08

7 4 0
                                    

Genjreng...

So honey now
Take me into your loving arms
Kiss me under the light of a thousand stars
Place your head on my beating heart
I'm thinking out loud
Maybe we found love right where we are

Suara gitar di balkon kamar Nalendra terdengar merdu ditambah dengan suara berat tetapi lembut membuat lagu barat itu terdengar romantis.

Malam ini tidak ada pesta seperti biasanya.

Hal itu dilakukan karna kakak pertamanya akan pulang kerumah. Jelas Nalendra tidak mau nyari penyakit terlebih lagi kadang Agam membawa wanita seksi untuk bercinta disembarang tempat.

Menatap langit mendung malam ini, sepertinya hujan sebentar lagi akan turun. Hawa dingin mulai dirasakan Nalendra. Tetapi, Jari jemarinya masih memetik senar gitar dengan lembut. Terdiam dengan tatapan kosong. Hampa dan sepi. Tak ada yang bisa dia lakukan.

"Gabut gue"

Menghela nafas panjang kemudian memainkan gitarnya dengan keras bersamaan dengan suaranya yang berubah menjadi cempreng.

I'd spend 10, 000 hours and 10, 000 more
Oh, if that's what it takes to learn that sweet heart of yours
And I might never get there, but I'm gonna try
If it's 10, 000 hours or the rest of my life
I'm gonna love you (Ooh, ooh-ooh, ooh, ooh)

Genjreengg....

"Lagi jatuh cinta sama siapa dek??" Suara seorang lelaki membuatnya menoleh.

"Abang" Nalendra terkejut.

Melipat kedua tangannya di depan dadanya, lelaki itu sedang berdiri menyenderkan tubuhnya dipintu balkon kamar Nalendra.

"Kapan abang datang??"

"Dari tadi sih, dari awal kamu nyanyi lagunya Ed sharen"

Bluss..

Wajah Nalendra seketika memerah, menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal. Kakak laki-lakinya sudah datang. Nalendra berdiri dan berjalan kedalam kamar meletakkan gitarnya di samping meja belajar.

"Ayoo kebawah, abang kenalin sama orang baru yang akan mengurusmu dan abang" Melangkahkan kaki keluar kamar.

Kata terakhir membuat Nalendra mengernyitkan keningnya.

Mengikuti langkah kakaknya, "Kok sama abang juga?? Aku kira cuman buat aku aja kayak mbak ratna"

"Ya nggak lha, buat abang juga"

"Berarti abang bakalan sering pulang kan?? Nggak tidur apart lagi kan?" Tanyanya dengan wajah senang.

Langkah kaki jenjang lelaki itu berhenti di tengah anak tangga membuat Nalendra juga terhenti lebih tinggi daripada kakaknya.

Melihat kearah Nalendra dengan wajah aneh. "Why?? Bukannya senang ya kalo abang nggak ada di rumah. Kamu bisa bebas party terus"

"Kagak"

"Kagak salah" Lanjut lelaki yang lebih tua itu.

Nalendra seperti maling yang tertangkap basah. Hanya bisa memamerkan barisan giginya dan pasrah. Mereka pun kembali melanjutkan perjalanan menuju dapur.

Di balik meja besar yang ada didapur, tampak seorang wanita muda dengan rambut yang terurai panjang, mengenakan kaos putih berbalut kemeja biru laut dan celana jeans putih sedang berdiri menunggu lelaki yang membawanya ke rumah besar ini.

"Len, kenalin ini Rayna" Ucap Albyan sambil menunjuk kearah Rayna.

Rayna membungkukkan badannya kecil sebagai sapaan hormat, sementara Nalendra terdiam melihat gadis dengan wajah datar didepannya.

Snow LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang