03

29 14 2
                                    

Happy weekend....😘😘😘👻👻🦄

--------------------------------xxxxx----------------------------

Menyenderkan tubuhnya sejenak di depan loker tempat kerjanya yang terakhir. Jam tangan di lengan kecil Rayna menunjukkan pukul 11 malam. Jam kerjanya sudah usai. Hari ini dia sedikit lembur karna salah satu pengunjung mengadakan pesta ulang tahun di cafe tempatnya bekerja.

Lelah jelas sekali dirasakan oleh Rayna, butiran keringat besar membasahi kening putihnya. Bergegas mengambil baju ganti dan berjalan ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya sebentar sebelum dia kembali ke rumah sakit untuk menjaga ayahnya.

Beberapa minggu terakhir ini sebelum ayahnya operasi, Rayna sering bolak-balik rumah sakit untuk melihat keadaan ayahnya. Jarak antara rumah sakit dan cafe tempat dia bekerja tidak terlalu jauh. Jika berjalan kaki, hanya butuh waktu sekitar 20 menit saja. Rayna sendiri baru 3 bulan ini bekerja di cafe sebagai waiters.

Sebenarnya dengan umurnya dia yang sekarang jelas tidak diperbolehkan untuk bekerja di tempat cafe seperti ini, tapi beruntung lha pemilik cafe tersebut adalah teman Rainer.

Rainer dan Juna banyak membantu Rayna, maka dari itu Rayna jelas tidak mau merepotkan mereka lagi. Walaupun teman-temannya itu sering juga merepotkan Rayna dalam hal pelajaran.

Trriinngg... One message from Lelaki paling tampan 😎

Satu pesan masuk di ponsel yang Rayna tinggalkan di lokernya. Rayna belum membacanya karna masih dikamar mandi. Setelah selesai membersihkan wajahnya, Rayna langsung mengambil barang-barangnya kemudian bergegas menuju rumah sakit.

"Ray!?" Panggil Kim, teman Rainer.

Rayna menghentikan langkahnya yang baru saja keluar dari ruang ganti karyawan.

"Ada titipan buat lo nih" Mengangkat paper bag coklat yang ntah apa isinya.

Rayna berjalan mendekati Kim. Kim sendiri seumuran dengan Rayna dan Rainer. Cafe ini sendiri punya Kim, biasa lha anak orang kaya pasti tidak perlu di tanyakan lagi.

"Ini apa?" Tanyanya singkat.

"Biasaa lhaa. Tadi dia langsung balik soalnya ayahnya datang jadi dia harus jemput kebandara" Penjelasan Kim membuat Rayna sedikit berfikir.

Menerima paper bag coklat yang ternyata berisi beberapa makanan dan minuman kesukaannya.

"Oh iya, nih" Kim meletakkan 2 buah buku matematika diatas meja bar.

Rayna paham untuk kebiasaan kim yang selalu menyuruhnya mengerjakan PR matematika. Tentu saja tidak gratis, Kim akan memberikan upah tambahan diluar gajinya sebagai karyawan di cafenya. Hal ini selalu Rayna lakukan semenjak dia bekerja dicafe dan Kim tahu kalau dia sangat pintar matematika.

"Dan ini bayarannya di muka" Meletakkan beberapa lembar kertas uang sebagai bayaran untuk pekerjaan "tambahan" Nya.

"Kapan?"

"Hmm buat lusa sih"

Melihat-lihat lembar demi lembar soal matematika yang menjadi tugas rumah Kim.

"Udah gue tandai juga kok yang mana aja"

"Nggak terlalu banyak sih" Buku kedua dibukanya. "Elo nggak kebanyakan ngasih fee-nya?"

"Kagak, sebanding lha sama kerjaan elo yang rapi. Berkat elo juga gue bisa belajar lebih mudah dan peringkat kelas gue naik" Puji Kim.

Setelah mengenal Rayna, nilai pelajaran Kim memang ada peningkatan. Oh iya, Kim dan Rainer bersekolah di sekolah yang sama. Jadi, sangat mudah bagi Rainer menebak alasan dibalik nilai Kim yang mulai meningkat.

"Bawa pulpen nggak?" Tanya gadis yang saat ini memilih untuk menyingkirkan paper bag coklat dan duduk di kursi bar.

Kim mengerutkan dahinya, melihat wajah Rayna yang sebenarnya sudah lelah tetapi masih harus mengerjakan pekerjaannya.

"Elo nggak capek? Muka lo pucet tuh" Memberikan pulpen kepada Rayna.

