너의이름을부르고 2 ( I Can Call Your Name 2)

133 9 2
                                    

Yura Pov

"Luna" aku memanggilnya. Dia menoleh, wajahnya terlihat sangat sebal. "Kau sangat lama" Aku bisa mendengar nada memanjanya. "Benarkah?" Ucapku tak percaya, sebenarnya aku hanya bercanda.

"Tentu saja, aku sudah menunggumu dari tadi. Bahkan aku sudah menghabiskan 3 bubble tea ukuran sedang," 3 bubble tea ukuran sedang? Astaga, apa dia ingin sakit demam dengan es yang menumpuk itu? "Mian" ucapku dengan nada memanja. Sementara Luna mengangguk setuju.

Aku dan Luna kini sedang berada di salah satu stand, aku hanya melihat Luna yang sedang memilih aneka pernak-pernik berwarna-warni. Kalau dipikir-pikir Luna itu seperti anak kecil. Rambut yang ia ikat dua, membuatnya lebih seperti anak-anak.

Ouch!

Teriakku saat seseorang menabraku. "Ahh, mian. Kau tak apa?" Namja? Apa dia namja? "Aku tak apa" nada bicaraku mulai ketus. Oke, ini yang aku suka. "Park Yura? Benar bukan?" Ucap namja tadi yang membuatku merasakan sakit dipunggungku.

"Hey! Darimana kau tahu namaku?" Ucapku ketus.

"Kau tak mengenalku, aku Park Chanyeol" Park Chanyeol, kurasa aku pernah mendengarnya, tapi kapan? oh, aku ingat! Dia anak baru dikelasku.

"Ya, aku mengenalmu. Jadi sekarang menyingkirlah dari hadapanku" usirku, aku tahu dia. Dia adalah teman Jongin. Tentu saja, aku tahu. Aku melihatnya bersama Jongin dan para most wanted, EXO.

"Wah, Daebak. Ada Can Yool" ucap Luna antusias.
"Namanya Chanyeol, Luna" ucapku membenarkan.
"Itu maksudku, aku lapar mari makan. Kau juga harus ikut CanYool" ucap Luna. Lagi.
"Chanyeol, Luna" ucapku geram. Sementara Luna hanya memandang bingung. ASTAGA! kenapa aku mempunyai teman sepertinya?

Kami berdua, ani maksudku bertiga duduk disebuah kedai makanan yang terletak di seberang mall. Kami duduk di bangku dekat jendela. Aku hanya diam, sementara Luna dan Chanyeol, yah you know lah. Bersenda gurau, kebiasaan Luna. Mungkin akan kutambah Chanyeol salah satunya.

"Apa saat hari itu kau terluka?" Aku mengeryit bingung. Apa maksud ucapan Luna tadi.
"Aku berteman dengan mereka" aku semakin tak mengerti arah pembicaraan mereka berdua.
"Begitu rupanya. Sangat jarang loh, bisa berdekatan dengan mereka" bisik Luna. Hey! Aku sahabatnya. Jangan biarkan aku jadi orang tolol. Astaga! Tak ada yang mengajakku berbicara? Menyebalkan!

"Aku sudah berteman lama dengan mereka" jawab Chanyeol, itu menyebalkan. Tak bisakah, salah satu kalian mengajakku bicara, setidaknya memberi tahuku apa arti ucapan mereka?

"Aku ingin pulang duluan" ucapku sesudah mengebrak meja.
"Aku menginap yah?" Astaga, mata itu. Ingin kucolok rasanya.
"Anniyeo! Kau disini saja" ucapku setengah membentak Luna. Mungkin aku memang jahat, tapi, kan, mereka duluan yang memulai. Sudahlah kepalaku pening.

**

Yura berlari menuju halte bus terdekat. Wajahnya memerah karena amarah yang meluap. Berkali kali ia mengatakan "bodoh" bahkan semua yang ia lewati ia caci maki.
"Kau bodoh Yura! Kenapa Luna kau bentak, dia tak salah" maki Yura. Sebenarnya, Yura hanya marah karena tak ada satupun yang mengajaknya bicara. Tapi mungkin ia sudah kelewatan pada Luna. Sifat emosionalnya sangat susah terkendali. Bagaimana bisa Luna jadi korban kemarahan dan keegoisan Yura sendiri?

Yura menekan tombol di ponselnya. Berharap Luna mau mengangkatnya. Tapi, tak diangakatnya. Berkali-kali Yura menelpon, berkali-kali juga Luna tak mengangkatnya.

Mungkin ini akan jadi hari terburuk dalam hidup Yura.

*****
TBC
Yuhuu! Gimana? masalah makin rumit aja, pemirsa. Hahaha, Pake musuhan lagi? Aduh sudahlah.
Bye!!!!

Spring Summer Fall Winter and Spring [EXO FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang