Harshword,
Please be wise when reading, it contains adult scenes 21+⛔️Ini bukanlah pertama kalinya Revan mencium bibir Nafa, tetapi kenapa rasanya sore ini sungguh berbeda? Revan mendalami ciumannya dan Nafa pun membalas permainan Revan dengan bergantian melumat bibir Revan dengan lembut sementara tangannya sibuk bergerak meremas rambut hitam suaminya itu.
Revan semakin dibutakan pada gairahnya saat tangan Nafa ini mengelus lehernya dan itu mampu membuatnya mengerang lembut. Kini Revan bangkit dan mengurung Nafa dalam lengannya, Revan kembali memperdalam ciuman mereka sampai Nafa mendesah atas namanya. Revan sesekali mengelus dada Nafa dengan lembut sampai napas Nafa terengah engah dan merasakan sedikit nyeri disana. Namun Nafa membiarkan Revan melakukan apa yang Revan mau, lagi pula kan Revan suaminya jadi Nafa akan memberikan apa yang menjadi hak Revan.
Nafa mulai merasakan Revan menciumi lehernya dan sesekali menyesap tulang selangkanya dan Nafa membiarkan hal itu, kini tangan Revan mendarat pada area intim Nafa dengan bibir yang masih sibuk menari dengan bibir Nafa. Nafa terperanjat saat tangan Revan sudah mengelus area miliknya dibawah sana namun Revan masih menahan jeritan Nafa dengan bibirnya.
Tentu saja aktivitas Revan dibawah sana membuat Nafa sesekali mendesah namun saat tubuh Nafa sudah merespon perlakuan Revan dan memintanya untuk lebih, diluar dugaan Revan tiba tiba menghentikan permainan manis dan sensual itu. Revan menarik bibirnya dari bibir Nafa dan Revan tersenyum lembut lalu mencium kening Nafa dengan sangat lama kemudian dia segera bangkit dari atas Nafasya.
"Kamu kenapa?" tanya Nafa yang menatap Revan dengan pandangan tidak percaya sekaligus sedikit kecewa.
"Kita lanjut besok aja," jawab Revan dengan senyuman amat manis yang pernah Nafa lihat.
Kemudian Revan bergerak mencium wajah Nafa mulai dari pipi kanan, pipi kiri, kening dan bibir. "Aku bener bener capek, mau mandi dulu ya!"
Setelah itu Revan meninggalkan Nafa yang masih terdiam dengan pertanyaan di kepalanya. Namun Nafa berfikir positif saja bahwa Revan sedang lelah karena setengah hari ini dia ada diluar. Sementara itu Revan di kamar mandi mengumpati dirinya sendiri, dia menatap pantulan dirinya dicermin dengan pandangan kecewa.
"Bajingan lo, Revan!" umpatnya.
Dia mati matian menahan teriakannya agar tidak terdengar oleh sang istri diluar sana. Revan mengusap wajahnya kasar dan mengerang frustasi. Dia sangat teramat berdosa dan merasa bersalah pada Nafa. Bagaimana bisa saat dia bercinta dengan Nafa, bayangan Zahra terlintas dalam bayangannya. Gila memang, Revan sudah gila. Dia benar benar berfantasi dengan wajah Zahra saat dia sedang bercinta dengan istrinya.
Bukan hanya dia merasa berdosa pada Nafa, dia juga berdosa pada Zahra. Yang awalnya hendak melupakan Zahra dengan pendekatan pada Nafa namun menjadi boomerang untuk dirinya sendiri. Apakah sedalam itu perasaannya pada Zahra? Demi Tuhan, Revan juga ingin mencintai Nafa hanya saja menghapus bayang bayang sang mantan itu sangat sulit ia lakukan.
Rahasia terbesarnya mengenai dia menduakan Nafa beberapa bulan lalu masih dia simpan sampai kapannya dia tak tahu dan semoga saja Nafa tak pernah tahu bahwa saat Revan menyatakan cintanya itu Revan masih bersama Zahra. Revan sama bajingannya dengan Harsa namun bedanya Harsa masih setia pada satu wanita sementara dia mati matian melupakan mantannya demi bisa mencintai istrinya.
Mama tak pernah mengajarinya untuk menyakiti hati wanita manapun, ingatkan Revan untuk meminta maaf pada Mama karena dia sudah menyakiti Nafa yang tak tahu permasalahan hatinya. Harusnya dia tak perlu menyeret Nafa pada permasalahannya. Harusnya Revan menyelesaikan terlebih dulu patah hatinya. Harusnya Revan menyelesaikan dulu permasalahan hatinya terlebih dulu. Namun Revan bertindak gegabah, dengan rasa percaya diri itu Nafa dia nikahi dengan sebuah tawaran kebahagiaan pada Nafa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Trouble : Revan | RENJUN
Fanfiction"Makan dulu abisin, tunggu gue bayar baru lo minta putus. Biar lu nggak usah bayar bill." Sikap Revan kepada Nafa kalau kata orang bukan seperti seorang pacar, melainkan musuh. "Semalem aku pulang jam 2 malem, jadi nggak balas chat kamu. Maaf ya y...