4

324 42 14
                                    

Anavel mengerutkan keningnya kebingungan, apa apaan situasi ini? jika ia melangkah sedikitpun, kakak kelasnya ini sudah pasti siap menghadangnya dengan sebuah tabrakan manis.

Fluffy yang tak kunjung mendapatkan jawaban kini mengenggam erat pergelangan tangan Anavel, "lama banget anjing? lo bikin macet" lemparan kata bak peluru itu membuyarkan lamunan Anavel sebelum pergelangan tangannya terasa sakit akibat tarikan yang kian mengkuat, mau tak mau pemuda ini menaiki motor aerox hitam sang kakak kelas sebelum wajahnya mendarat di knalpot. Tidak butuh waktu yang lama setelah Anavel berhasil mendudukkan dirinya di atas motor Fluffy. Motor pun perlahan melaju dan angin mulai bertiup, ia merasa dirinya gila saat ini. Anavel bahkan tidak tahu kemana dirinya akan diantar, Ini penculikan 'kan?

harum aroma maskulin dari lelaki diahadapannya menyeruak, Anavel sedikit menyukai wangi ini. Tapi, hal ini tidak mengubah fakta bahwa ia sedang diculik, "mau kemana, bang? " suara Anavel sedikit meninggi agar lawan bicaranya dapat mendengarkan, namun Fluffy tak menjawab sama sekali.

keduanya memasuki sebuah perumahan, Anavel bisa menyimpulkan bahwa ia dibawa ke rumah sang kakak kelas? ini benar benar penculikan.

sebuah rumah yang cukup besar dan terkesan mewah ditangkap oleh indra penglihatan Anavel, tidak menyangka ini rumah Fluffy. Gazebo di halaman rumahnya terlihat ramai, seolah rumah ini adalah markas untuk teman teman Fluffy. Anavel turun, mengikuti kemana Fluffy melangkah, "itu siapa?" suara asing memasuki indra pendengaran Anavel, mengamati tiga pria yang sedang asyik berleha leha di Gazebo. Fluffy hanya menatap dengan tatapan yang sulit diartikan.

"pacar gue"

tak hanya Anavel yang melongo, semuanya memberikan tatapan tak percaya kepada Fluffy, "hah?—" Fluffy mengangkat tangannya, memberikan isyarat agar Anavel tak memotong omongannya terlebih dahulu. Padahal, amarah tercetak jelas pada mimik wajahnya. Anavel tak mampu berpikir lagi, lebih baik ia meninggalkan kawasan rumah ini dan pulang.

belum ia bisa melangkahkan kakinya, Fluffy menyela, "gak ada yang nyuruh lo pergi" Anavel diam, ia berbalik dan menatap tajam Fluffy yang hanya tersenyum simpul.

"gila, pemaksaan gak si fy, maksa anak orang gitu?" Fluffy mengedarkan pandangannya kearah temannya yang memiliki tato di sekujur lengannya, "inimah tindakan kriminal" lanjutnya, Fluffy memberikan senyuman singkat di sertai mata tajamnya yang dihalangi kacamata miliknya.

"ini bukan pemaksaan"

"bukan pemaksaan bapak lo!" kekehan dikeluarkan oleh Skylar yang masih bermain kartu dengan Nino, membiarkan Rekt sebagai satu satunya orang waras disini, "kesannya lo kaya nyulik anak orang, keliahatan banget dari muka ni bocah" imbuhnya seraya menatap Fluffy dan Anavel secara bersamaan. Anavel semakin kebingungan, gila.. memang semua teman Nnael gila.

Fluffy masa bodoh, memilih duduk disamping Rekt yang terlihat kesal, "udah terlanjur bangsat, kalau ditolak ya tinggal ancam" salah satu sudut bibirnya terangkat secara singkat di sertai mata tajamnya yang tak berhenti menatap Anavel yang terpaku di depannya, apa apaan ini? diancam? ia bahkan tidak melakukan kesalahan apapun.

"jadi pacar gue, Anavel"

Ia berdiri, menatap kakak kelasnya yang bahkan tak serius mengatakan itu. Anavel benar benar di permainkan, ia perlahan maju. Sebuah pukulan berhasil mendarat di pipi Fluffy, "persetan!" harga dirinya diinjak injak saat ini. Fluffy hanya diam tak berkutik, begitupun teman temannya seolah sudah biasa dengan situasi ini. Anavel mundur sepersekian langkah sebelum berbalik, meninggalkan kawasan rumah mewah yang akan selalu menjadi mimpi buruknya.

"mau lo kejar?" satu kartu dikeluarkan, menjadikan Skylar sebagai pemenang sedangkan Nino frustasi. Fluffy menyentuh pipinya yang terasa panas, helaan nafas berat dikeluarkan olehnya.

"kalau dia ngeracau di bawah gue, seru gak sih?"

  happiness sought || fluvelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang