Fluffy menopang dagunya dengan malas, pandangannya menatap lurus kearah jam dinding yang terus berdetik. Mengabaikan celotehan guru yang mengisi ruangan, yang ada dibenaknya saat ini hanyalah bel istirahat yang berbunyi.
cukup sabar pemuda itu menunggu seruan bel sebagai penanda waktunya jam istirahat, sesuai dugaan. Bel istirahat berbunyi, banyak siswa-siswi berdiri setelah mendengar tuturan kata pamit dari sang guru. Begitupun dengan Fluffy yang sebenarnya tidak terbiasa dengan ini, pasalnya ia akan menghabiskan waktunya dikelas daripada di kantin. Tentu perbuatan baru itu membuat Kiboy merasa kebingungan.
"tumben kekantin?" tanya Kiboy dengan nada suara yang tampak ditinggikan agar Fluffy yang sudah menjauh dapat mendengar, pemuda dengan rambutnya yang berantakan itu menoleh dan memberikan senyum jahilnya, yang justru membuat Kiboy makin kebingungan.
"lo beneran nggak inget, Boy? itu bocah kan ngincer adek kelas, kayaknya udah mulai pdkt" ungkap Skylar tanpa memberitahu apa yang sebenarnya terjadi hari lalu, biarlah kejadian itu menjadi rahasia kecil mereka tanpa Kiboy.
• • •
kantin begitu ramai dan penuh dengan suara-suara bising, tawa dan gurauan para murid memenuhi seisi ruangan. Para siswa mulai berhamburan ke penjuru kantin guna menghilangkan rasa penat seusai belajar. Kantin yang penuh dengan meja-meja dan kursi yang tak lagi terpasang dengan tertib karena keramaian yang ada. Fluffy mengedarkan pandangannya ke pojok ruangan, mencari-cari sosok yang entah mengapa mengisi benak nya sejak pagi.
pencariannya membuahkan hasil saat melihat sang adik kelas tampak sendirian menikmati makanan kantin, Fluffy melangkah mendekatinya. Tak memperdulikan apa yang akan terjadi seterusnya.
Kursinya yang berdecit tiap kali menahan beban membuat Anavel mengalihkan pandangannya ke samping hanya untuk menatap Fluffy yang balas menatapnya dengan seringaian kecil.
Anavel melotot, enggan berduaan dengan sang kakak kelas, "nggak ada yang nyuruh lo pergi, vel" tangannya menggenggam erat pergelangan tangan Anavel yang sudah siap untuk pergi, menyuruh sang adik kelas untuk duduk dan menghabiskan makanannya yang masih utuh. Membuat Anavel memekik dalam hati.
"ngapain ke sini kalau nggak jajan?" Anavel bertanya dengan nada yang terkesan rendah, membuat Fluffy memperdekat jarak yang ada. Namun, Anavel kian menjauhinya.
Fluffy mendengus kecewa, "ngeliatin elo makan" ucapnya dengan kekehan di akhir kalimat, membuat Anavel merinding geli. setelah itu Fluffy mengenggam tangan Anavel dan meletakkannya di pipinya, "sakitnya masih ada sampai sekarang" lanjutnya dengan senyum tipis, Anavel mengeryit sesaat sebelum menarik paksa tangannya.
"nggak peduli dan gue udah nggak nafsu makan" celetuk Anavel yang mengundang tatapan dari Fluffy.
Ia baru ingin beranjak dengan membawa semangkok bakso yang bahkan belum habis itu sebelum Fluffy lagi lagi menghadang nya. Namun, bukan lagi tatapan bersahabat yang ia dapatkan. Anavel masih benar benar ingat dimana dia dipermalukan dengan tatapan itu, ia mematung, membiarkan waktu berlalu sebelum dengan paksa melepaskan cengkraman Fluffy.
Namun ia sama sekali tak bergeming, membuat Anavel sedikit panik sembari berusaha melepaskan cengkraman yang lebih tua. "bangsat, lepasin gue!" Sekarang ia menyesal duduk di pojok kantin yang sepi, menyesal tidak berkumpul dengan rombongannya. Anavel membatin dalam hati saat pandangannya bertemu pandang dengan tatapan tajam serta senyum simpul Fluffy.
cukup lama keduanya terdiam dengan situasi yang cukup menegangkan, sebelum mulut Fluffy terangkat, "jadi pacar gue, Vel" lagi lagi kalimat tak serius itu keluar dari mulutnya, membuat Anavel menggeram, ia menarik nafas dalam dalam dan jantungnya berdebar hebat, panik. Lidahnya terasa kelu saat merasakan genggaman tangan Fluffy yang semakin intens.
Anavel benar benar kehabisan akal, pikirannya seolah menyuruhnya untuk memukul pemuda di hadapannya dengan semangkok bakso dengan kekuatan penuh. Beruntung, sebelum Anavel melakukan gerakan bodoh itu bel sekolah berbunyi, menandakan bahwa jam pelajaran kembali dan jam istirahat telah usai. Fluffy tentu saja memberikan tatapan kecewa, Ia beranjak dari duduknya dan wajahnya kian mendekati Anavel yang mematung. Anavel memejamkan matanya saat deru nafas Fluffy menerpa wajahnya.
Fluffy tersenyum menyeringai, memperhatikan pahatan wajah Anavel yang bahkan tak berani membuka matanya. "temuin gue abis sekolah" tangannya mengacak surai Anavel sebelum pergi mendahului sang adik kelas yang masih mematung bak batu. Fluffy pergi dari kawasan kantin, meninggalkan Anavel yang berjalan kikuk di kantin yang mulai sepi.
entah apa yang ada dipikirannya saat ini, tujuannya untuk mengencani Anavel memang hanya untuk kepuasan semata. Seolah Anavel adalah permainan baru untuknya yang mudah kebosanan. Namun semakin ia mencari tahu tentang sosok 'Anavel', semakin Fluffy tak bisa melepaskan pria itu dari benaknya. Ia tersenyum simpul, pandangannya berbalik dan netranya memperhatikan bagaimana pemuda yang ia incar itu terlihat menawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
happiness sought || fluvel
Teen Fictionkiat menjadi pacar Anavel. Fluffy, cowok hilang arah yang mencari rumahnya. Fluffy x Anavel fanfiction warning⚠ -contains harsh word -slow burn -cringe -ooc