"Kagak" Singkatnya kemudian mulai melihat dan membaca soal-soal di buku matematika itu.

Kim mengangkat kedua bahunya, kemudian melanjutkan membersihkan meja bar.

"Kampret, pulpen elo nggak makan dodol" Cibir Rayna yang mendapati pulpen yang dia pegang tidak mengeluarkan tinta.

"Lha, masa sih.. Sorry-sorry" Kim mencari pulpen baru dan mencobanya. Setelah mendapatkan pulpen baru, Rayna bergegas menjawab soal-soal dengan tenang.

Tak butuh waktu lama bagi Rayna untuk mengerjakan PR kim. Tepat pukul set 12 semua tugasnya selesai. Alasan Rayna memilih untuk langsung mengerjakan tugas Kim adalah Fee yang cukup besar.

Rayna jelas sungkan jika dia harus menunda pekerjaannya itu. Selesai dengan tugasnya, Rayna kembali kerumah sakit.

Perjalanan malam yang tenang, jalanan malam ini juga tampak sepi. Alunan musik di headset Rayna sangat terdengar jelas. Udara malam ini juga sedikit dingin dari biasanya. Tubuh ringkih Rayna saat ini ingin segera bertemu dengan ayahnya kemudian membaringkan tubuhnya di kasur.

Lorong-lorong rumah sakit yang sepi kian mencekam, membuat rasa takut sedikit bersarang di tubuh ramping Rayna. Hingga dia tiba di salah satu kamar pasien.

Terbaring lemah sosok seorang lelaki tua yang tengah terlelap tidur dengan selang yang menacap di tubuhnya. Mulai dari selang infus, selang oksigen dan beberapa kabel yang menempel di dada ayahnya itu, membuat Rayna tertunduk lesu.

Meraih tangan halus ayahnya, Rayna menyapa ayahnya. Tidak, Rayna tidak pernah menangis didepan ayahnya. Rayna tahu, orang yang terbaring di rumah sakit dalam keadaan koma sekalipun masih bisa mendengar perkataan orang disampingnya.

Maka dari itu, Rayna hanya membicarakan hal-hal yang menyenangkan didepan ayahnya. Sebelum tidur, Rayna mengecup kening keriput ayahnya sembari mengatakan selamat malam ayah.

Menghela nafas panjang, membaringkan punggungnya yang sudah sangat kaku di atas tempat tidur lipat. Melihat langit-langit atap ruangan rumah sakit, Rayna teringat sesuatu kemudian mengambil ponsel yang ada disakunya.

12 pesan singkat dari 2 orang yang belum dia buka.

Lelaki paling tampan 😎
Jangan lupa makan Ay
Makanannya aku titipkan Kim, hari ini ayah datang jadi aku harus menjemputnya
Fotoin makanannya kalau sudah habis
Belom pulang? Sudah lewat dari jam kerjamu lho
Besok ku jewer kuping Kim karna menyuruhmu mengerjakan tugasnya.
Kabari aku jika sudah di rmh sakit.

Junjun 🤠
Ray
Ini aku. Junjun alias Juna
Besok aku jemput di rs ok
Harus mau. Krna aku searah ke rs untuk mengantar barang.
Hay Ray.. Kau masih hidupkan
Coba kirimkan aku nafasmu jika kamu memang masih hidup.

Tetap dengan wajah datarnya, Rayna membaca pesan singkat yang belum dia balas. Mengetik beberapa pesan untuk kedua temannya itu sebelum dia memasuki alam mimpi.

Lelaki paling tampan 😎
Gpp, fee nya lumayan untuk peganganku.
Aku udah sampai rs ya, terima kasih untuk makanannya. Sudah aq habiskan sambil mengerjakan PR-nya Kim tadi.
*send pic
Good nite

Junjun 🤠
Aku membalas pesanmu berarti masih hidupkan?
Good nite

Tak perlu menunggu balasan dari mereka, karna Rayna yakin mereka sudah tidur. Jam di dinding menunjukkan pukul set 1 pagi. Rayna hanya memiliki beberapa jam saja untuk membawanya ke alam yang indah untuk beristirahat sebelum dia harus kembali ke alam nyata. Sedetik kemudian, Rayna sudah berangkat ke alam yang indah.

One message Lelaki paling tampan 😎

Lelaki paling tampan 😎
Good nite, Ay 🤫

------------------------------

#happy reading guys.
Jangan lupa share, like dan komen 🐮🦄😋😇

Snow LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang