Special Chapter 2: Parallel World

129 8 1
                                    

Cirrus x Phugun

----------------------------------------

Cahaya terang menerpa wajah seorang pemuda yang berbohong. Di sebelahnya ada meja penuh obat anti demam, air dan handuk kering.

Meski terdapat tirai di dalam kamar, namun sinar matahari masih mampu masuk dan menerpa wajah pria tersebut sehingga membuatnya bergerak.

Cir merasakan tubuhnya begitu berat hingga dia tidak bisa bergerak, dengan sedikit tenaga yang dimilikinya, dia membuka matanya.

Dia tiba-tiba melihat gambaran buram senyuman seseorang.

Siapa itu? tanya Cir.

Saat dia masih menyesuaikan matanya dari sinar matahari, sekelilingnya menjadi jelas. Dia melihat dirinya di ruangan yang familiar.

Dia ada di kamarnya.

Meski Cir sedang tidak enak badan, dia tetap harus bangun dari tempat tidurnya.

Otaknya tidak berfungsi dengan baik karena sampai saat ini dia masih bingung dimana dia sebenarnya berada, padahal dia sudah tahu dia ada di kamarnya.

Dia ingat tertidur karena demamnya. Namun yang membuatnya bingung adalah kenangan akan seorang pemuda terlintas di benaknya disusul kenangan yang berkelebat cepat bersama pemuda itu.

Cir harus menghentikan apa yang dipikirkannya karena kepalanya kembali sakit.

Hal terakhir yang dia ingat dengan jelas adalah dia memberi tahu teman-temannya bahwa dia tidak dapat menghadiri kelas, karena dia merasa tidak enak badan.

Cir berjalan ke meja samping tempat tidur dan minum obat, dia mengoleskan gel antipiretik ke dahinya, dia merendam handuk dan menyeka dirinya dengan itu, setelah semua itu dia kembali ke tempat tidur. Ia ingin beristirahat agar segera pulih karena masih banyak hal penting yang harus dilakukan.

Saat Cir terbangun dari istirahatnya, dia bertanya-tanya kenapa dia ada di sana?.

"Rumah sakit?"

Kenapa dia teringat dia terbangun di rumah sakit.

Apa yang dia lakukan di sana? Bagaimana dia sampai di sana?

Semuanya buram, orang-orang, percakapan yang didengarnya, semuanya.

Cir hanya bisa mengingat dia berada di rumah sakit, tidak ada yang lain, dia bahkan tidak tahu kenapa dia ada di sana.

Ini terasa seperti mimpi.

Dia tidak ingat berbicara dengan siapa pun.

Apakah dia benar-benar disana? Cir sangat bingung sekarang.

Seseorang mengunjunginya.

Dengan pemikiran tersebut Cir harus memegangi kepalanya karena ia kembali merasakan sakit kepala, kali ini bukan karena demamnya, melainkan karena ia berusaha mengingat kenangan itu.

Siapa anak laki-laki itu?

Kenapa dia tersenyum sedih?

THE BOY NEXT WORLD (INDONESIA TRANSLATE) + special babTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang