemuda dihadapannya, rambut hitamnya terkesan rapi dengan tinggi badannya yang ideal, mata bulat serta pipi berisi adik kelasnya sedikit membuatnya salah fokus. Dalam pertemuan pertama itu, Fluffy berdiri dengan mencondongkan tubuhnya, berusaha mengintimidasi. Kedua matanya menatap lurus kedalam mata lawan bicaranya.
adik kelasnya yang awalnya berusaha terlihat ramah mulai merasa tidak nyaman, mulutnya terbuka seolah hendak berbicara namun gagal. Ia perlahan mulai mundur dan meninggalkan Fluffy dalam sunyi. Pemuda dengan surai berantakannya itu kembali duduk di tempat awalnya, ia melipat tangannya di dada, menatap langit langit dengan ekspresi kosong, cukup banyak hal yang ia pikirkan hari ini.
Fluffy merogoh saku nya dan menghubungi salah satu temannya, "temenin gue minum abis ini" tukasnya, hampir satu angkatan tahu sikap nya yang seperti ini, semena mena. Namun apalah daya, Fluffy cuek bebek dengan itu semua, kepribadiannya yang kaku serta sifatnya yang angin anginan membuatnya terkadang menganggu keberadaan orang orang disekitarnya. Minum-minum adalah salah satu pelepasan baginya.
"habis darimana lo?"
bel pulang sudah berbunyi, para murid berhamburan kesana kemari untuk pergi dari kawasan sekolah. Saat ini Fluffy tengah berkumpul dengan teman temannya di kantin, "nyebat sama pak satpam" jawabnya dengan watados, mengundang tawa lepas dari lelaki dengan rambut mulletnya.
keadaan kantin memang tidak terlalu ramai setelah pulang sekolah, mungkin ada beberapa siswa seperti mereka yang berkumpul untuk mengobrol selepas sekolah, "serius sama pak satpam? gila gue gasuka banget" lelaki yang awalnya tertawa itu mencibir, mengacak rambutnya sebal. mengundang tanda tanya di benak Fluffy.
"lah, kusut banget tu muka—"
"lah, lo gatau fy? Kiboy kan benci bgt sama pak satpam sebelah karena doi pernah digrepe-grepe, alasannya sih ni bocah rambutnya panjang, kaya cewek dari belakang" Kiboy, yang dibicarakan dari tadi menjambak rambut teman sebangkunya yang menertawakan nasibnya, Skylar.
Fluffy tersedak pelan, tidak menyangka temannya yang garang dari luar ini bisa mendapatkan pengalaman yang menjijikkan seperti itu, "sinting... dah ah, gue cabut" Fluffy berdiri dari kursinya, sedikit menggigil saat angin siang yang menjelang sore menusuk tubuhnya. lapangan sekolah sedikit ramai, orang orang berlalu lalang menunggu jemputan.
"tunggu bos, biarin kita nongkrong dirumah lu" Fluffy berbalik, menatap ke-3 temannya yang balik menatapnya dengan cengiran tidak berdosa, memang dari dulu rumah Fluffy selalu dijadikan tempat berkumpul untuk bermain bagi mereka, seolah rumah Fluffy adalah markas ketiganya. Mau tak mau Fluffy menuruti kemauan lelaki yang terlihat antusias sepanjang jalan, matanya selalu berbinar tiap kali keinginannya dikabulkan, bak anak kecil.
Fluffy mengiyakan, "eh, tapi nanti gue mampir dulu ke apotek" Kiboy menaikkan sebelah alisnya, penasaran. Dari semua anak di squad ecek ecek ini, ia yang paling tahu kebutuhan Fluffy. Tahu bagaimana menderitanya anak ini.
"lo bolos karena itu ya..?"
Fluffy tak menggubris pertanyaan samar Kiboy, namun ia mendengarnya. Tapi pemuda itu lebih memperdulikan untuk mengeluarkan motornya.
"jangan senyum terus no, merinding" Skylar meringis geli saat Nino masih tersenyum jahil menatapnya, sebelum mereka sampai di parkiran. Fluffy mengeluarkan motor aerox miliknya dan pergi meninggalkan teman temannya yang masih berdebat ria, toh mereka sudah hafal dimana rumahnya berada.
pada dasarnya kedua orang tua Fluffy tidak pernah serumah dengannya sejak pemuda nakal ini menginjak jenjang pendidikan dasar. Kedua orang tuanya hanya berkunjung dihari liburan, namun juga tidak. Fluffy sudah tidak peduli dengan keduanya. Asalkan uangnya terus mengalir, asalkan ia masih bisa berfoya foya, hanya itu yang ia butuhkan.
Fluffy adalah seseorang yang menganggap cinta sebagai beberapa hal paling bodoh di dunia ini. Baginya, cinta hanya merupakan kumpulan kata-kata palsu yang digunakan oleh orang-orang untuk mencoba memiliki seseorang, ia tak pernah merasakan kasih sayang dari kecil, ia bahkan tidak pernah tau rasanya jatuh cinta. Rasa cinta sangat minim ia dapatkan sedari kecil. rasa sendirian lah yang terus menghantuinya hampir seluruh hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
happiness sought || fluvel
Teen Fictionkiat menjadi pacar Anavel. Fluffy, cowok hilang arah yang mencari rumahnya. Fluffy x Anavel fanfiction warning⚠ -contains harsh word -slow burn -cringe -ooc